Konflik Iran Vs Israel
Warga Teheran Murka usai AS Serang Iran, Massa Turun ke Jalan: AS Bela Israel Terang-terangan!
Ledakan mengguncang tiga situs nuklir Iran. Warga menuduh AS berpihak ke Israel, sementara dunia khawatir perang terbuka.
TRIBUNNEWS.COM - Ledakan di langit Iran pada Sabtu (21/6/2025) dini hari bukan sekadar dentuman bom.
Bagi banyak warga Iran, serangan AS ke Iran adalah tamparan terhadap kedaulatan dan harga diri bangsa.
Serangan udara Amerika Serikat (AS) terhadap tiga situs nuklir utama Iran memicu gelombang kemarahan, demo spontan, dan ketegangan regional yang makin dalam.
Serangan yang diklaim sebagai “operasi pencegahan strategis” oleh Presiden AS Donald Trump, menargetkan fasilitas nuklir di Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Namun bagi publik Iran, serangan itu tak lain adalah sinyal dukungan terbuka Washington kepada Israel, yang tengah bersitegang dengan Teheran.
Warga Iran Turun ke Jalan: Trump Bela Israel!
Di Teheran, ribuan orang berkumpul di jalan-jalan sambil membawa poster bertuliskan “America is the enemy” dan “Hands off Iran.”
Aksi protes juga terjadi di Mashhad, Tabriz, hingga Shiraz.
“Trump menyerang kami bukan karena nuklir, tapi karena ingin menyelamatkan Israel,” ujar Farhad, seorang mahasiswa teknik kepada Reuters.
“Ini bukan tentang perdamaian dunia. Ini tentang siapa yang dikorbankan demi kepentingan Israel,” tambahnya.
Video-video yang tersebar di media sosial memperlihatkan warga meneriakkan yel-yel anti-AS, membakar bendera Amerika, dan menyerukan pembalasan.
Baca juga: Fasilitas Nuklir Iran, Fordow: Mengapa Dia Dilindungi dengan Sangat Baik 80 Meter di Bawah Tanah?
AS: Serangan Dipimpin Jenderal Dan Caine
Letnan Jenderal Dan Caine, komandan pasukan udara strategis AS, mengonfirmasi operasi ini dipimpin langsung olehnya.
Dalam wawancara eksklusif dengan CNN, ia mengatakan target telah dipilih berdasarkan intelijen gabungan dengan Israel.
“Ini adalah serangan terbatas, namun presisi, untuk menonaktifkan fasilitas-fasilitas yang secara aktif mengancam stabilitas kawasan,” ujar Letnan Jenderal Dan Caine.
Serangan dilakukan dengan pesawat B-2 Spirit dan rudal jelajah berpresisi tinggi.
Menurut Caine, tidak ada korban sipil karena semua target berada di area militer tertutup.
Apa Kata Pemerintah Iran soal Serangan AS ke Situs Nuklirnya?
Kementerian Luar Negeri Iran menyebut serangan ini sebagai “pelanggaran terang-terangan atas hukum internasional.”
Juru bicara militer Iran memperingatkan bahwa “semua opsi kini terbuka” sebagai respons atas serangan tersebut.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam pidato singkat menyatakan bahwa “Iran tidak akan tinggal diam.”
Pasukan Garda Revolusi Islam (IRGC) telah ditingkatkan status kesiagaannya di seluruh perbatasan dan fasilitas militer.
Tensi Kawasan Memanas
Serangan udara AS memperuncing konflik yang sudah panas di Timur Tengah.
Kelompok Houthi di Yaman, yang didukung Iran, mulai meluncurkan serangan roket ke wilayah Israel selatan, menurut laporan CBS News.
Sementara itu, Hamas di Gaza menyatakan dukungan terbuka untuk Iran dan mengecam “imperialisme militer AS.”
Baca juga: 9 Fakta Serangan Amerika ke Fasilitas Nuklir Iran: Kondisi Terkini, UEA hingga Inggris Bereaksi
Analis dari New York Times memperingatkan bahwa tindakan ini bisa mempercepat masuknya AS dalam konflik regional skala penuh.
“Trump bermain api,” tulis kolumnis Thomas Friedman.
“Jika Iran membalas, maka ini bukan lagi soal nuklir, tapi perang terbuka antara dua kekuatan besar.”
Dunia Internasional Serukan Tahan Diri
Tiongkok dan Rusia mengecam keras langkah militer Amerika Serikat dan mendesak agar Dewan Keamanan PBB segera menggelar sidang darurat.
“Kami menolak segala bentuk aksi sepihak yang dapat memperburuk situasi di Timur Tengah,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam pernyataan resminya di Moskow.
Beijing juga menyerukan deeskalasi segera dan memperingatkan bahwa stabilitas kawasan tidak boleh dijadikan korban ambisi geopolitik negara manapun.
“Konflik tidak boleh diselesaikan dengan bom,” tegas Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, dalam konferensi pers yang dikutip NDTV.
“Tindakan militer akan membuka jalan bagi spiral kekerasan yang sulit dikendalikan.”
Uni Eropa menegaskan bahwa penggunaan kekuatan hanya akan semakin menjauhkan dunia dari diplomasi.
Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, blok tersebut menyerukan agar semua pihak “menunjukkan penahanan diri maksimal” dan “kembali ke meja perundingan secepat mungkin.”
Ia juga memperingatkan bahwa eskalasi militer bisa merusak peluang pemulihan JCPOA (Kesepakatan Nuklir Iran 2015) yang sempat dibahas ulang tahun lalu.
Pemerintah Turki, yang selama ini menjaga hubungan sensitif dengan Iran maupun NATO, juga mengecam serangan udara tersebut.
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan menyebut aksi AS sebagai “tindakan gegabah” dan memperingatkan bahwa “serangan seperti ini berisiko mengobarkan api yang tak bisa dipadamkan.”
Baca juga: Trump Serang Iran, Dubes AS Ancam Balasan Mengerikan jika Teheran Melawan Lagi
Sementara itu, Qatar dan Oman—dua negara Teluk yang kerap menjadi perantara diplomatik—menawarkan diri sebagai penyalur jalur komunikasi rahasia antara Washington dan Teheran.
“Kami siap memfasilitasi dialog untuk mencegah eskalasi lebih lanjut,” kata seorang pejabat senior Qatar kepada Reuters secara anonim.
Akankah Dunia Menuju Perang Terbuka?
Sejumlah analis memperkirakan bahwa dampak dari serangan ini tidak akan berhenti pada reaksi warga dan kecaman diplomatik.
Jika Iran memutuskan untuk membalas secara langsung, kawasan dapat berubah menjadi ajang konflik terbuka antara Iran, Amerika Serikat, dan Israel.
“Jika Teheran meluncurkan serangan balasan terhadap aset AS di Teluk, kita bisa melihat keterlibatan militer langsung yang belum pernah terjadi sejak Perang Teluk,” ujar Aaron David Miller, analis senior bidang Timur Tengah di CNN.
Kolumnis New York Times Thomas Friedman juga memperingatkan potensi krisis global.
“Serangan ini bukan hanya menghancurkan fasilitas nuklir, tapi juga membunuh ruang diplomasi yang tersisa,” tulisnya.
“Setelah ini, semua tindakan Iran akan dibaca sebagai ancaman yang harus dibalas. Lingkaran eskalasi terbuka lebar," ucap Kolumnis New York Times.
Dari sisi ekonomi, pasar minyak dunia sudah menunjukkan respons negatif.
Harga minyak mentah Brent melonjak lebih dari 5 persen dalam waktu 24 jam usai serangan.
“Setiap ketidakpastian di Selat Hormuz berdampak langsung pada energi global,” kata Radhika Desai, analis energi dari NDTV.
“Iran bisa saja menggunakan jalur pelayaran itu sebagai tekanan balik, dan itu akan mengguncang pasar dalam hitungan hari.”
(Tribunnews.com/ Andari Wulan Nugrahani)
Sumber: TribunSolo.com
Konflik Iran vs Israel
Teheran
Israel
Amerika Serikat
Amerika Serang Iran
Perang Iran-Israel
Donald Trump
Konflik Iran Vs Israel
Iran Pamer Kekuatan Besar Tembak Rudal ke di Teluk Oman, Bikin Israel Was-was |
---|
Iran Pamer, Sebut Rudal yang Hantam Israel Hanya Rudal Lawas: Yang Baru Lebih Dahsyat |
---|
Perang 12 Hari Lawan Israel Sisakan Kekacauan di Seluruh Iran: Transportasi Lumpuh, Sinyal Kacau |
---|
Israel dan Iran Jauh dari Kata Damai, Perang Bayangan Sengit Intelijen hingga Serangan Siber |
---|
Mossad Israel Sukses Rekrut 'Orang Dalam' Nuklir Iran, Teheran Eksekusi Gantung Rouzbeh Vadi |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.