Konflik Iran Vs Israel
Trump Cari Aman, Keluarkan Travel Warning Global, Imbau Warga AS Waspada di Tengah Konflik
AS rilis peringatan perjalanan atau Travel Warning Global, buntut konflik panas yang berkecamuk di Timur Tengah pasca Iran serang pangkalan Al Udeid.
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Donald Trump merilis peringatan perjalanan atau Travel Warning Global, Rabu (24/6/2025).
Biasanya, peringatan seperti ini dikeluarkan saat terjadi konflik besar, serangan teroris, atau ketegangan politik internasional.
Dalam situasi sekarang, AS khawatir akan adanya aksi balasan susulan dari Iran atau kelompok yang mendukung Iran terhadap warga atau fasilitas milik Amerika di luar negeri.
Karena itu, pemerintah mengimbau warganya agar menghindari keramaian, tidak bepergian ke tempat yang berbahaya, dan selalu memantau perkembangan situasi dari sumber resmi.
Peringatan tersebut turut dirilis Trump kepada seluruh warganya yang berada di luar negeri, setelah meningkatnya ketegangan internasional akibat serangan udara Amerika terhadap fasilitas nuklir Iran.
“Karena situasi keamanan yang tidak stabil di banyak wilayah dunia dan meningkatnya ketegangan, kami mengimbau semua warga negara Amerika untuk selalu waspada, berhati-hati saat bepergian, dan terus memantau informasi dari sumber resmi,” bunyi pernyataan tersebut, dikutip Newsweek.
Adapun peringatan ini diumumkan hanya beberapa jam setelah Amerika Serikat meluncurkan serangan presisi terhadap tiga situs nuklir utama Iran, yaitu Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Presiden AS menyatakan bahwa serangan ini merupakan upaya pertahanan diri dalam menghadapi ancaman yang dinilai serius.
Sebab, akhir-akhir ini Iran dituding melakukan aktivitas pengayaan nuklir yang mencurigakan.
Sejalan dengan peringatan dari Departemen Luar Negeri, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) juga mengeluarkan Buletin Sistem Penasihat Terorisme Nasional.
Buletin tersebut memperingatkan bahwa "konflik Iran yang sedang berlangsung menyebabkan lingkungan ancaman yang meningkat di AS."
AS Perintahkan Diplomat Evakuasi Diri
Adapun sebelum travel warning dirilis, Trump lebih dulu memerintahkan penarikan staf diplomatik non-esensial serta keluarga mereka dari Timur Tengah khususnya wilayah Irak dan Lebanon.
Baca juga: Iran Diduga Serang Pangkalan Militer AS di Qatar, Ledakan Keras dan Suar Penuhi Langit Doha
Langkah itu diambil sebagai tindakan pencegahan menyusul meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran.
Tak dijelaskan sampai kapan penarikan ini berlangsung, namun diperkirakan upaya penarikan bakal berdampak terhadap operasional harian di kedutaan besar dan konsulat AS.
Imbasnya beberapa layanan, seperti penerbitan visa dan bantuan warga negara, akan dibatasi.
Meski demikian, Pemerintah Amerika memastikan bahwa operasional diplomatik inti tetap berjalan.
“Kami mempertahankan kehadiran penting untuk memastikan komunikasi dan koordinasi tetap berlangsung dengan pemerintah setempat,” lanjut pernyataan dari Departemen Luar Negeri.
Maskapai Dunia Stop Penerbangan ke Timur Tengah
Terpisah, sebagai dampak langsung dari meningkatnya situasi keamanan, sejumlah maskapai penerbangan global telah menangguhkan atau membatalkan penerbangan ke beberapa tujuan di Timur Tengah, termasuk Dubai, Doha, dan Riyadh.
Situs pelacak penerbangan FlightRadar24 menunjukkan bahwa maskapai-maskapai menghindari wilayah udara di atas Iran, Irak, Suriah, dan Israel.
Pernyataan tersebut sejalan dengan upaya beberapa maskapai besar dunia seperti Emirates, Qatar Airways, Lufthansa, British Airways, dan Singapore Airlines yang mengumumkan perubahan jadwal bahkan penghentian sementara penerbangan menuju wilayah yang dianggap berisiko tinggi.
Penghentian penerbangan ke Timur Tengah bukan hanya soal jadwal pesawat yang tertunda, tapi juga menyangkut keselamatan, ekonomi, logistik, dan mobilitas manusia secara global.
Selama konflik belum reda, maskapai akan terus menyesuaikan operasionalnya demi menjaga keselamatan penumpang dan kru.
Namun jika situasi memburuk, bukan tidak mungkin semakin banyak wilayah yang ditutup untuk penerbangan, dan dampaknya bisa dirasakan di berbagai sektor, dari transportasi, logistik, hingga ekonomi global.
(Tribunnews.com/Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.