Senin, 6 Oktober 2025

Sempat Perang Kata di Medsos, Elon Musk Menyesali Unggahannya soal Donald Trump: Sudah Keterlaluan

Setelah terlibat perseteruan di media sosial, kini Elon Musk menganggap beberapa unggahannya tentang Trump di media sosial keterlaluan.

Facebook The White House
ELON MUSK - Gambar diambil dari Facebook White House pada Minggu (1/6/2025), memperlihatkan CEO Tesla Elon Musk, yang keluar dari kepemimpinan DOGE di bawah pemerintahan Trump, mengangkat hadiah kunci emas pada hari perpisahannya di Gedung Putih pada hari Jumat (30/5/2025). Setelah terlibat perseteruan di media sosial, kini Elon Musk menganggap beberapa unggahannya tentang Trump di media sosial keterlaluan. 

TRIBUNNEWS.COM - Miliarder Elon Musk mengaku menyesali beberapa unggahan yang dia buat tentang Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump selama 'perang' kata-kata mereka di media sosial (medsos).

Elon Musk dan Donald Trump terlibat dalam perselisihan publik, setelah pemilik Tesla menyebut tagihan pajak Trump sebagai "kekejian yang menjijikkan".

Postingannya itu muncul setelah Trump menyatakan bahwa hubungan mereka telah berakhir, dan bahwa ia tidak berminat memperbaiki hubungan dengan Musk.

Kini, Elon Musk menganggap beberapa unggahannya tentang Trump di media sosial itu keterlaluan.

"Saya menyesali beberapa unggahan saya tentang Presiden Donald Trump minggu lalu. Unggahan saya sudah keterlaluan," ujar Musk di platform X miliknya, seperti diberitakan BBC, Rabu (11/6/2025).

Sementara itu, Musk menghapus sebagian besar unggahannya selama akhir pekan, termasuk satu unggahan yang menyerukan pemakzulan Trump dan yang lainnya mengklaim Trump memenangkan pemilu untuknya.

Ketegangan Musk-Trump

Diberitakan The Guardian, ketegangan antara Elon Musk dan Donald Trump meledak di depan publik pada pertengahan minggu lalu, dengan masing-masing saling melontarkan sindiran tajam.

Ketika Trump dan Musk bertemu, kaum liberal AS meramalkan bahwa hubungan itu akan berakhir dengan bencana publik yang sengit.

Namun, Musk adalah sekutu yang sangat kuat dan sangat dekat dengan Trump.

Kampanye Trump membutuhkan suntikan dana besar yang dapat disediakan Musk.

Baca juga: Pegawai DOGE Ketar-Ketir, Takut Dipecat Setelah Trump dan Musk Pecah Kongsi

Partai Republik juga membutuhkannya, dan masih membutuhkannya.

Trump sendiri minggu lalu mengatakan bahwa banyak penasihat terdekatnya tampaknya pergi dengan cara yang dramatis dan berbisa, korban dari apa yang disebutnya "sindrom gangguan Trump".

Perselisihan antara Musk dan Trump menyoroti betapa bergantungnya AS pada perusahaan milik satu orang untuk kemampuan luar angkasanya.

Di tengah kehancurannya, Musk mengancam akan menonaktifkan wahana antariksa Dragon milik SpaceX, yang merupakan satu-satunya kapal yang saat ini menyediakan akses AS ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Sebelumnya, Musk mengklaim, tanpa bukti, bahwa Trump muncul dalam berkas pemerintah yang belum dirilis terkait dengan mendiang pelaku kejahatan seksual, Jeffrey Epstein.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved