Kamis, 2 Oktober 2025

Kecelakaan Pesawat Air India

Ingin Peluk Anak di London, Pasangan Lansia Tewas dalam Tragedi Jatuhnya Air India di Ahmedabad

Pasangan lansia Mahadev dan Asha Pawar tewas dalam kecelakaan Air India saat hendak bertemu anak mereka di London.

Editor: Glery Lazuardi
Tangkapan layar X/@PilotPoli
MOMEN SEBELUM JATUH- Momen beberapa saat sebeluim pesawat Air India jatuh. Pesawat Air India jatuh di atas ruang makan B.J. Korsel Medical College, akibatnya banyak mahasiswa tewas saat makan siang. Mahadev dan Asha Pawar, pasangan lansia asal Solapur yang tewas dalam jatuhnya Air India AI171 saat hendak bertemu anaknya di London. 

TRIBUNNEWS.COM, INDIA - Mahadev dan Asha Pawar hanya ingin memeluk anaknya di London. Tapi langit Ahmedabad menjadi saksi rindu yang tak pernah sampai.

Suami istri lanjut usia asal Maharashtra, India, Mahadev Pawar (68) dan istrinya Asha (60), mengawali hari Kamis, 12 Juni 2025, dengan harapan dan semangat. 

Mereka duduk bersebelahan di kursi pesawat Air India penerbangan AI171 yang akan membawa mereka dari Ahmedabad menuju London Gatwick.

Mereka tidak sedang liburan, tidak pula pelesiran. 

Tujuan mereka sederhana—menemui anakyang telah lama tinggal di London.

Namun impian itu berakhir tragis hanya lima menit setelah lepas landas.

Pesawat Boeing 787-8 Dreamliner yang mereka tumpangi jatuh dan meledak di kawasan padat penduduk Meghani Nagar, Ahmedabad. Dari 242 orang di dalam pesawat, hanya satu penumpang yang selamat.

“Mahadev dulunya bekerja di pabrik tekstil di Nadiad. Setelah pensiun, ia tinggal di Ahmedabad bersama istrinya. Mereka sangat menanti-nanti perjalanan ini,” ungkap seorang pejabat lokal yang mengenal keluarga tersebut.

Baca juga: Korban Selamat dari Insiden Jatuhnya Pesawat Air India Duduk di Kursi 11A, Ajaib Luput dari Maut

Rindu yang Tak Pernah Mendarat

Mahadev dan Asha adalah warga Desa Hatid, Sangola Tehsil, Solapur, negara bagian Maharashtra. Anak sulung mereka tinggal di Ahmedabad, sementara anak sudah lama merantau ke Inggris.

Keduanya disebut sangat antusias ketika mendapat kabar bisa mengunjungi putra mereka di London musim panas ini.

Namun harapan bertemu berubah menjadi kabar duka.

Mahadev dan Asha termasuk dalam 241 korban jiwa yang dipastikan meninggal dunia dalam tragedi ini.

Pesawat jatuh dan terbakar hebat di lingkungan padat yang juga dihuni mahasiswa kedokteran.

Gambar video dari lokasi menunjukkan kepulan asap hitam tebal dan puing-puing terbakar berserakan di tengah permukiman.

Baca juga: Pesawat Air India Telah Diprediksi oleh Pria Ini Bakal Jatuh, Pria Bernama Akash Vatsa, Siapa Dia? 

Satu Kursi, Satu Jiwa yang Bertahan

Dari semua penumpang, hanya satu orang yang berhasil selamat.

Ia adalah pria warga negara Inggris keturunan India yang duduk di dekat pintu darurat.

Saat ini ia menjalani perawatan intensif.

Air India menyatakan duka mendalam dan menyediakan tim pendamping bagi keluarga korban. Mereka juga mengaktifkan hotline khusus, serta menyatakan akan berkoordinasi penuh dalam penyelidikan penyebab kecelakaan.

Pesawat Modern, Nasib Tragis

Pesawat yang digunakan adalah Boeing 787-8 Dreamliner berusia 12 tahun, yang telah mencatatkan lebih dari 41.000 jam terbang.

Menurut data Cirium, pesawat ini telah terbang 165 jam hanya dalam 21 penerbangan sepanjang Juni.

Pesawat ini sebenarnya termasuk dalam jajaran pesawat paling canggih dan efisien. Namun tragedi ini menjadi kecelakaan fatal pertama bagi jenis 787 sejak diluncurkan.

Dampaknya langsung terasa: harga saham Boeing jatuh hingga 4,2 persen, disusul penurunan saham pemasoknya, Spirit AeroSystems dan GE Aerospace, masing-masing 2%. Tragedi ini terjadi tepat sebelum ajang Paris Air Show, tempat Boeing seharusnya unjuk gigi.

Baca juga: Begini Kata Vishwas Kumar Ramesh, Satu-satunya Korban Selamat dari Pesawat Air India Jatuh & Meledak

Ratusan Keluarga, Satu Luka Bersama

Dari total 242 penumpang dan kru, diketahui terdapat 169 warga India, 53 warga Inggris, 7 warga Portugal, dan 1 warga Kanada.

Semua jenazah kini tengah melalui proses identifikasi DNA oleh otoritas India.

Kisah Mahadev dan Asha hanyalah satu dari ratusan cerita kehilangan dalam musibah ini. Tapi kisah mereka menyentuh nurani siapa pun yang pernah merindukan keluarga.

Pasangan lansia ini tidak membawa apa-apa selain cinta dan kerinduan. Namun langit memisahkan mereka dari pelukan yang seharusnya terjadi.

Tidak semua perjalanan berakhir di tujuan. Bagi Mahadev dan Asha, langit Ahmedabad menjadi akhir dari rindu yang belum sempat mereka sampaikan.

Mereka hanya ingin memeluk anaknya. Dunia harus tahu bahwa itu bukan sekadar angka—itu adalah cinta yang terbakar di langit.

Hindustan Times/Tribunnews

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved