Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik India dan Pakistan

Citra Satelit Tiongkok Ungkap Serangan Udara India Hancurkan Pangkalan Nur Khan Pakistan

Citra satelit dari Tiongkok membenarkan serangan udara India yang menghancurkan Pangkalan Udara Nur Khan Pakistan, ketegangan Asia Selatan meningkat.

YouTube India Today
KONFLIK INDIA-PAKISTAN - Gambar merupakan tangkap layar YouTube India Today pada Senin (12/5/2025), citra satelit yang dirilis oleh perusahaan Tiongkok menunjukkan kerusakan signifikan pada pangkalan udara Pakistan setelah serangan India. Citra satelit dari Tiongkok membenarkan serangan udara India yang menghancurkan Pangkalan Udara Nur Khan Pakistan, ketegangan Asia Selatan meningkat. 

TRIBUNNEWS.COM - Ketegangan antara India dan Pakistan mencapai puncaknya.

Citra satelit dari perusahaan Tiongkok, MizazVision, mengonfirmasi adanya serangan udara presisi oleh Angkatan Udara India.

Serangan itu menghancurkan Pangkalan Udara Nur Khan di Rawalpindi, Pakistan, seperti dikutip dari India Today.

Citra satelit yang dirilis pada Minggu (11/5/2025) menunjukkan kerusakan signifikan pada infrastruktur penting Pangkalan Udara Nur Khan.

Kerusakan itu, mencakup kendaraan pendukung darat dan berbagai fasilitas operasional lainnya.

Serangan ini merupakan bagian dari Operasi Sindoor yang diluncurkan oleh India.

Operasi tersebut, merupakan respons atas serangan teroris di Pahalgam, Jammu dan Kashmir, yang menewaskan 26 warga sipil.

Pangkalan Udara Nur Khan, yang sebelumnya dikenal sebagai PAF Base Chaklala, adalah pusat transportasi utama Angkatan Udara Pakistan.

Pangkalan ini berperan strategis dalam operasi logistik dan pengangkutan VIP.

Serangan ini menargetkan area spesifik dengan presisi tinggi, menghancurkan kendaraan pendukung dan infrastruktur penting lainnya.

Sebagian besar pesawat di landasan dilaporkan tetap utuh.

Baca juga: Pelabuhan Karachi Kini Dalam Jangkauan Tembak Kapal Perang India, Pakistan Bilang Cuma Cari Sensasi

Selain Nur Khan, India juga menyerang beberapa pangkalan udara lainnya di Pakistan, termasuk Rafiqui, Murid, Sukkur, dan Sargodha.

Serangan ini bertujuan melemahkan kemampuan operasional Angkatan Udara Pakistan, menurut laporan The Economic Times.

Pemerintah Pakistan mengutuk serangan ini dan meluncurkan Operasi Bunyan Ul Marsoos sebagai balasan, menargetkan fasilitas militer India.

Kedua negara akhirnya sepakat untuk melakukan gencatan senjata pada Sabtu (10/5/2025), setelah mediasi dari Amerika Serikat dan negara-negara lain.

Meskipun gencatan senjata telah disepakati, situasi tetap tegang dengan adanya laporan ledakan sporadis dan pelanggaran gencatan senjata di beberapa wilayah.

Komunitas internasional terus mendesak kedua negara untuk menahan diri dan menyelesaikan konflik melalui jalur diplomatik, dikutip dari The Guardian.

Serangan ini menandai eskalasi signifikan dalam konflik antara India dan Pakistan.

Teknologi canggih dan serangan presisi digunakan untuk menargetkan infrastruktur militer penting.

Data satelit dari pihak ketiga seperti MizazVision memberikan bukti independen yang memperkuat klaim serangan dan dampaknya.

Hal ini menyoroti pentingnya transparansi dan verifikasi dalam konflik modern, menurut laporan Moneycontrol.

Dengan meningkatnya ketegangan dan risiko eskalasi lebih lanjut, komunitas internasional menghadapi tantangan besar.

Upaya kini difokuskan untuk mendorong kedua negara kembali ke meja perundingan dan mencari solusi damai yang berkelanjutan.

Garis Besar Ketegangan India–Pakistan 2025

Ketegangan antara India dan Pakistan kembali memuncak pada April–Mei 2025.

Baca juga: Jet JF-17 Thunder Pakistan Gunakan Rudal Hipersonik CM-400AKG untuk Hancurkan S-400 India

Pemicu utamanya adalah serangan teroris di Pahalgam, Kashmir, yang menewaskan 26 warga sipil India.

India menuduh kelompok militan yang berbasis di Pakistan sebagai dalang serangan tersebut, sementara Pakistan membantah keterlibatan.

Eskalasi Militer dan Operasi Sindoor

Sebagai respons, India meluncurkan Operasi Sindoor pada Rabu (7/5/2025).

Operasi ini menyerang sembilan lokasi di Pakistan yang diklaim sebagai kamp pelatihan militan, termasuk Pangkalan Udara Nur Khan di Rawalpindi..

Pakistan membalas dengan serangan udara dan menembak jatuh beberapa drone India.

Tindakan ini menandai eskalasi militer terbesar sejak konflik Kargil 1999, menurut laporan Reuters.

Krisis Diplomatik dan Penangguhan Perjanjian

India menangguhkan Perjanjian Air Indus 1960 dan menarik staf diplomatiknya dari Islamabad.

Sebagai balasan, Pakistan menutup wilayah udaranya untuk pesawat India dan menangguhkan Perjanjian Simla 1972.

Peran Internasional dan Gencatan Senjata

Kekhawatiran akan eskalasi nuklir mendorong Amerika Serikat untuk bertindak.

Melalui Wakil Presiden JD Vance dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio, AS menengahi gencatan senjata pada Sabtu (10/5/2025).

Gencatan senjata ini rapuh, dengan laporan pelanggaran dari kedua belah pihak, dikutip dari The Australian.

Baca juga: Gencatan Senjata India-Pakistan: Harapan Baru bagi Warga Kashmir

Akar Konflik yang Belum Terselesaikan

Konflik ini berakar pada sengketa wilayah Kashmir sejak 1947, yang telah memicu beberapa perang dan ketegangan berkepanjangan.

Meskipun terdapat upaya diplomatik, seperti Deklarasi Lahore 1999 dan pertemuan Modi-Sharif 2015, serangan teroris sering kali menggagalkan proses perdamaian.

Meskipun gencatan senjata telah dicapai, ketegangan tetap tinggi.

India skeptis terhadap mediasi pihak ketiga, sementara Pakistan menghadapi tekanan ekonomi dan diplomatik.

Tanpa penyelesaian menyeluruh atas isu Kashmir dan tuduhan terorisme lintas batas, risiko eskalasi kembali tetap ada, dikutip dari The Times.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved