Konflik Iran Vs Israel
Erdogan Yakin Israel Ogah AS dan Iran Mesra dengan Luncurkan Serangan Dadakan untuk Rusak Diplomasi
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan meyakini bahwa Israel tak mau jika nantinya AS dan Iran mesra setelah melakukan diplomasi nuklir.
Pesawat-pesawat tersebut termasuk pesawat pengangkut, pesawat pengisian bahan bakar, dan pesawat pengintai.
Dikutip dari Iran International, Forbes McKenzie, kepala McKenzie Intelligence, mengatakan bahwa aktivitas tersebut menunjukkan "peningkatan kemampuan tempur" di wilayah tersebut.
Jet tempur tambahan, termasuk F-22 Raptor dan F-35, juga telah dilaporkan, meskipun pergerakan mereka biasanya tidak tercermin dalam data pelacakan publik.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memberikan ultimatum keras terhadap Iran.
Trump mengatakan, Iran akan diberi waktu selama dua minggu apakah mereka mau bernegosiasi atau memilih jalan untuk AS ikut berperang dengan Israel.
Sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt mengatakan, Trump masih ingin melihat apakah Iran ingin membuka pintu diplomasi sebelum AS ikut berperang.
Hal tersebut dilakukan Trump, lanjut Leavitt, karena presiden ingin mencegah eskalasi besar di Timur Tengah.
Trump bertemu dengan tim keamanan nasional teratasnya di Situation Room pada Kamis (19/6/2025) — pertemuan ketiga dalam tiga hari.
Ia serius mempertimbangkan untuk bergabung dalam perang, tetapi ingin memastikan tiga hal:
Baca juga: Warga Asing Ramai-ramai Tinggalkan Israel dan Iran, Evakuasi Besar-besaran Sedang Dilakukan
Pertama, Trump ingin memastikan bahwa serangan militer AS benar-benar diperlukan.
Kedua bahwa operasi itu tidak akan menyeret AS ke dalam perang berkepanjangan di Timur Tengah.
Lalu yang ketiga adalah hal tersebut akan mencapai tujuan menghancurkan program nuklir Iran.
"Saya mendapat pesan langsung dari presiden: 'Berdasarkan fakta bahwa ada kemungkinan negosiasi substansial yang mungkin terjadi atau tidak dengan Iran dalam waktu dekat, saya akan membuat keputusan apakah akan melakukannya atau tidak dalam dua minggu ke depan'," kata Leavitt, dikutip dari Axios.
Leavitt menjelaskan bahwa setiap kesepakatan diplomatik harus memastikan bahwa Iran tidak dapat memperkaya uranium atau membangun senjata nuklir.
Pesan konsisten Iran kepada AS sejak Israel memulai serangannya seminggu yang lalu adalah mereka tidak akan terlibat dalam pembicaraan lebih lanjut dengan AS sampai operasi Israel yang sedang berlangsung berakhir, dua sumber yang mengetahui pesan tersebut mengatakan.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.