Konflik Iran Vs Israel
Perang Israel-Iran Berimbas ke Indonesia, CILT Ingatkan Jaga Hubungan dengan Negara Asia Pasifik
Dampak yang ditimbulkan akibat konflik geopolitik di Timur Tengah itu berimbas pada kenaikan biaya logistik hingga perubahan rute pelayaran kargo.
Penulis:
Rifqah
Editor:
Nanda Lusiana Saputri
"Itu nambah waktu kurang lebih sekitar hampir 8-10 hari dengan biaya yang mungkin tidak sedikit," kata Iman.
Dampak biaya ini juga sudah dirasakan oleh pengiriman barang dari Indonesia ke Eropa.
Karena hal ini, Iman pun menyarankan perusahaan logistik lebih fokus ke wilayah yang relatif aman secara geopolitik.
Dia juga mendorong pelaku logistik di Indonesia untuk memperkuat jaringan intra-Asia.
"Nah itu yang paling penting menurut saya di-develop oleh Indonesia dan kita sebagai pelaku logistik sih, kita juga tetap fokus bagaimana meningkatkan traffic atau lalu lintas barang di dalam inter Asia Pasifik," pungkasnya.
Sebagai informasi, perang Israel-Iran kini telah memasuki hari ketujuh pada Kamis (19/6/2025) ini, sejak dimulainya konflik pada Jumat (13/6/2025) lalu, setelah Israel melancarkan serangan ke beberapa fasilitas nuklir Teheran.
Cerita WNI di Iran di Tengah Serangan Israel
Perang Israel-Iran itu juga turut berdampak pada kehidupan Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Iran, seperti yang dialami oleh Setiawan, seorang mahasiswa yang kini tengah menempuh pendidikan di Universitas Jamiatul Ulum, Iran.
Setiawan mengatakan, serangan tersebut menyebabkan warga sipil menjadi korban jiwa, termasuk anak-anak yang tak bersalah.
Dia juga menceritakan Pemerintah Iran memberikan instruksi agar menghapus sosial media imbas serangan Israel, seperti WhatsApp, Facebook, hingga Instagram.
"Untuk sekarang sih untuk aplikasi sosmed disuruh untuk dinonaktifkan dulu," ujar Wakil Ketua Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) di Iran tersebut kepada Tribunnews.com, saat hadir sebagai narasumber dalam diskusi virtual Overview Tribunnews, Rabu (18/6/2025).
Setiawan mengatakan, alasan Pemerintah Iran meminta penghapusan sementara akun sosmed itu karena untuk menghindari bahaya lebih lanjut.
"(Jika sosmed diaktifkan) Itu berbahaya bagi kita, terlebih yang hidup di Iran, apalagi masyarakat Iran sendiri," ujarnya.
"Untuk alasan secara spesifiknya saya tidak tahu karena ini kemarin salah satu menteri Iran itu menyampaikan hal tersebut dan kita semua berupaya untuk mentaatinya," imbuhnya.
Adapun, saat ini, Setiawan bersama 200 WNI lainnya kini tinggal di wilayah Qom, berjarak cukup jauh dari pusat kota Iran, Teheran.
Jaraknya sekitar 2 hingga 3 jam dari pusat Teheran dan juga yang menjadi pusat serangan Israel.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.