Senin, 6 Oktober 2025

Konflik India dan Pakistan

Militer Pakistan Mengatakan Mesin Buatan Inggris Dipakai dalam Drone Israel yang Digunakan India

Mesin buatan Inggris menggerakkan pesawat tak berawak Israel yang diluncurkan India ke wilayah udara Pakistan minggu lalu, menurut laporan media

Editor: Muhammad Barir
Tangkapan layar X/@aryanbaloch502
PECAHAN MESIN DRONE- Mesin buatan Inggris menggerakkan pesawat tak berawak Israel yang diluncurkan India ke wilayah udara Pakistan minggu lalu, menurut laporan media Pakistan yang mengutip militer negara itu. Media Pakistan dan internasional mengedarkan foto akhir minggu lalu yang menunjukkan mesin utuh yang diambil dari pesawat tak berawak yang ditembak jatuh oleh militer Pakistan.  

Hanya dalam empat hari, India dan Pakistan menyaksikan eskalasi dramatis dengan serangkaian keterlibatan militer yang cepat, meningkatnya kekhawatiran atas stabilitas regional, dan meningkatnya potensi konflik yang lebih luas antara kedua rival bersenjata nuklir tersebut.

Pemicu langsungnya adalah serangan militan mematikan terhadap wisatawan, sebagian besar beragama Hindu, di Kashmir yang dikelola India pada tanggal 23 April, yang menurut New Delhi dilakukan oleh Pakistan namun klain India ini dilakukan tanpa memberikan bukti apa pun. 

India menanggapi dengan “Operasi Sindoor”, yang mengklaim menyerang “infrastruktur teroris” dari kelompok militan terlarang yang berada jauh di dalam wilayah Pakistan

Sebagai balasannya, Pakistan melancarkan “Operasi Bunyanum Marsus” dan mengklaim telah menyerang beberapa target di India.

Konflik tersebut menyaksikan pengerahan persenjataan canggih, termasuk serangan udara, serangan pesawat tak berawak, dan rentetan rudal, yang memberikan kedua negara gambaran mengerikan tentang seperti apa peperangan modern abad ke-21 di Asia Selatan.

Para ahli meyakini bahwa meskipun telah terjadi gencatan senjata, awan ketidakpastian yang berbahaya masih terus menyelimuti kedua negara.

Diplomasi internasional

Ketika ketegangan militer antara Pakistan dan India mencapai puncaknya, para analis mengamati bahwa peluang untuk de-eskalasi masih terbuka, bahkan di tengah serangan pesawat nirawak dan rudal. Kedua belah pihak menyatakan kemenangan partisan, yang memicu narasi nasionalis di dalam negeri.

"Wacana elit dan opini publik di Pakistan masih bersifat perayaan, sebagian besar karena jatuhnya pesawat India meskipun ada serangan pesawat nirawak dan rudal," kata Farhan Hanif Siddiqi, seorang sarjana hubungan internasional di Universitas Quaid-e-Azam di Islamabad, kepada Middle East Eye. 

"Sebaliknya, India mengklaim tingkat keberhasilan 100 persen dalam menetralkan dugaan serangan Pakistan. Narasi-narasi yang saling bertentangan ini dapat membantu menciptakan jalan keluar."


Di tengah meningkatnya permusuhan antara India dan Pakistan, diplomasi internasional memainkan peran penting dalam mencegah konflik yang lebih luas. 

Sementara kekuatan regional - termasuk Arab Saudi, UEA, Cina, dan Iran - mendesak pengekangan segera, Amerika Serikat awalnya mengambil pendekatan lepas tangan. 

Pada hari Kamis, Wakil Presiden JD Vance mengatakan konflik tersebut “pada dasarnya bukan urusan kami”, yang menandakan keengganan Washington untuk campur tangan secara langsung.

Namun, sikap ini berubah drastis setelah serangkaian perkembangan yang mengkhawatirkan: pertempuran udara berintensitas tinggi, gelombang pesawat nirawak Pakistan yang menguji pertahanan udara India, dan ledakan di Pangkalan Udara Nur Khan Pakistan di dekat Islamabad antara Jumat malam dan Sabtu pagi. Peristiwa ini memicu intervensi mendesak dari Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Wakil Presiden Vance.

Menurut CNN , mengutip pejabat pemerintahan Trump, hingga hari Jumat, Departemen Luar Negeri AS telah menerima penilaian intelijen serius yang menunjukkan konflik tersebut dapat berubah menjadi berbahaya. 

Menghadapi kenyataan itu, Washington merasa terpaksa mengambil peran yang lebih tegas dan efektif dalam menengahi gencatan senjata.

Gencatan senjata yang tahan lama?

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved