Malaysia Airlines Ditembak
Putin Tak Terima Rusia Dianggap Cuci Tangan atas Kasus Jatuhnya Pesawat Malaysia Airlines MH17
Presiden Rusia, Vladimir Putin tak terima negaranya dianggap cuci tangan atas kasus jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina pada 2014 silam
Belanda dan Australia menginginkan Dewan ICAO memerintahkan Rusia untuk mengadakan negosiasi mengenai reparasi.
Meski ICAO tidak memiliki kekuatan regulasi, tetapi memiliki persuasi moral dan menetapkan standar penerbangan global yang diadopsi secara mutlak oleh 193 negara anggotanya.
Dalam laman resminya, ICAO menyatakan keputusan itu merupakan pertama kali dalam sejarah bahwa pihaknya telah membuat penentuan mengenai pokok perselisihan antara Negara Anggota berdasarkan mekanisme penyelesaian perselisihan Organisasi.
Baca juga: Kronologi Lengkap Penembakan MH17: dari Lepas Landas hingga Vonis ICAO
Dewan sepakat bahwa klaim yang diajukan oleh Australia dan Belanda sebagai akibat dari penembakan jatuh Penerbangan Malaysia Airlines MH17 pada 17 Juli 2014, berdasar pada fakta dan hukum.
"Kasus tersebut berpusat pada tuduhan bahwa tindakan Federasi Rusia dalam penembakan jatuh pesawat tersebut oleh rudal permukaan-ke-udara di atas Ukraina timur merupakan pelanggaran Pasal 3 bis Konvensi Penerbangan Sipil Internasional," kata ICAO dalam pernyataannya.
Pasal 3 bis Konvensi Penerbangan Sipil Internasional mengharuskan Negara-negara menahan diri dari menggunakan senjata terhadap pesawat sipil yang sedang terbang.
"Prosesnya melibatkan pengajuan tertulis dan sidang lisan yang mencakup beberapa sesi Dewan," ungkap ICAO.
"Dokumen keputusan formal yang menguraikan alasan fakta dan hukum yang mengarah pada kesimpulan Dewan akan dikeluarkan pada pertemuan mendatang," tutupnya.
(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.