Konflik Iran Vs Israel
Israel Pakai AI dan Drone Targetkan Iran sedangkan Teheran Klaim Serang Markas Mossad di Tel Aviv
Israel gunakan AI dan drone mini dalam serangan rahasia ke Iran. Iran klaim balas serang markas Mossad di Tel Aviv, tapi Israel membantah.
TRIBUNNEWS.COM - Ketegangan memuncak antara Iran dan Israel setelah kedua negara saling melancarkan serangan mematikan sejak Jumat (13/6/2025).
Iran mengklaim berhasil menyerang markas intelijen Mossad dan kompleks militer AMAN di Tel Aviv.
Israel membantah keras dan menyebut yang terkena serangan hanyalah terminal bus.
Kantor berita Tasnim yang berbasis di Iran melaporkan bahwa pasukan kedirgantaraan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menargetkan pusat operasi Mossad dan militer Israel.
Tayangan di media sosial menunjukkan bangunan terbakar, namun visual tersebut belum terverifikasi secara independen oleh media seperti NDTV.
Militer Israel menyebut klaim Iran tidak akurat.
Dikutip dari Tehran Times, Israel menegaskan bahwa yang dihantam serangan hanyalah area parkir bus, bukan fasilitas intelijen.
Israel Gunakan AI dan Drone untuk Lumpuhkan Iran
Sementara itu, laporan Associated Press mengungkap bahwa Israel menyusun serangan balasannya dengan memanfaatkan teknologi canggih.
Dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan jaringan intelijen yang telah dibangun selama bertahun-tahun, Israel melakukan serangan terarah ke sejumlah target utama di Iran.
Selama tiga tahun terakhir, Israel disebut telah menyelundupkan drone bersenjata berukuran kecil ke wilayah Iran untuk mendukung serangan dari dalam negeri.
Baca juga: Serangan Israel telah Menewaskan 585 Orang di Seluruh Iran, Kata Kelompok Hak Asasi Manusia
Senjata ini kemudian digunakan untuk menyerang sistem pertahanan udara dan situs nuklir dari jarak dekat.
“AI digunakan untuk menganalisis ribuan data dan memilih target—dari jenderal militer, ilmuwan nuklir, hingga infrastruktur,” kata seorang pejabat intelijen yang berbicara secara anonim kepada AP.
Komandan Tewas, Bunker Dihantam
Serangan Israel berhasil menewaskan sejumlah petinggi militer Iran, termasuk Jenderal Hossein Salami (kepala IRGC) dan Jenderal Mohammad Bagheri (Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran).
Delapan anggota Garda Revolusi lainnya juga dilaporkan tewas, termasuk kepala program misil Iran yang sedang berada di bunker bawah tanah.
Serangan ini disebut hasil dari “kerja intelijen bertahun-tahun” oleh Mossad.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.