Konflik Iran Vs Israel
Kementerian Luar Negeri Iran Akui Fasilitas Nuklirnya Rusak Parah akibat Serangan AS
Kementerian Luar Negeri Iran secara terbuka mengakui, situs nuklirnya "rusak parah" akibat serangan Amerika Serikat (AS) Minggu (22/6/2025) malam.
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Luar Negeri Iran secara terbuka mengakui, situs nuklirnya "rusak parah" akibat serangan Amerika Serikat (AS) yang dilancarkan pada Minggu (22/6/2025) malam hari waktu Teheran lalu.
Sebagai informasi, ada tiga fasilitas nuklir Iran yang menjadi target serangan dengan code name Operation Midnight Hammer tersebut.
Yakni, fasilitas nuklir di Fordow dekat Qom, dan dua fasilitas nuklir lain di Natanz dan Isfahan.
Adapun pasukan AS menjatuhkan bom penghancur bunker bernama GBU-57 Massive Ordnance Penetrators (MOP) di Fordow, dikutip dari BBC.
Bom tersebut berbobot 13.000 kg dan mampu menembus beton setebal 18 m atau tanah setebal 61 m sebelum meledak.
AS menjadi satu-satunya negara yang memiliki bom penghancur bunker dengan daya kerusakan masif tersebut.
Sementara, fasilitas pengayaan uranium di Fordow sendiri terkubur dalam di bawah gunung dan disebut-sebut berperan penting bagi ambisi nuklir Iran.
Dilansir Independent.co.uk dan cbc.ca, Iran mengaku bahwa situs nuklirnya rusak berat akibat bom penghancur bunker AS, Rabu (25/6/2025).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, mengonfirmasi bahwa fasilitas nuklir negara itu telah "rusak parah" dalam serangan AS akhir pekan lalu.
Namun, saat berbicara dengan Al Jazeera, Esmail Baghaei menolak untuk menjelaskan secara rinci, tetapi mengakui serangan oleh bomber B-2 Amerika yang menggunakan bom penghancur bunker sangat signifikan.
"Instalasi nuklir kami telah rusak parah, itu sudah pasti," katanya.
Baca juga: Presiden Turki Sebut Perdamaian dengan Israel Mustahil Terwujud Selama Israel Terus Menyerang Gaza
Sementara itu, juru bicara militer Israel Brigjen Effie Defrin mengatakan, penilaian pihaknya juga menyatakan bahwa fasilitas nuklir Iran telah "rusak parah" dan membuat program nuklirnya "mundur beberapa tahun."
Hal tersebut disampaikan Effie Defrin pada Rabu kemarin.
Selain itu, Komisi Energi Atom Israel (IAEC) setuju dengan penilaian AS yang menyatakan bahwa serangan pada akhir pekan lalu ini telah mencapai tujuannya.
"Serangan AS yang menghancurkan di Fordow menghancurkan infrastruktur penting situs tersebut dan membuat fasilitas pengayaan tidak dapat dioperasikan," kata IAEC dalam sebuah pernyataan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.