Konflik Palestina Vs Israel
Ribuan Aktivis Afrika Utara Terobos Blokade Israel Salurkan Bantuan Untuk Warga Gaza
1.000 aktivis dari Afrika Utara, Tunisia, Aljazair, Maroko, dan Mauritania nekat menerobos blokade militer Israel demi menyalurkan bantuan untuk Gaza
TRIBUNNEWS.COM – Lebih dari 1.000 aktivis dari Afrika Utara nekat menerobos blokade militer Israel demi menyalurkan bantuan untuk warga Gaza yang dilanda krisis.
Konvoi bertajuk Maghreb Resilience Convoy ini digagas oleh organisasi Coordination for Joint Action for Palestine.
Terdiri dari 12 bus dan 100 mobil pribadi, konvoi yang diikuti ribuan aktivis dari negara-negara Afrika Utara seperti Tunisia, Aljazair, Maroko, dan Mauritania, diberangkatkan dari ibu kota Tunisia, Tunis menuju Gaza, pada Senin (9/6/2025).
Tak hanya membawa bantuan pangan, konvoi ini turut membawa pesan solidaritas regional terhadap penduduk Gaza yang berada di bawah tekanan ekstrem.
Mengutip dari Anadolu, Konvoi nantinya akan melintasi wilayah Tunisia, kemudian bergerak ke arah timur melewati Libya dan Mesir, sebelum mencoba mencapai Gaza melalui perbatasan Rafah.
Rombongan tambahan dari kota-kota Tunisia seperti Sousse, Sfax, dan Gabes dijadwalkan bergabung dalam perjalanan.
Sementara ribuan aktivis dari 32 negara direncanakan akan menggelar aksi di perbatasan Rafah pada 15 Juni mendatang.
Mereka akan berkumpul terlebih dahulu di Kairo pada 12 Juni, kemudian melakukan perjalanan menuju kota perbatasan Arish.
Setelah itu rombongan akan melanjutkan long march sejauh 50 kilometer selama tiga hari hingga mencapai Rafah, pintu masuk selatan ke Gaza.
“Kami bekerja sama dengan berbagai organisasi yang mencoba menembus Gaza lewat darat, laut, dan udara,” kata Mohammed Ameen Binnour, koordinator medis konvoi tersebut.
Baca juga: Blokir Semua Bantuan Gaza, Cara Israel Peras Hamas Agar Setuju Usulan AS Gencatan Senjata Sementara
“Kami melintasi beberapa kota Libya dan kini sudah dekat dengan Al-Zawiya, 51 km sebelah barat Tripoli,” imbuhnya.
Bagian dari gerakan global pro-Palestina
Kelompok masyarakat sipil Tunisia yang berada di balik konvoi tersebut mengatakan tujuan mereka adalah untuk menuntut "penghentian segera pengepungan yang tidak adil di Jalur Gaza."
Langkah tersebut diambil lantaran pemerintah Arab belum cukup mendesak untuk mengakhiri genosida selama 20 bulan antara Israel di Gaza.
Mereka juga menekan Mesir untuk membuka perbatasan Rafah secara lebih luas, karena saat ini jalur tersebut merupakan satu-satunya akses darat ke Gaza selain perbatasan Israel yang tertutup rapat.
Di tengah konflik bersenjata dan ketegangan diplomatik, konvoi ini menjadi simbol perlawanan tanpa kekerasan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.