Kerusuhan di Amerika Serikat
Duduk Perkara Kerusuhan di LA: Berawal dari Penggerebekan hingga Trump Perparah Keadaan
Inilah duduk perkara kerusuhan yang terjadi di Los Angeles (LA), Amerika Serikat (AS) sejak agen ICE lakukan penggerebekan terhadap imigran.
TRIBUNNEWS.COM - Kerusuhan yang terjadi di Los Angeles (LA), California, Amerika Serikat (AS) sejak Minggu (8/6/2025) semakin memanas.
Kerusuhan itu terjadi saat agen federal dari Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai AS (ICE) melakukan serangkaian penggerebekan terhadap imigran di seluruh Los Angeles pada Jumat (6/6/2025) pagi.
Bersama dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS), Biro Investigasi Federal (FBI) dan Badan Penegakan Narkoba (DEA), agen ICE menangkap orang-orang yang diduga melakukan pelanggaran imigrasi dan penggunaan dokumen palsu.
Penangkapan tersebut dilakukan tanpa surat perintah pengadilan, menurut beberapa pengamat hukum dan dikonfirmasi oleh American Civil Liberties Union (ACLU).
Departemen Kepolisian Los Angeles (LAPD), yang tidak ikut serta dalam penggerebekan tersebut, dipanggil untuk meredakan protes yang terjadi.
Penggerebekan tersebut merupakan bagian dari inisiatif yang lebih luas di bawah kebijakan imigrasi intensif pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Dikutip dari CBS News, operasi agen ICE di Los Angeles mengakibatkan penangkapan 118 imigran, termasuk 44 orang dalam operasi hari Jumat.
Penangkapan tersebut mencakup lima orang yang terkait dengan organisasi kriminal dan orang-orang dengan catatan kriminal sebelumnya, kata DHS.
Setelah penangkapan pada hari Jumat, para pengunjuk rasa berkumpul di malam hari di luar pusat penahanan federal.
"Bebaskan mereka, biarkan mereka tinggal!" teriak para pengunjuk rasa.
Beberapa orang membawa plakat bertuliskan slogan anti-ICE, dan beberapa lainnya mencoret-coret grafiti di gedung tersebut.
Baca juga: Polisi Tembakkan Gas Air Mata dan Tangkap 27 Demonstran di LA
Hingga Sabtu malam, delapan warga negara Amerika telah ditangkap di Paramount, kata ICE dalam sebuah pernyataan.
Badan tersebut mengatakan dua remaja akan dibebaskan sementara yang lainnya akan menghadapi dakwaan menghalangi penyelidikan federal.
Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Kristi Noem mengatakan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan "terulangnya kejadian tahun 2020".
"Presiden tahu bahwa (Gubernur California Gavin Newsom) membuat keputusan yang buruk, dan itulah sebabnya Presiden memilih keselamatan masyarakat ini daripada menunggu Gubernur Newsom mendapatkan kewarasan," imbuh Noem.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.