Senin, 29 September 2025

Konflik Suriah

Trump Sebut Suriah Berhak Mendapat 'Awal yang Baru', tapi Mengapa Tentara AS Belum Pergi?

Donald Trump menyatakan AS akan mencabut sanksi terhadap Suriah dan menyebut negara tersebut berhak mendapat awal yang baru.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Tangkap layar YouTube Global News
AS DAN SURIAH - Tangkap layar YouTube Global News pada 15 Mei 2025, memperlihatkan pertemuan Donald Trump dan Ahmed al-Sharaa di Arab Saudi, bersama Mohammed bin Salman. Donald Trump menyatakan AS akan mencabut sanksi terhadap Suriah dan menyebut negara tersebut berhak mendapat awal yang baru. 

TRIBUNNEWS.COM – Presiden AS Donald Trump mengumumkan akan mencabut sanksi terhadap Suriah dan menyatakan bahwa negara tersebut berhak mendapatkan awal yang baru, Al Jazeera melaporkan.

"Di Suriah, yang telah mengalami begitu banyak penderitaan dan kematian, kini ada pemerintahan baru yang diharapkan dapat menstabilkan negara dan menjaga perdamaian," kata Trump dalam pidatonya saat berkunjung ke Arab Saudi, Selasa (13/5/2025).

"Saya akan memerintahkan penghentian sanksi terhadap Suriah untuk memberi mereka kesempatan meraih kejayaan."

Namun, awal yang baru yang disebutkan Trump tersebut tampaknya tidak termasuk dengan berakhirnya pendudukan militer AS di wilayah Suriah, menurut pernyataan dari Pentagon.

Dilansir The Intercept, sekitar 1.000 tentara AS masih ditempatkan di Suriah saat ini.

Militer AS telah beroperasi di negara tersebut selama bertahun-tahun, dengan membangun pangkalan-pangkalan militer yang awalnya bertujuan untuk memerangi ISIS.

Namun, para ahli menilai bahwa kehadiran pangkalan-pangkalan itu juga merupakan bagian dari strategi untuk menahan pengaruh Iran.

Pangkalan-pangkalan tersebut sering menjadi sasaran serangan dalam beberapa tahun terakhir, bahkan mengalami pencurian oleh milisi serta kelompok kriminal bersenjata.

Bulan lalu, muncul laporan bahwa AS telah menutup tiga dari delapan pos terdepannya di Suriah.

Menurut para pengamat, penarikan pasukan AS dari sebagian pangkalan di Suriah sebenarnya sudah lama tertunda.

Penarikan ini dinilai penting untuk mewujudkan perubahan nyata dalam strategi dan kebijakan AS di kawasan tersebut.

AS DAN SURIAH - Tangkap layar YouTube Global News pada 15 Mei 2025, memperlihatkan pertemuan Donald Trump dan Ahmed al-Sharaa di Arab Saudi, bersama Mohammed bin Salman. Donald Trump menyatakan AS akan mencabut sanksi terhadap Suriah dan menyebut negara tersebut berhak mendapat awal yang baru.
AS DAN SURIAH - Tangkap layar YouTube Global News pada 15 Mei 2025, memperlihatkan pertemuan Donald Trump dan Ahmed al-Sharaa di Arab Saudi, bersama Mohammed bin Salman. Donald Trump menyatakan AS akan mencabut sanksi terhadap Suriah dan menyebut negara tersebut berhak mendapat awal yang baru. (Tangkap layar YouTube Global News)

Baca juga: Trump Tiba di Riyadh, Siap Bertemu Presiden Baru Suriah Untuk Tekan Kesepakatan Besar

“Mencabut sanksi terhadap Suriah merupakan langkah positif — tetapi sanksi bukan satu-satunya kebijakan warisan era Assad yang perlu ditinjau ulang oleh AS,” kata Rosemary Kelanic, Direktur Program Timur Tengah di Defense Priorities, sebuah lembaga pemikir yang mengadvokasi kebijakan luar negeri AS yang lebih terkendali.

“Lebih dari 1.000 tentara AS masih berada di Suriah tanpa misi yang jelas atau jadwal pasti untuk dipulangkan."

"Mereka adalah warisan dari perang melawan ISIS di Irak dan Suriah, tetapi calon ‘kekhalifahan’ itu telah dikalahkan dan kehilangan seluruh wilayahnya lebih dari lima tahun lalu."

"Sudah saatnya pasukan itu dipulangkan.”

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan