'Operasi Sindoor' Sandi Perang India Serang Pakistan: Bermakna Tanda Merah di Dahi Perempuan India
Militer India meluncurkan serangan ke Pakistan pada Rabu (7/5/2025) dini hari pukul 01.44 waktu setempat.
TRIBUNNEWS.COM, INDIA - Militer India meluncurkan serangan ke Pakistan pada Rabu (7/5/2025) dini hari pukul 01.44 waktu setempat.
Serangan yang dinamakan "Operasi Sindoor" ini diklaim militer India berhasil menghancurkan 9 pangkalan militer di Pakistan dan Kashmir yang diduduki Pakistan (PoK).
Dikutip dari Times of India, ini merupakan operasi militer tiga angkatan yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Kementerian Pertahanan India mengatakan Operasi Sindoor “terfokus, terukur, dan tidak eskalatif".
Sasarannya termasuk markas besar Jaish-e-Mohammed (JeM) di Bahawalpur dan markas Lashkar-e-Taiba (LeT) di Muridke, kantor berita PTI melaporkan.
Dikutip dari Newsweek serangan India menewaskan setidaknya 8 orang dan melukai puluhan orang lainnya.
Serangan rudal tersebut menghantam sejumlah lokasi di Kashmir dan provinsi Punjab Pakistan menurut pejabat setempat.
Satu rudal dilaporkan menghantam sebuah masjid di kota Bahawalpur, menewaskan seorang anak dan melukai seorang wanita dan seorang pria.
Juru bicara militer Pakistan, Letnan Jenderal Ahmed Sharif, mengatakan serangan tersebut melukai sedikitnya 38 orang di sejumlah lokasi.
Penasihat Keamanan Nasional Ajit Doval dilaporkan mengadakan lebih dari 15 pertemuan tingkat tinggi dengan pejabat keamanan dan pertahanan untuk mengawasi perencanaan dan pelaksanaan serangan ke Pakistan.
Mengapa Dinamai Operasi Sindoor?
Sindoor atau merah tua adalah tanda wanita Hindu yang sudah menikah dan merujuk pada pembantaian Pahalgam pada 22 April termasuk diantara korban adalah mereka yang baru menikah.
Tilak sindoor juga dikenakan dengan bangga oleh para prajurit.
"Beberapa waktu lalu, Angkatan Bersenjata India meluncurkan OPERASI SINDOOR, yang menyerang infrastruktur teroris di Pakistan dan Jammu dan Kashmir yang diduduki Pakistan, tempat serangan teroris terhadap India telah direncanakan dan diarahkan. Secara keseluruhan, sembilan lokasi telah menjadi sasaran," kata pernyataan yang dikeluarkan oleh Angkatan Darat India.
Dikutip dari India Times, Operasi Sindoor memanusiakan para korban dan penyintas pembantaian Pahalgam dan tidak membiarkan nyawa melayang dalam jumlah yang tak bernyawa.
Sedikit bedak merah terang di dahi pengantin wanita adalah untuk menandai kehadiran suaminya dalam kehidupannya.
Ini menandakan bahwa wanita tersebut telah menikah dan suaminya masih hidup.
Ini memiliki makna tradisional dan budaya dalam kehidupan wanita Hindu yang telah menikah.
Dalam beberapa tradisi, sindoor dikaitkan dengan Dewi Parvati, yang dianggap sebagai lambang pengabdian dalam pernikahan.
Sindoor atau vermillion juga merupakan tanda seorang prajurit.
Para prajurit di India telah membubuhkan tika atau tilak, yang sering kali berupa sindoor, di dahi mereka saat mereka maju menghadapi musuh yang menyerbu.
Prajurit Rajput dan Maratha digambarkan dengan tanda merah berkilau di dahi saat mereka mengangkat kepala tinggi-tinggi kala berperang melawan musuh demi tanah dan Dharma mereka.
Ini juga menjadi pertempuran untuk Dharma, yang merupakan kebenaran, karena darah warga negara yang tidak bersalah telah tertumpah.
Serangan Rudal India adalah 'Tindakan Perang'
Dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan bahwa "Pakistan memiliki hak untuk memberikan tanggapan yang tegas terhadap tindakan perang yang dipaksakan oleh India ini dan tanggapan yang tegas memang sedang diberikan."
Televisi Pakistan yang dikelola pemerintah, mengutip pejabat keamanan, mengatakan angkatan udara Pakistan menembak jatuh dua jet India tetapi tidak memberikan rincian tambahan.
Sharif mengatakan seluruh bangsa mendukung Angkatan Bersenjata Pakistan dan moral serta semangat rakyat Pakistan tinggi.
"Bangsa Pakistan dan Angkatan Bersenjata Pakistan tahu betul bagaimana menghadapi musuh," katanya. "Kami tidak akan pernah membiarkan musuh berhasil dalam tujuan jahatnya."
Warga Muzaffarabad Ceritakan Ketakutan Selama Serangan Udara
Di Muzaffarabad, kota utama di Kashmir yang dikelola Pakistan, penduduk menggambarkan suasana kekacauan setelah beberapa ledakan.
Abdul Sammad, penduduk setempat, mengatakan ia mendengar beberapa ledakan dan melihat warga sipil terluka.
Pihak berwenang segera memutus aliran listrik, membuat kota menjadi gelap gulita sementara orang-orang berlarian panik.
Serangan rudal tersebut menghancurkan tembok, meninggalkan puing-puing berserakan di seluruh lingkungan sementara warga dengan hati-hati memeriksa kerusakan di rumah mereka.
"Kami khawatir rudal berikutnya akan mengenai rumah kami," kata Mohammad Ashraf, yang seperti banyak orang lainnya, mencari perlindungan di ruang terbuka dan di jalan.
Waqar Noor, menteri dalam negeri wilayah tersebut, mengonfirmasi bahwa rumah sakit telah ditetapkan dalam status darurat untuk merawat korban luka.
Sebagai tanggapan atas serangan tersebut, Pakistan menutup sekolah-sekolah di Kashmir yang dikelola Pakistan dan provinsi Punjab dan telah menutup sekolah-sekolah agama untuk mengantisipasi kemungkinan serangan India.
Ketegangan tetap tinggi di sepanjang Garis Kontrol, perbatasan yang disengketakan yang membagi Kashmir, tempat terjadinya baku tembak hebat antara pasukan India dan Pakistan.
Situasi ini menandai salah satu eskalasi paling serius antara kedua negara tetangga bersenjata nuklir tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.