Konflik Iran Vs Israel
Seruan Ganti Rezim Iran Kian Menguat, Gampang Diucap, tapi Sulit Dijalankan
Desakan internasional untuk mengganti rezim Iran makin kuat, tapi riwayat sejarah, kekuatan militer, dan oposisi yang terpecah jadi hambatan utama.
Penulis:
Andari Wulan Nugrahani
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Desakan untuk mengganti rezim di Iran semakin keras terdengar, baik dari dalam negeri maupun luar.
Berbagai pakar memperingatkan bahwa pergantian rezim di negara tersebut sangat sulit terwujud.
Hal ini mengingat kuatnya sistem keamanan, perpecahan oposisi dan riwayat kelam campur tangan luar di masa lalu.
Sejarah yang Tak Bersahabat
Sebagian pengamat menyoroti bahwa upaya mengganti pemerintahan dengan intervensi asing sering kali justru membawa kehancuran.
Martin Kettle dari The Guardian menyebut bahwa ide menggulingkan rezim Iran adalah “gagasan indah, tapi hampir mustahil,” mengacu pada kegagalan di Irak, Libya, dan Afghanistan.
“Orang-orang yang mudah berbicara tentang perubahan rezim harus belajar dari sejarah."
"Intervensi Barat jarang menciptakan demokrasi yang stabil,” tulis Kettle, dikutip dari The Guardian, Kamis (19/6/2025).
Oposisi Iran: Beragam, tapi Terpecah
Di tengah tekanan terhadap pemerintahan ulama di Iran, berbagai kelompok oposisi bermunculan.
Di luar negeri, Reza Pahlavi—anak dari Shah Iran yang terguling—secara vokal menyerukan perubahan.
Baca juga: Rincian Mesin Tempur AS yang Dikirim ke Timur Tengah saat Perang Iran-Israel: Jet hingga Kapal
Tetapi, dukungannya di dalam negeri tetap terbatas.
Warga Iran, yang lebih fokus pada ekonomi dan keamanan, masih skeptis terhadap tokoh-tokoh eksil.
Di dalam negeri, aktivis seperti jurnalis Narges Mohammadi dan rapper Toomaj Salehi mewakili wajah perlawanan rakyat.
Represi yang brutal terhadap demonstrasi besar pada 2009 dan 2022 membuat pergerakan sipil terhambat.
Tentara dan Garda Revolusi: Pilar Rezim
Salah satu rintangan utama dalam perubahan rezim di Iran adalah kekuatan militer dan Garda Revolusi Islam (IRGC), yang sangat setia pada pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Tanpa restu atau dukungan dari mereka, transisi kekuasaan hampir mustahil terjadi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.