Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1176: Putin Tolak Tantangan Zelensky, Mangkir dari Perundingan di Turki

Presiden Rusia Vladimir Putin menolak undangan untuk menghadiri perundingan damai mengenai Ukraina yang dijadwalkan digelar di Turki.

Kremlin.ru
PUTIN - Foto ini diambil dari laman Kremlin pada Rabu (12/3/2025), memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dalam upacara pemberian penghargaan kenegaraan kepada perwira Kementerian Pertahanan dan Garda Nasional Rusia yang diadakan di Kremlin pada 23 Februari 2025. Putin menolak menghadiri perundingan damai mengenai Ukraina yang dijadwalkan digelar di Turki. 

Zelensky sebelumnya menyatakan dirinya siap hadir secara langsung jika Putin juga bersedia datang.

Ia menilai absennya Putin dari perundingan menunjukkan sikap enggan untuk mencari solusi damai.

Zelensky juga memperingatkan bahwa ketidakhadiran Putin harus dijawab dengan sanksi lebih besar dari negara-negara Barat, serta peningkatan bantuan militer untuk Ukraina.

  • Delegasi Rusia ke Perundingan Damai Tanpa Lavrov, Menlu AS Marco Rubio Akan Hadir di Istanbul

Delegasi Rusia yang dikirim ke perundingan damai di Istanbul tidak mencantumkan dua tokoh kunci dalam diplomasi Kremlin, yakni Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dan ajudan kebijakan luar negeri Yuri Ushakov.

Keduanya dikenal sebagai negosiator utama Rusia dalam urusan luar negeri.

Sebaliknya, Presiden Vladimir Putin mengutus sejumlah pejabat tingkat menengah untuk mewakili Moskow dalam perundingan dengan Ukraina.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.174: Rusia Abaikan Gencatan Senjata, Donetsk Masih Membara

Menurut laporan The Guardian, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio dijadwalkan tiba di Istanbul pada Jumat (16/5/2025).

Sebelum ke Istanbul, Rubio telah bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Andriy Sybiga, pada Rabu (14/5/2025) di Antalya, Turki.

  • Kanselir Jerman Tolak Perdamaian yang Didikte Moskow, Peringatkan Bahaya Perpecahan Barat

Kanselir Jerman Friedrich Merz menegaskan tidak boleh ada penyelesaian konflik di Ukraina yang bersifat "perdamaian yang didiktekan" oleh Moskow.

Pernyataan itu ia sampaikan dalam pidato di hadapan parlemen Jerman pada Rabu (14/5/2025), seperti dilansir The Guardian.

Merz memperingatkan bahwa Rusia tengah menciptakan “fakta secara militer” di lapangan yang bertentangan dengan kehendak Ukraina.

Ia menyebut hal itu sebagai ancaman serius bagi proses perdamaian yang adil dan berkelanjutan.

Menurutnya, dunia politik Barat harus tetap bersatu dan tidak boleh terpecah dalam menghadapi tekanan dari Moskow.

“Penting bagi kita semua untuk tidak membiarkan diri terpecah belah,” ujar Merz kepada para anggota parlemen.

  • Rudal Rusia Hantam Kawasan Industri di Sumy, 3 Orang Tewas

Serangan rudal Rusia pada Rabu (14/5/2025) menewaskan tiga orang di sebuah lokasi industri dekat kota Sumy, Ukraina timur laut.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved