Konflik Iran Vs Israel
Iran Anggap Peringatan Trump Sebagai Perang Urat Saraf: Templat Zionis dan Sekutu Tebar Ketakutan
Dubes Iran menganggap pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang meminta Iran mengosongkan Teheran sebagai perang urat saraf.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Republik Islam Iran di Indonesia, Mohammad Boroujerdi menganggap pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang meminta Iran mengosongkan atau mengevakuasi seluruh penduduk di Teheran sebagai perang urat saraf.
Iran paham pernyataan Trump hanya sebatas upaya menyebar ketakutan untuk masyarakat Iran.
"Saya rasa ini merupakan perang urat saraf yang dilakukan mereka. Tentu ini semuanya adalah perang urat saraf yang dilakukan oleh mereka," kata Boroujerdi dalam konferensi pers di rumah dinas Dubes Iran untuk RI, di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/6/2025).
Ia menyebut cara yang sama juga dilakukan Israel dengan sekutunya AS, di Lebanon, Gaza, Irak, dan Afghanistan.
"Dan ini tujuannya adalah untuk menyebarkan ketakutan dan kekhawatiran di negara kami," katanya.
Baca juga: Mengenal Unit 8200, Intelijen Israel yang Situs Back-up Rahasianya Dikabarkan Hancur Diserang Iran
Iran menegaskan, tebar ketakutan dan upaya Israel memantik konflik di sejumlah negara Timur Tengah adalah bagian dari rencana rezim Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu untuk menguasai kawasan Timur Tengah.
Sebab Israel menganggap mereka adalah manusia terpilih yang punya hak menempati 'tanah yang dijanjikan'.
"Karena kerangka pendirian dari rezim ini didirikan oleh sebuah kepentingan yaitu menyebarluaskan peperangan di sana. Mereka berpikir bahwa kawasan itu, seluruh kawasan Timur Tengah adalah miliknya. Dan apabila sekarang sedang dihuni oleh bangsa lain, maka kaum non-manusia, kaum hewan sedang tinggal di sana," katanya.
Baca juga: Israel Lenyapkan Shadmani, Serangan Besar Balasan Iran Meluncur dalam Beberapa Jam, AS Turun Tangan
Boroujerdi pun menyebut jika agresi militer Israel di Timur Tengah terus dibiarkan, maka negara-negara lain yang berdekatan hanya tinggal menunggu giliran untuk diserang.
"Ini bukan pertama atau terakhir kali rezim zionis menyerang negara lain. Bukan pertama kali dan tentu bukan terakhir kali," ucap dia dia.
Diketahui serangan militer Israel terhadap Iran sejak Jumat (13/6/2025) hingga Senin (16/6/2025) kemarin dilaporkan telah merenggut nyawa 45 wanita dan anak-anak.
Dilansir dari Tasnim News Agency, Juru Bicara Pemerintah Iran Fatemeh Mohajerani dalam wawancara yang disiarkan di televisi mengatakan setidaknya total 75 wanita dan anak-anak Iran terluka akibat serangan Israel.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.