Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Ketakutan Warga Israel Meningkat, Ratusan Orang Kabur Naik Kapal ke Siprus

Ketegangan meningkat, ratusan warga Israel kabur ke Siprus naik kapal pesiar demi selamat dari serangan rudal Iran yang makin intensif.

Editor: Glery Lazuardi
RNTV/TangkapLayar
WARGA ISRAEL KABUR MELARIKAN DIRI - Asap membumbung tinggi di tengah reruntuhan bangunan usai serangan, menggambarkan kehancuran dan kepanikan warga di zona konflik. 

Ketakutan Warga Israel Meningkat, Ratusan Orang Kabur Naik Kapal ke Siprus

TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Suasana di Israel makin mencekam sejak serangan rudal Iran terus berdatangan ke wilayah permukiman.

Ketegangan ini memicu gelombang kepanikan di kalangan warga sipil. 

Tak hanya menyelamatkan diri ke bunker bawah tanah, sebagian warga Israel bahkan memilih melarikan diri dari negaranya.

Tanpa akses udara akibat penutupan penerbangan, ratusan warga Israel dilaporkan kabur menggunakan kapal pesiar ke Siprus, dalam evakuasi pribadi yang dilakukan secara diam-diam.

Dikutip dari Al Mayadeen, Selasa (17/6/2025), setiap kapal pesiar rata-rata mengangkut 10 penumpang dalam satu pelayaran. 

Kapal-kapal ini diberangkatkan dari pelabuhan marina seperti Herzliya, Haifa, dan Askalan menuju Siprus, sebelum dilanjutkan ke berbagai lokasi tujuan pribadi lainnya.

Biaya untuk satu kursi di kapal kecil tersebut bukanlah angka kecil.

Evakuasi laut ini bisa mencapai 2.500 hingga 6.000 shekel per orang, atau sekitar Rp 15–28 juta, tergantung rute dan kapal yang digunakan.

Gelombang pelarian ini bukan tanpa sebab. Serangan rudal Iran yang bertubi-tubi membuat warga ketakutan.

Banyak di antaranya mengaku sudah tak sanggup lagi menghadapi kondisi yang tidak menentu.

"Kami tak punya pilihan lain," ujar salah satu pemukim seperti dikutip Al Mayadeen, "Kami membayar mahal hanya untuk keluar dari wilayah pendudukan ini."

Sejumlah kelompok daring bahkan muncul menawarkan "rute evakuasi alternatif" ke Siprus dan negara lain.

Namun banyak kapal tak memiliki perlengkapan pelayaran internasional yang memadai. Dalam beberapa kasus, kapal yang digunakan tidak diasuransikan dan tidak berlisensi.

Seorang kapten melaporkan, banyak penumpangnya enggan bicara di depan umum dan tak mau mengungkapkan identitas mereka.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved