Sabtu, 4 Oktober 2025

Kerusuhan di Amerika Serikat

Duduk Perkara Kerusuhan di LA: Berawal dari Penggerebekan hingga Trump Perparah Keadaan

Inilah duduk perkara kerusuhan yang terjadi di Los Angeles (LA), Amerika Serikat (AS) sejak agen ICE lakukan penggerebekan terhadap imigran.

YouTube CBS NEWS
PROTES DI LA - Tangkapan layar momen para pengunjuk rasa menyerang iring-iringan mobil polisi di daerah Los Angeles, California, Amerika Serikat pada Jumat (6/6/2025). Berikut ini duduk perkara protes yang terjadi di Los Angeles, California, Amerika Serikat terkait tindakan agen ICE yang melakukan penggerebekan terhadap imigran. 

TRIBUNNEWS.COM - Kerusuhan yang terjadi di Los Angeles (LA), California, Amerika Serikat (AS) sejak Minggu (8/6/2025) semakin memanas.

Kerusuhan itu terjadi saat agen federal dari Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS (ICE) melakukan serangkaian penggerebekan terhadap imigran di seluruh Los Angeles pada Jumat (6/6/2025) pagi.

Bersama dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS), Biro Investigasi Federal (FBI) dan Badan Penegakan Narkoba (DEA), agen ICE menangkap orang-orang yang diduga melakukan pelanggaran imigrasi dan penggunaan dokumen palsu.

Penangkapan tersebut dilakukan tanpa surat perintah pengadilan, menurut beberapa pengamat hukum dan dikonfirmasi oleh American Civil Liberties Union (ACLU).

Departemen Kepolisian Los Angeles (LAPD), yang tidak ikut serta dalam penggerebekan tersebut, dipanggil untuk meredakan protes yang terjadi.

Penggerebekan tersebut merupakan bagian dari inisiatif yang lebih luas di bawah kebijakan imigrasi intensif pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Dikutip dari CBS News, operasi agen ICE di Los Angeles mengakibatkan penangkapan 118 imigran, termasuk 44 orang dalam operasi hari Jumat.

Penangkapan tersebut mencakup lima orang yang terkait dengan organisasi kriminal dan orang-orang dengan catatan kriminal sebelumnya, kata DHS.

Setelah penangkapan pada hari Jumat, para pengunjuk rasa berkumpul di malam hari di luar pusat penahanan federal.

"Bebaskan mereka, biarkan mereka tinggal!" teriak para pengunjuk rasa.

Beberapa orang membawa plakat bertuliskan slogan anti-ICE, dan beberapa lainnya mencoret-coret grafiti di gedung tersebut.

Baca juga: Polisi Tembakkan Gas Air Mata dan Tangkap 27 Demonstran di LA

Hingga Sabtu malam, delapan warga negara Amerika telah ditangkap di Paramount, kata ICE dalam sebuah pernyataan.

Badan tersebut mengatakan dua remaja akan dibebaskan sementara yang lainnya akan menghadapi dakwaan menghalangi penyelidikan federal.

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem mengatakan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan "terulangnya kejadian tahun 2020". 

"Presiden tahu bahwa (Gubernur California Gavin Newsom) membuat keputusan yang buruk, dan itulah sebabnya Presiden memilih keselamatan masyarakat ini daripada menunggu Gubernur Newsom mendapatkan kewarasan," imbuh Noem.

"Dan itulah salah satu alasan mengapa para prajurit Garda Nasional ini difederalisasikan sehingga mereka dapat menggunakan keahlian khusus mereka untuk menjaga perdamaian," tukasnya.

Penggerebekan Bergaya Militer

Para ahli menyebut penggerebekan yang dilakukan oleh agen ICE di Los Angeles pada Jumat pagi dilakukan dengan gaya militer.

Menurut para saksi, pengamat hukum dan kelompok advokasi, agen federal yang terlibat dalam operasi tersebut bersenjata lengkap dan mengenakan perlengkapan taktis.

Para agen datang dengan SUV hitam tanpa tanda dan kendaraan lapis baja dan, di titik-titik tertentu, menutup seluruh jalan di sekitar gedung-gedung yang menjadi sasaran.

Drone dilaporkan digunakan untuk pengawasan di beberapa area dan akses ke lokasi-lokasi diblokir dengan pita kuning, mirip dengan tindakan yang akan diambil selama operasi kontraterorisme atau operasi penggerebekan narkoba dengan ancaman tinggi.

Dikutip dari Al Jazeera, ACLU menggambarkan unjuk kekuatan itu sebagai "operasi paramiliter yang represif dan keji".

Kelompok-kelompok pembela kebebasan sipil mengatakan taktik yang digunakan telah menciptakan kepanikan di masyarakat setempat dan mungkin telah melanggar protokol penegakan hukum imigrasi sipil.

Tindakan Trump Memperparah Keadaan

Tak lama setelah protes di LA terjadi, Trump menandatangani memo pada Sabtu malam dengan menggunakan Otoritas Judul 10 untuk memerintahkan pengerahan sedikitnya 2.000 pasukan Garda Nasional selama 60 hari.

Baca juga: Gubernur California Geram Trump Kirim Pasukan untuk Redakan Rusuh di LA: Ini Kebijakan Diktator!

Ia juga mengatakan dalam sebuah postingan di Truth Social bahwa para demonstran tidak akan lagi diizinkan mengenakan topeng pada protes mendatang. 

"Jika Gubernur Gavin Newscum dari California dan Wali Kota Karen Bass dari Los Angeles tidak dapat melaksanakan tugas mereka, yang semua orang tahu tidak dapat mereka lakukan, maka Pemerintah Federal akan turun tangan dan menyelesaikan masalah ini, KERUSUHAN & PENJAMBRET, sebagaimana seharusnya diselesaikan!!!" tulis Trump.

Seorang pejabat Departemen Pertahanan mengatakan kepada CBS News bahwa sebagian besar dari 2.000 prajurit tersebut berasal dari Garda Nasional California.

"Selain itu, Menteri Pertahanan dapat mempekerjakan anggota Angkatan Bersenjata reguler lainnya sesuai kebutuhan untuk menambah dan mendukung perlindungan fungsi dan properti Federal dalam jumlah berapa pun yang ditentukan sesuai dengan kebijakannya," bunyi memo tersebut. 

Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial  bahwa Garda Nasional  dimobilisasi "SEGERA untuk mendukung penegakan hukum federal di Los Angeles".

Hegseth menambahkan bahwa jika kekerasan terus berlanjut, ia juga akan memobilisasi "Marinir yang bertugas aktif" dari Camp Pendleton di San Diego County. Ia mengatakan Marinir sudah dalam "kesiagaan tinggi."

Menanggapi tindakan Trump, Gubernur Newsom pada hari Minggu secara resmi meminta Menteri Pertahanan Pete Hegseth untuk membatalkan perintah federalisasi Garda Nasional.

Ia menulis bahwa pengerahan mereka ke Los Angeles "tanpa pelatihan atau perintah yang tepat, berisiko memperburuk situasi secara serius".

"Saat ini Garda Nasional tidak perlu dikerahkan di Los Angeles. Melakukannya dengan cara yang melanggar hukum dan dalam jangka waktu yang lama merupakan pelanggaran serius terhadap kedaulatan negara yang tampaknya sengaja dirancang untuk mengobarkan situasi, sementara pada saat yang sama menghalangi Negara untuk mengerahkan personel dan sumber daya ini ke tempat yang benar-benar dibutuhkan," tulis Newsom.

"Presiden Trump memperburuk situasi dengan mengancam akan mengerahkan sekitar 500 marinir aktif ke jalan-jalan Los Angeles. Los Angeles: Tetaplah damai. Jangan jatuh ke dalam perangkap yang diharapkan oleh para ekstremis," lanjutnya.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved