Sosok Mohammed Sinwar, Petinggi Hamas Diklaim Tewas Dibunuh Israel, Dianggap Buron Paling 'Licin' 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa militernya telah berhasil membunuh Mohammed Sinwar.  

Mohammed Sinwar disebut tewas dalam serangan udara baru-baru ini di Gaza.  

Netanyahu membuat pengumuman tersebut saat berpidato di Knesset, parlemen Israel, saat negara itu menandai 600 hari sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. 

"Kami mengubah wajah Timur Tengah, kami mengusir teroris dari wilayah kami, kami memasuki Jalur Gaza dengan kekuatan, kami melenyapkan puluhan ribu teroris, kami melenyapkan (Mohammad) Deif, (Ismail) Haniyeh, Yahya Sinwar dan Mohammed Sinwar," katanya kepada para anggota parlemen. 

Pernyataan sepihak Netanyahu, yang dibuat tanpa pernyataan pendukung dari militer Israel atau menteri pertahanan, muncul saat ia menghadapi protes nasional yang sedang berlangsung terkait tekadnya untuk melanjutkan perang di Gaza hingga kekalahan total Hamas, mengutip CNN.  

Mohammed Sinwar dilaporkan menjadi sasaran serangan Israel di sebuah rumah sakit di Gaza selatan pada tanggal 13 Mei.  

Netanyahu mengatakan pada tanggal 21 Mei bahwa kemungkinan besar dia telah terbunuh. 

Militer Israel mengatakan, pihaknya menyerang pusat komando Hamas di bawah Rumah Sakit Eropa di kampung halaman keluarga Sinwar di Khan Yunis.  

Namun, Militer Israel menolak berkomentar apakah Sinwar menjadi sasaran atau terbunuh. 

Diketahui Mohammed Sinwar merupakan pemimpin de facto Hamas yang sebelumnya disebut sulit ditangkap di Gaza. 

Lantas siapa Mohammed Sinwar?  

Baca juga: Prabowo Siap Buka Hubungan Indonesia dengan Israel, PKS: Palestina Harus Merdeka Dahulu

Sinwar adalah saudara mantan pemimpin Hamas Yahya Sinwar.  

Yahya Sinwar telah tewas dibunuh oleh militer Israel di Gaza selatan pada bulan Oktober lalu.  

Sementara mengutip Sky News, Sinwar adalah salah satu orang paling dicari di Israel.  

Mohammed Sinwar bergabung dengan Hamas setelah organisasi itu didirikan pada akhir tahun 1980-an sebagai cabang Palestina dari Ikhwanul Muslimin.  

Ia menjadi anggota sayap militer kelompok itu, yang dikenal sebagai Brigade Al-Qassam. 

Sinwar naik pangkat hingga menjadi anggota kepala staf gabungan, yang membuatnya dekat dengan komandan lamanya, Deif, yang tewas dalam serangan tahun lalu. 

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)