Konflik Iran Vs Israel
Trump: Israel Kirim Agen ke Iran untuk Cek Fasilitas Nuklir yang Dibom AS, Yakin Hancur Total
Presiden AS Donald Trump mengatakan Israel mengirim agen ke Iran untuk memeriksa kehancuran fasilitas nuklir yang dibom oleh AS pada 22 Juni 2025.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengungkapkan Israel mengirim agen ke lokasi nuklir Iran yang dibom untuk memverifikasi kehancuran totalnya.
"Serangan mendadak yang dilancarkan Amerika Serikat begitu cepat sehingga Teheran tidak dapat mengeluarkan uranium dari lokasi tersebut," kata Trump dalam sebuah pernyataan di sela-sela pertemuan puncak NATO di Den Haag, Rabu (25/6/2025).
"Serangan udara tersebut menghancurkan fasilitas nuklir Iran dan membuat program nuklirnya mundur beberapa dekade," lanjutnya.
Pernyataan tersebut muncul setelah adanya kabar kebocoran penilaian intelijen awal yang menunjukkan Iran dapat membangun kembali programnya dalam beberapa bulan.
"Saya memahami bahwa Israel sedang mempersiapkan laporan tentang hasil serangan, dan saya diberitahu bahwa mereka mengonfirmasi bahwa apa yang terjadi adalah kehancuran total," kata Trump.
"Mereka menyuruh orang-orang mendatangi lokasi setelah serangan, dan mereka mengatakan bahwa lokasi itu hancur total. Dan saya yakin lokasi itu hancur total," jelasnya, seperti diberitakan The Times of Israel.
Sebelumnya, CNN mendapat bocoran penilaian rahasia yang disiapkan oleh Badan Intelijen Pertahanan (DIA), yang menyebutkan penilaian mencakup perkiraan Iran dapat memulihkan program nuklirnya dalam beberapa bulan.
"Penilaian yang dituduhkan ini sepenuhnya salah. Penilaian itu diklasifikasikan sebagai rahasia tingkat tinggi, tetapi dibocorkan ke CNN oleh seorang individu anonim berpangkat rendah di komunitas intelijen," tulis sekretaris pers Gedung Putih, Caroline Levitt, di Twitter.
"Kebocoran penilaian ini merupakan upaya yang jelas untuk melemahkan Presiden Trump dan mendiskreditkan pilot pesawat tempur pemberani yang melaksanakan misi teladan untuk menghancurkan program nuklir Iran," tegasnya.
"Semua orang tahu apa yang terjadi ketika empat belas bom seberat 30.000 pon dijatuhkan tepat pada sasarannya: kehancuran total," pungkas Levitt.
Sebelumnya pada Minggu (22/6/2025), AS meluncurkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran di Isfahan, Natanz, dan Fordow untuk membantu Israel dalam perangnya.
Baca juga: CNN Balik Mengecam Trump karena Mengatakan Reporter Natasha Bertrand Harus Diusir Seperti Anjing
Perang Israel-Iran dimulai pada 13 Juni 2025 saat Israel menyerang Iran dan kemudian melibatkan AS yang pada 22 Juni 2025 membombardir tiga fasilitas nuklir Iran dengan bom GBU-57.
Iran membalas serangan AS pada Senin, 23 Juni 2025 dengan menyerang pangkalan militer AS di Al Udeid, Qatar.
Pada Selasa (24/6/2025), Trump menyatakan Israel dan Iran menginginkan gencatan senjata dan mendatanginya hampir bersamaan.
Trump mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Iran berlaku mulai Selasa, 24 Juni 2025, mengakhiri perang selama 12 hari.
Setelah gencatan senjata tercapai, Israel menyatakan akan kembali memusatkan serangan militernya ke Jalur Gaza, memperpanjang konflik dengan Hamas sejak Oktober 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.