Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia-Ukraina Masih Perang, Zelensky Tak Jamin Keselamatan Tamu Putin pada Victory Day Moskow
Presiden Ukraina Zelensky ingatkan pemimpin negara yang ingin hadiri Hari Kemenangan di Rusia, Ukraina tak jamin keselamatan mereka karena perang.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa Ukraina tidak dapat menjamin keselamatan para pemimpin dunia yang menghadiri perayaan Victory Day (Hari Kemenangan) di Moskow pada 9 Mei 2025.
Zelensky juga menolak usulan Rusia untuk gencatan senjata pada Hari Kemenangan sebagai produksi sandiwara.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya mengumumkan jeda sepihak selama tiga hari dalam operasi militer yang dimulai pada 8 Mei 2025 dan berlanjut hingga perayaan Hari Kemenangan Perang Dunia II atas Nazi Jerman.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menggambarkan langkah tersebut sebagai kemungkinan dimulainya negosiasi langsung dengan Ukraina tanpa prasyarat.
Menanggapi hal itu, Zelensky skeptis dan menuntut gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari jika Rusia berniat untuk perdamaian.
"Tidak mungkin menyusun rencana apa pun untuk langkah selanjutnya guna mengakhiri perang dalam dua atau tiga hari. Jadi, ini tidak terlihat serius... Ini lebih merupakan produksi teatrikal dari pihaknya," kata Zelensky dalam jumpa pers pada hari Sabtu (3/5/2025) seperti diberitakan Interfax-Ukraina.
Zelensky mengingatkan para pemimpin dunia yang akan menghadiri acara tersebut bahwa Rusia sedang berperang dengan Ukraina, yang dapat mengancam keselamatan mereka.
"Tidak seorang pun akan membantu Putin memainkan ini untuk memberinya suasana yang nyaman untuk melarikan diri dari isolasi pada tanggal 9 Mei, dan untuk membuat semua orang merasa nyaman dan aman – para pemimpin, teman, atau mitra Putin yang akan datang ke Kremlin Square... Kita sedang berperang, atau Putin menunjukkan bahwa dia siap untuk gencatan senjata," imbuh Zelensky.
Presiden Ukraina mengatakan ia tidak merekomendasikan mereka untuk menghadiri acara tersebut di Moskow.
"Saya katakan kepada menteri luar negeri bahwa ketika negara-negara menghubungi kami, kami harus menyatakan dengan jelas: 'Kami tidak merekomendasikan kunjungan ke Rusia dari sudut pandang (keamanan). Dan jika Anda memilih untuk pergi, itu adalah keputusan pribadi Anda — jangan minta jaminan kepada kami," ujarnya, seperti diberitakan Kyiv Independent.
Ia juga memperingatkan bahwa Rusia dapat mengatur provokasi, termasuk pembakaran, pemboman, dan sebagainya, hanya untuk menyalahkan Ukraina.
Baca juga: Trump Putuskan Mundur Jadi Mediator Rusia-Ukraina, Frustasi Gagal Capai Kemajuan Damai
Diketahui, pemerintah Rusia mengundang sejumlah pemimpin dunia untuk menghadiri perayaan Hari Kemenangan di Moskow, termasuk para pemimpin Tiongkok, India, Brasil, Venezuela, Vietnam, Slowakia, dan Serbia.
Dalam pernyataan tersebut, Presiden Ukraina mengklaim negaranya siap mengumumkan gencatan senjata kapan saja, asalkan kedua belah pihak sepakat gencatan senjata akan berlangsung setidaknya selama 30 hari.
Sebelumnya pada bulan Maret, Rusia dan Ukraina sepakat untuk melakukan gencatan senjata terhadap fasilitas energi selama 30 hari dengan mediasi Amerika Serikat (AS).
Rusia dan Ukraina saling tuduh atas pelanggaran terhadap gencatan senjata tersebut.
Wakil ketua Dewan Keamanan Rusia dan mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev, menyebut pernyataan Zelenskyy sebagai provokasi verbal.
Ia mengatakan Zelensky memahami jika terjadi provokasi nyata pada Hari Kemenangan, tidak seorang pun akan dapat menjamin Ukraina akan hidup hingga 10 Mei.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.