Kim Jong Un Berang, 4 Pejabat Korut Dilempar ke Bui Usai Gagal Luncurkan Kapal Perang
Kim Jong Un resmi menangkap dan menjebloskan 4 pejabat tinggi ke penjara karena dituding bertanggung jawab atas kecelakaan peluncuran kapal perang
TRIBUNNEWS.COM – Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong Un resmi menangkap dan menjebloskan empat pejabat tinggi ke penjara buntut kecelakaan peluncuran kapal perang pekan lalu.
Dalam keterangan resmi yang diunggah Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) dijelaskan bahwa empat pejabat telah ditahan karena dituding bertanggung jawab atas kecelakaan peluncuran kapal perang.
Adapun keempat orang yang ditahan diantaranya Ri Hyong Son wakil direktur departemen Departemen Industri Amunisi Komite Sentral Partai.
Kang Jong Chol yang menjabat sebagai Kepala Insinyur di Galangan Kapal Chongjin, Kemudian Han Kyong Hak, Kepala Bengkel Konstruksi Lambung di galangan kapal yang sama. @EconomicTimes
Serta Kim Yong Hak yang merupakan Wakil Manajer Administrasi di Galangan Kapal Chongjin.
Kim Kutuk Kecelakaan Serius
Empat pejabat Korea Utara ditahan setelah peluncuran kapal perusak baru gagal total di hadapan pemimpin tertinggi Kim Jong Un.
Insiden ini terjadi pada 21 Mei 2025 di galangan kapal Chongjin, saat kapal perang seberat 5.000 ton mengalami kecelakaan serius dan nyaris tenggelam.
Kim menyebut kegagalan ini sebagai "tindakan kriminal akibat kelalaian mutlak dan empirisme tak ilmiah."
Ia juga mengutuk para perancang dan teknisi lantaran gagal mengikuti prinsip-prinsip teknik yang benar dan ilmiah dalam membangun kapal tersebut.
Baca juga: Kim Jong Un Awasi Uji Coba Rudal Balistik Korut yang Simulasikan Serangan Nuklir ke Korsel dan AS
Kim menilai kegagalan ini tidak hanya berdampak pada citra internasional Korea Utara, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas dan keselamatan program militernya.
"Kim membuat penilaian tegas dengan mengatakan bahwa itu adalah kecelakaan serius dan tindakan kriminal yang disebabkan oleh kecerobohan mutlak, tidak bertanggung jawab, dan empirisme tidak ilmiah yang berada di luar batas kemungkinan dan tidak dapat ditoleransi," lapor KCNA, mengutip BBC News.
Tidak disebutkan secara spesifik lokasi penahanan keempat pejabat Korea Utara yang ditahan oleh perintah Kim Jong Un.
Namun KCNA menegaskan bahwa dianggap merupakan pihak yang melakukan kesalahan serius saat peluncuran.
Kejadian ini menambah daftar kegagalan teknologi militer Korea Utara yang jarang diungkap ke publik.
Setelah sebelumnya pada November tahun lalu, pemerintah mengakui ledakan satelit militer di udara sebagai "kegagalan paling serius" dan mengkritik pejabat yang "secara tidak bertanggung jawab melakukan persiapan".
Kemudian pada Agustus 2023, peluncuran satelit lainnya dilaporkan gagal akibat kesalahan sistem darurat, meskipun indisen saat itu disebut "bukan masalah besar".
Ahli Perkirakan Perbaikan Butuh Berbulan-bulan
Citra satelit terbaru dari Maxar Technologies mengungkap kondisi kapal perang Korea Utara yang gagal diluncurkan pekan lalu masih dalam posisi miring dan tertutup terpal biru.
Menurut analis pertahanan Carl Schuster, mantan kapten Angkatan Laut Amerika Serikat, perbaikan kapal ini diperkirakan membutuhkan waktu empat hingga enam bulan.
Jauh melampaui tenggat waktu yang ditetapkan Kim Jong Un pada bulan Juni, ini lantaran perbaikan menjadi rumit karena air laut masuk ke bagian dalam kapal.
Jika garam menumpuk di sambungan atau komponen logam lainnya, maka hal bisa menyebabkan kerusakan serius.
“Jika kerusakan meluas ke sisi kiri kapal yang tertutup terpal, maka perbaikannya tidak akan selesai dalam waktu singkat,” ujar Schuster kepada CNN International.
Hal serupa juga diungkap anggota parlemen Korea Selatan sekaligus analis militer, Yu Yong Weon.
Ia menilai perbaikan yang tergesa-gesa justru berisiko menimbulkan kerusakan lanjutan di masa depan.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.