Konflik Rusia Vs Ukraina
NATO dan Rusia Bentrok di Laut Baltik, Jet Tempur Polandia Buntuti Pesawat Su-35
Ketegangan NATO dan Rusia kembali memuncak. Saat Estonia akan memeriksa kapal tanker yang masuk perairannya, Su-35S Rusia melindunginya.
TRIBUNNEWS.COM – Ketegangan antara NATO dan Rusia kembali memuncak di Laut Baltik setelah insiden dramatis yang melibatkan sebuah kapal tanker minyak dan pasukan Estonia.
Pada hari Selasa (13/5/2025), pasukan Estonia berusaha menaiki kapal tanker minyak Jaguar berbendera Gabon dengan menggunakan kapal patroli, helikopter, dan perahu pengintai, Daily Mail melaporkan.
Kapal tersebut, yang sedang dalam perjalanan ke Rusia, diduga merupakan bagian dari "armada bayangan" yang digunakan Moskow untuk menghindari sanksi internasional.
Kapal itu kini dikenai sanksi oleh pemerintah Inggris.
Jet tempur NATO – termasuk MiG-29 milik Polandia – dikerahkan karena kapal itu dianggap tidak kooperatif.
Rusia pun mengerahkan jet tempur Su-35S yang diduga melanggar wilayah udara Estonia dalam upaya memberikan perlindungan bagi kapal Jaguar yang mencoba melarikan diri.
Dalam sebuah video dramatis, jet tempur milik Polandia, yang merupakan anggota NATO, terlihat membuntuti Su-35 Rusia di atas Teluk Finlandia, bagian dari Laut Baltik.

Dalam rekaman terpisah, terdengar suara dari anjungan kapal tanker yang berbicara dalam bahasa Rusia dan menyebut pasukan Estonia sebagai "badut" karena mereka mencoba untuk menaiki kapal tersebut tapi gagal.
Kapal tanker itu akhirnya berlabuh di dekat Pulau Gogland di bagian timur Laut Baltik.
"Beginilah cara kami disambut, dengan helikopter," ujar seseorang yang tampaknya berasal dari awak kapal tanker dalam bahasa Rusia.
"Mereka memaksa kami untuk berlabuh."
Baca juga: 5 Fakta Perundingan Damai Rusia-Ukraina di Turki: Putin Tidak Datang, Zelensky Juga Tidak Datang
Terdengar pula transmisi radio: "Ini kapal perang Estonia Papa 6732."
"Permintaan Anda ditolak."
"Ikuti instruksi saya. Segera ubah haluan ke 105. Ganti."
Suara lain dari kapal tanker, dalam bahasa Hindi, berkata: "Itu sepertinya pesawat kita di depan…."
Suara dalam bahasa Rusia kemudian menimpali: "Ayo, teruskan saja..."
Mengacu pada pasukan Estonia, ia berkata: "Dasar sekelompok badut!"
Kapal Estonia sebelumnya mendekati tanker tersebut dan mencoba membelokkannya ke arah kanan.
Helikopter A139 milik Estonia dan pesawat Skytruck M-28 dari Pasukan Pertahanan Estonia juga terlihat mengitari kapal tanker tersebut.

Dalam laporan bernada membanggakan, kantor berita pro-Kremlin Izvestia menyatakan:
"Meski terjadi unjuk kekuatan, otoritas Estonia tidak berhasil menghentikan kapal itu."
"Kapal Jaguar akhirnya mencapai Pulau Gogland, wilayah yang dikuasai Rusia di Teluk Finlandia, dan melanjutkan pelayarannya menuju Primorsk."
Kantor berita Rusia News-Pravda melaporkan bahwa pelaut dari Republik Baltik (Estonia) dua kali mencoba menurunkan pasukan dari helikopter.
Setelah insiden tersebut, Estonia memanggil Kuasa Usaha Rusia di Tallinn, Lenar Salimullin, dan menyampaikan protes terkait pelanggaran wilayah udara oleh jet tempur Rusia.
“Dari sudut pandang Estonia, ini adalah insiden yang sangat serius dan tidak dapat diterima,” ujar Menteri Luar Negeri Estonia, Margus Tsahkna.
Baca juga: 5 Populer Internasional: Strategi Rusia Ganti Tank dengan Motor - Influencer Ditalak Suami saat Live
Ia menuntut agar Rusia dikenai sanksi yang lebih keras dan segera diberlakukan.
Kapal Jaguar berada di dekat Pulau Naissaar, lepas pantai Tallinn, ketika Angkatan Laut Estonia melakukan komunikasi radio dengannya pada pukul 15.30 GMT, Selasa (13/5/2025), menurut Komandan Ivo Vark.
Kapal itu berlayar tanpa kewarganegaraan yang jelas, dan Estonia memiliki kewajiban untuk memverifikasi dokumen serta status hukumnya, ujar Vark.
“Kapal tersebut menolak bekerja sama dan melanjutkan pelayarannya menuju Rusia."
"Mengingat status tanpa kewarganegaraan, penggunaan kekuatan, termasuk menaiki kapal, dianggap tidak perlu.”
Estonia terus mengawal kapal itu hingga memasuki perairan Rusia.
Menteri Pertahanan Estonia, Hanno Pevkur, mengatakan bahwa kapal tersebut dikeluarkan dari wilayah teritorial Estonia untuk mencegah potensi ancaman terhadap infrastruktur vital negaranya.
“Masalah utama adalah status bendera kapal. Prioritas kami adalah menjaga keamanan infrastruktur penting, dan hal itu berhasil kami capai,” katanya.
Kapal tanker Jaguar, yang panjangnya sekitar 800 kaki, merupakan kapal pengangkut minyak mentah yang dilaporkan sebelumnya berlayar di bawah bendera Gabon.
Basis data Equasis menunjukkan bahwa kapal tersebut mengubah nama dan bendera pada awal Februari.
Presiden Rusia Vladimir Putin diketahui menggunakan jaringan besar kapal tanker non-Rusia – dikenal sebagai armada bayangan – untuk menghindari sanksi ekspor minyak.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.