Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Buka Suara, Bantah Jadi Dalang dalam Kasus Pembakaran Rumah PM Inggris
Rusia dengan tegas membantah tuduhan yang menyebut Kremlin terlibat dalam serangkaian insiden pembakaran yang menargetkan properti milik PM Inggris
TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Rusia dengan tegas membantah tuduhan yang menyebut Kremlin terlibat dalam serangkaian insiden pembakaran yang menargetkan properti milik Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer.
Pernyataan ini diungkap Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov setelah pejabat keamanan Inggris menuding adanya keterkaitan Rusia dalam insiden kebakaran di kediaman PM Keir Starmer, di London Utara
Merespon tudingan itu, Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar dan sering kali tidak masuk akal.
Kremlin juga menegaskan bahwa tuduhan semacam ini merupakan bagian dari pola lama, di mana Rusia dijadikan kambing hitam atas berbagai masalah internal negara lain.
"London cenderung menuduh Rusia atas segala hal buruk yang terjadi di Inggris," ujar Peskov, dikutip dari Reuters.
"Sebagian besar tuduhan itu tidak berdasar dan sering kali konyol."
Kronologi Pembakaran Rumah PM Inggris
Menurut laporan media lokal, tiga properti yang berkaitan dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menjadi sasaran pembakaran dalam serangkaian insiden mencurigakan yang terjadi di London Utara awal Mei lalu.
Adapun insiden pertama terjadi pada 8 Mei 2025, saat sebuah mobil Toyota RAV4—yang sebelumnya dimiliki oleh Starmer dibakar di kawasan Kentish Town.
Mobil tersebut telah berpindah tangan ke tetangga Starmer, namun namanya masih tercatat sebagai pemilik sebelumnya.
Baca juga: Bandara-Bandara Moskow Sempat Lumpuh, Drone Ukraina Serang Lokasi Industri di Seluruh Rusia
Beberapa hari kemudian, tepatnya pada 11 Mei, kebakaran terjadi di pintu depan sebuah rumah di Islington, yang pernah dihuni Starmer pada era 1990-an.
Api cepat dikendalikan, dan satu penghuni berhasil diselamatkan tanpa korban jiwa.
Keesokan harinya, 12 Mei, rumah pribadi Starmer di Kentish Town juga dibakar pada bagian pintu depan.
Meski saat ini ia tinggal di Downing Street sebagai perdana menteri, rumah tersebut masih menjadi miliknya dan tengah disewakan kepada anggota keluarga.
Tidak ada korban luka dalam peristiwa ini, namun laporan intelijen meyakini bahwa aksi seperti ini bisa menjadi bagian dari strategi "perang hibrida".
Yaitu serangan non-militer seperti sabotase, disinformasi, atau gangguan internal untuk mengacaukan stabilitas politik negara musuh.
Insiden ini diduga kuat bermotif politik, mengingat targetnya adalah seorang perdana menteri yang tengah menjabat.
Dimaksudkan untuk menimbulkan rasa takut atau tekanan terhadap pemimpin negara, serta memberi sinyal bahwa ia dan keluarganya dapat diserang kapan saja.
Inggris Ringkus Tiga Tersangka
Pasca insiden ini terjadi, tiga orang pria telah ditangkap dan didakwa dalam kasus pembakaran properti milik Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.
warga negara Ukraina Petro Pochynok, 34, dari London utara, didakwa oleh Kepolisian Metropolitan dengan konspirasi untuk melakukan pembakaran dengan maksud membahayakan nyawa.
Dua pria lainnya, Roman Lavrynovych, 21, dan Stanislav Carpiuc, 26, juga telah didakwa terkait dengan kebakaran tersebut.
Ketiga pria tersebut, yang telah hadir di pengadilan untuk sidang awal, telah ditahan hingga sidang terjadwal berikutnya di Old Bailey di London pada 6 Juni.
(TRIBUNNEWS.COM/NAMIRA YUNIA)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.