Konflik Iran Vs Israel
Serangan Israel ke Situs Nuklir Fordow Iran Picu Gempa 2,5 SR, Teheran: Bukan Gempa Alami
Israel menyerang fasilitas nuklir Fordow Iran, memicu gempa 2,5 SR. Pejabat Iran menyebut getaran berasal dari ledakan, bukan aktivitas tektonik.
TRIBUNNEWS.COM - Serangan udara Israel ke fasilitas nuklir Fordow di Iran memicu gempa berkekuatan 2,5 skala Richter, menurut laporan resmi dari Pusat Seismologi Iran.
Gempa terjadi pada Minggu (15/6/2025) malam di wilayah Provinsi Qom, dekat lokasi kompleks pengayaan uranium bawah tanah Fordow.
Shafaq News melaporkan, Pusat Seismologi Iran mencatat gempa M2,5 di kedalaman 10 kilometer, hanya beberapa kilometer dari lokasi Fordow.
Mengutip laporan media Iran IRNA, para pejabat menegaskan bahwa guncangan tersebut bukan berasal dari aktivitas tektonik, melainkan akibat ledakan bom dari serangan militer Israel.
“Ini bukan gempa bumi alami. Ini akibat serangan musuh terhadap situs bawah tanah kami,” ujar seorang pejabat Iran kepada IRNA.
Fordow merupakan fasilitas nuklir yang dibangun di dalam gunung, dirancang untuk tahan terhadap serangan udara.
Israel disebut menggunakan bom penghancur bunker dalam serangan tersebut, yang cukup kuat untuk menimbulkan guncangan seismik.
Serangan ini merupakan bagian dari operasi besar Israel terhadap berbagai lokasi militer dan nuklir Iran sejak Jumat (13/6/2025).
Lebih dari 100 jet tempur dikerahkan dalam operasi itu. Israel menargetkan tidak hanya Fordow, tetapi juga fasilitas nuklir di Natanz, Isfahan, dan sejumlah pangkalan militer.
Media lokal melaporkan bahwa sejumlah ilmuwan nuklir dan tokoh militer senior Iran termasuk di antara korban tewas.
Para analis menyebut, jika benar bom bunker-buster bisa memicu gempa di lokasi seperti Fordow, hal itu menandakan peningkatan besar dalam kemampuan militer Israel.
Baca juga: Diserang Israel, Ini Peran Fasilitas Nuklir Isfahan yang Jadi Jantung Konversi Uranium Iran
Hingga kini, Iran belum mengungkapkan secara rinci tingkat kerusakan di Fordow, namun menegaskan program nuklir mereka tetap berjalan.
Sementara itu, belum ada tanggapan resmi dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terkait potensi dampak dari serangan ini terhadap keamanan nuklir.
Serangan ke Fordow memicu kecaman keras dari Teheran dan memperburuk ketegangan antara Iran dan Israel.
Serangan ini tidak hanya menyasar Fordow.
Israel juga melancarkan serangan udara ke dua fasilitas nuklir utama Iran lainnya, yakni Natanz dan Isfahan, yang selama ini dikenal sebagai bagian vital dari program nuklir Iran.
Kedua situs ini memiliki peran strategis, mulai dari pengayaan uranium hingga konversi bahan bakar nuklir, dan menjadi target berulang dalam konflik bayangan antara Iran dan Israel.
Situs Nuklir Natanz
Fasilitas Nuklir Natanz merupakan pusat pengayaan uranium utama Iran.
Fasilitas ini dibangun puluhan meter di bawah tanah dan dilindungi beton bertulang setebal 7,6 meter.
Strukturnya dirancang agar tahan terhadap serangan udara demi menjaga keamanan nasional dan keselamatan sipil.
Hal ini dilaporkan oleh lembaga pertahanan Global Security.
Pada Februari 2012, Presiden Mahmoud Ahmadinejad secara resmi mengganti nama fasilitas ini.
Nama baru tersebut, adalah Fasilitas Nuklir Shahid Ahmadi Roshan.
Perubahan nama ini dilakukan untuk menghormati Mostafa Ahmadi Roshan, wakil pejabat komersial di Natanz.
Mostafa tewas akibat serangan bom di kawasan Seyed Khandan, Teheran, pada 11 Januari 2012.
Ia diberi gelar "syahid" oleh pemerintah Iran atas jasanya dalam kemajuan teknologi nuklir negara tersebut.
Fasilitas Natanz telah menjadi target berbagai upaya sabotase sejak 2006.
Menurut Fereydoon Abbasi, mantan Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Natanz mengalami sedikitnya lima kali sabotase.
Baca juga: Israel Membara, Kota Haifa dan Kiryat Dilahap Kobaran Api usai Dirudal Iran
Salah satu metode sabotase melibatkan peledakan di sensor udara sentrifus yang mengganggu sistem pengayaan uranium.
Natanz juga pernah diserang melalui virus komputer Stuxnet, yang menginfeksi sistem kontrol sentrifus.
Virus ini diyakini dikembangkan oleh intelijen Israel dan Amerika Serikat, meski belum pernah dikonfirmasi secara resmi.
Pada November 2024, Washington Post melaporkan adanya aktivitas pembangunan besar di bawah tanah Natanz.
Laporan itu diperkuat oleh pengumuman IAEA yang menyebut Iran sedang membangun fasilitas sentrifus generasi baru.
Pada 13 Juni 2025, situs nuklir Natanz mengalami serangan Israel.
Reuters melaporkan adanya ledakan di wilayah tersebut.
IAEA kemudian mengonfirmasi fasilitas tersebut memang mengalami kerusakan akibat serangan.
Situs Nuklir Isfahan
Fasilitas Nuklir Isfahan (juga dikenal sebagai Uranium Conversion Facility/UCF) terletak di pinggiran kota Isfahan.
Menurut laporan dari Nuclear Threat Initiative (NTI) dan Institute for Science and International Security (ISIS), pembangunan Fasilitas Konversi Uranium di Isfahan dimulai sejak 1984 dengan bantuan teknis dari Tiongkok dan rampung pada akhir 1990-an.
Isfahan merupakan kompleks strategis yang memainkan peran penting dalam tahapan awal program nuklir Iran.
Kompleks ini mencakup lebih dari 600 hektare dan dianggap sebagai salah satu simpul utama dalam program nuklir Iran, yang secara resmi diklaim untuk tujuan damai.
Menurut laporan dari NTI dan IAEA, fasilitas konversi uranium di Isfahan berada di bawah pengawasan Organisasi Energi Atom Iran (AEOI).
Perannya sangat penting karena mendahului proses pengayaan uranium di situs lain seperti Natanz dan Fordow.
Baca juga: Israel Mengira Menyerang Iran Semudah Membom Tenda Pengungsi Gaza, Nyatanya Iron Dome & THAAD Bobol
Menurut analis pertahanan dari Gulf International Forum, Mohammad al-Kazemi, kompleks Isfahan telah lama dianggap sebagai "sasaran strategis bernilai tinggi" dalam konflik bayangan antara Iran dan Israel.
“Setiap kali ketegangan meningkat, fasilitas ini akan masuk dalam daftar target potensial karena posisinya yang krusial dalam rantai pasok nuklir Iran,” ujar al-Kazemi kepada Al Jazeera Arabic.
“Fungsi awalnya sebagai titik konversi uranium menjadikannya sangat sensitif bagi Israel.”
Menurut World Nuclear Association, berikut fungsi utama kompleks ini:
Uranium Conversion Facility (UCF): Mengubah yellowcake menjadi uranium hexafluoride (UF₆), gas yang digunakan dalam proses pengayaan uranium.
Pabrik Produksi Zirconium: Memproduksi paduan logam khusus untuk selongsong bahan bakar reaktor.
Pabrik Bahan Bakar Nuklir: Membuat pelat dan batang bahan bakar untuk reaktor riset, seperti Tehran Research Reactor (TRR).
Fasilitas Penanganan Limbah: Menyimpan limbah radioaktif dan menangani zat berbahaya.
Kompleks ini mempekerjakan lebih dari 3.000 ilmuwan, teknisi, dan staf pendukung.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Sumber: TribunSolo.com
Konflik Iran Vs Israel
Iran Pamer Kekuatan Besar Tembak Rudal ke di Teluk Oman, Bikin Israel Was-was |
---|
Iran Pamer, Sebut Rudal yang Hantam Israel Hanya Rudal Lawas: Yang Baru Lebih Dahsyat |
---|
Perang 12 Hari Lawan Israel Sisakan Kekacauan di Seluruh Iran: Transportasi Lumpuh, Sinyal Kacau |
---|
Israel dan Iran Jauh dari Kata Damai, Perang Bayangan Sengit Intelijen hingga Serangan Siber |
---|
Mossad Israel Sukses Rekrut 'Orang Dalam' Nuklir Iran, Teheran Eksekusi Gantung Rouzbeh Vadi |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.