Konflik Iran Vs Israel
Beri Ancaman ke AS, Pejabat Iran: Trump Memulai Perang, Kami yang akan Mengakhirinya
Tindakan permusuhan baru-baru ini oleh Amerika Serikat memperluas cakupan target yang sah bagi angkatan bersenjata Iran.
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada Sabtu (21/6/2025).
Operasi tersebut bertujuan untuk mendukung Israel dalam perangnya melawan Iran — yang berlangsung sejak 13 Juni — dengan melumpuhkan kapasitas pengayaan uranium Teheran, menurut Asharq News.
Juru bicara Markas Besar Pusat Khatam al-Anbiya, Ebrahim Zolfaqari, mengatakan tindakan permusuhan baru-baru ini oleh Amerika Serikat memperluas cakupan target yang sah bagi angkatan bersenjata Iran.
Ebrahim Zolfaqari mengatakan AS harus menanggung akibat berat atas tindakannya.
"Tuan Trump, si penjudi, Anda mungkin memulai perang ini, tetapi kamilah yang akan mengakhirinya," ujarnya dalam sebuah video yang dibagikan pada Senin (23/6/2025).
Serangan AS ke Iran
Presiden AS Donald Trump mengumumkan kemampuan pengayaan uranium Iran telah dihilangkan.
Trump pun memperingatkan Teheran agar tidak melakukan "respons balasan."
Namun, Teheran menggambarkan kerusakan tersebut sebagai "terbatas" dan menepis indikasi kebocoran radiasi.
Serangan AS tersebut melibatkan 14 bom penghancur bunker, lebih dari dua lusin rudal Tomahawk, dan lebih dari 125 pesawat militer, dalam sebuah operasi yang disebut oleh jenderal tinggi AS, Jenderal Dan Caine, sebagai "Operasi Tengah Malam."
Asharq News melaporkan serangan itu menargetkan tiga fasilitas nuklir penting yang berperan dalam siklus bahan bakar nuklir Iran yaitu Fordo, Natanz, dan kompleks nuklir Isfahan.
Baca juga: 10 Anggota Garda Revolusi Islam Iran Tewas dalam Serangan Udara Israel ke Penyimpanan Rudal di Yazd
Lokasi-lokasi ini mencakup seluruh rantai pengayaan bahan bakar — dari konversi uranium mentah, melalui pengayaan, hingga produksi bahan bakar dan komponen teknis untuk reaktor penelitian.
Di sisi lain, Maryam Rajavi, kepala oposisi Dewan Nasional Perlawanan Iran yang berpusat di Paris mengatakan pada Minggu (22/6/2025), Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, bertanggung jawab atas program nuklir yang kini telah "menghilang dalam asap" dan harus dihentikan.
"Sekarang Khamenei harus dihentikan. Rakyat Iran menyambut berakhirnya perang dan mencari perdamaian dan kebebasan," katanya dalam sebuah pernyataan, dilansir Arab News.
"Khamenei bertanggung jawab atas proyek yang tidak patriotik yang selain menelan banyak korban jiwa, telah merugikan rakyat Iran sedikitnya $2 triliun— dan sekarang, semuanya telah hilang dalam asap," jelasnya.
Ringkasan Perkembangan Perang Israel-Iran
Dikutip dari Al Jazeera, berikut perkembangan terkini dalam perang Israel dan Iran:
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.