Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Iran Vs Israel

Sosok Mohammad Bagheri, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran yang Tewas dalam Serangan Israel

Berikut ini sosok Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mohammad Bagheri yang tewas dalam serangan Israel di Teheran, Jumat (13/6/2025).

Tehran Times
JENDERAL IRAN - Foto yang diambil dari Tehran Times tanggal 18 April 2025 memperlihatkan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Mohammad Bagheri. Inilah sosok Mohammad Bagheri, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran yang tewas akibat serangan Israel di Teheran pada Jumat (13/6/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Serangan Israel di Ibu Kota Iran, Teheran pada Jumat (13/6/2025) membuat tiga pejabat tinggi Iran tewas.

Ketiga orang yang tewas adalah Kepala Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Hossein Salami; Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mohammad Bagheri; dan pembantu dekat Ayatollah Ali Khamenei, Ali Shamkhani.

Ketiganya diduga berkaitan erat dengan perundingan nuklir yang tengah terjadi antara Iran dengan Amerika Serikat (AS).

Terlebih, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mohammad Bagheri baru saja bertemu dengan Menteri Pertahanan Arab Saudi Pangeran Khalid bin Salman Al Saud pada April 2025 lalu.

Dalam pertemuan itu, Saudi dan Iran membahas perundingan dengan AS untuk mencapai kesepakatan nuklir baru.

Pangeran Khalid sempat memperingatkan Bagheri untuk menanggapi tawaran dari Presiden AS, Donald Trump soal perjanjian nuklir.

"Tanggapi tawaran Presiden Donald Trump untuk merundingkan perjanjian nuklir dengan serius, karena hal itu menghadirkan cara untuk menghindari risiko perang dengan Israel," kata Pangeran Khalid saat itu, dikutip dari Reuters.

Lantas, bagaimana sosok Mohammad Bagheri?

Bagheri lahir dengan nama Mohammad Hossein Afshordi pada tahun 1960-an.

Sebelum tewas, ia menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran yang mengawasi IRGC dan seluruh militer negara.

Dikutip dari Al Jazeera, Bagheri juga memiliki tugas untuk memastikan koordinasi antara berbagai lembaga keamanan Iran.

Baca juga: Israel Menyatakan Perang Panjang Melawan Iran, Serang Situs Nuklir akan Terus Berlanjut jika Perlu

Ia dilaporkan memiliki karier militer yang terhormat di IRGC.

Namun, sedikit yang diketahui tentangnya di luar catatan dinasnya, prestasi akademisnya, dan berbagai sanksi yang dijatuhkan oleh berbagai badan internasional.

"Banyak pejabat intelijen dan militer berpangkat tinggi di Iran cenderung lebih tertutup," kata Reza H Akbari, manajer program Timur Tengah dan Afrika Utara di Institute for War and Peace Reporting.

Bagheri bergabung dengan IRGC pada tahun 1980, setahun setelah revolusi Iran dan pada tahun yang sama perang Iran-Irak dimulai.

Konflik itu berlangsung selama delapan tahun dan mengakibatkan ratusan ribu orang tewas di kedua belah pihak, sementara Iran menanggung kerugian yang lebih besar.

Salah satu yang tewas adalah kakak laki-laki Bagheri, Hassan, yang dilaporkan mendirikan cabang intelijen militer IRGC pada tahun 1980 dan, pada usia 27 tahun, memimpin sebuah divisi.

Bagheri bertempur dalam perang Iran-Irak, menurut laporan penelitian kongres Amerika Serikat, yang menggambarkannya sebagai “rekrutan awal IRGC yang bertempur melawan pemberontakan Kurdi pasca-revolusi dan dalam Perang Iran-Irak”.

Menurut media Iran, Bagheri menjadi kepala operasi intelijen IRGC pada tahun 1983, setelah kematian saudaranya.

Setelah perang, ia juga menjabat sebagai wakil kepala intelijen dan operasi, dan sebagai kepala urusan umum angkatan bersenjata.

Ia memainkan "peran khusus" dalam operasi tahun 1997 di Irak melawan pasukan Kurdi, menurut Rokna, kantor berita yang berafiliasi dengan pemerintah Iran.

Pada tahun 2016, ia menggantikan Mayor Jenderal Seyyed Hassan Firoozabadi sebagai kepala staf IRGC.

Menurut Akbari, ia berafiliasi dengan “pasukan elit di dalam IRGC”, yang bertugas “melaksanakan misi-misi paling sensitif, terutama yang terkait dengan unit angkatan udara”.

Bagheri dikenai sanksi oleh AS pada tahun 2019, ketika pemerintahan pertama Trump menjatuhkan sanksi terhadap apa yang mereka sebut sebagai “lingkaran dalam” Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei.

Sementara itu, Uni Eropa dilaporkan memberikan sanksi kepada Bagheri karena memasok drone ke Rusia.

Baca juga: Iran Ngadu ke DK PBB, Desak Pertemuan Darurat Usai Israel Serang Fasilitas Nuklir Teheran

Bagheri juga dijatuhi sanksi oleh AS, Kanada, dan Inggris atas perannya dalam tindakan keras terhadap protes 2022 di Iran menyusul pembunuhan Mahsa Amini.

Sumpah Iran

Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran bersumpah akan membalas serangan Israel pada Jumat (13/6/2025).

Angkatan Bersenjata Iran mengatakan mereka akan merespons serangan Israel dengan serangan yang lebih menghancurkan.

Merujuk perkataan Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, Angkatan Bersenjata Iran akan memberikan tanggapan yang menghancurkan terhadap Israel yang akan membuat rezim tersebut menyesali agresinya.

Mengutip IRNA, Israel memulai serangkaian serangan militer di dan dekat Ibu Kota Iran, Teheran, serta kota-kota lain di Iran pada Jumat malam.

Gambar-gambar menunjukkan bangunan tempat tinggal yang rusak di beberapa lokasi di Teheran.

Saksi mata dan reporter dari TV pemerintah mengatakan mereka melihat jasad wanita dan anak-anak di antara para korban.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved