Konflik Rusia Vs Ukraina
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.163: UE Siapkan Rencana B Jika AS Lepas Tangan dari Perundingan Damai
Uni Eropa (UE) sedang mempersiapkan "rencana B" untuk menjaga keberlanjutan sanksi ekonomi terhadap Rusia.
TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia-Ukraina memasuki hari ke-1.163 pada Kamis (1/5/2025), simak peristiwa yang terjadi berikut ini.
Ukraina dan Amerika Serikat (AS) resmi menandatangani kesepakatan strategis terkait mineral langka.
Kesepakatan mineral ini mencakup pembagian pendapatan dari hasil eksploitasi mineral Ukraina di masa depan.
Uni Eropa (UE) sedang mempersiapkan "rencana B" untuk menjaga keberlanjutan sanksi ekonomi terhadap Rusia.
Hal ini akan dilakukan jika Amerika Serikat menghentikan perundingan damai Ukraina dan berupaya memulihkan hubungan dengan Moskow.
Pemerintah Ukraina menegaskan bahwa kesepakatan investasi terbaru dengan Amerika Serikat tidak akan membebani negara dengan utang baru.
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.163:
-
Ukraina dan AS Sepakati Bagi Hasil Mineral, Dapat Suntikan Investasi Pertahanan dan Rekonstruksi
Ukraina dan AS resmi menandatangani kesepakatan strategis yang mencakup pembagian pendapatan dari hasil eksploitasi mineral Ukraina di masa depan.
Kesepakatan ini juga melibatkan kelanjutan bantuan militer dari Washington, serta dukungan investasi jangka panjang untuk sektor pertahanan dan rekonstruksi negara yang sedang dilanda perang itu.
Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, mengumumkan rincian kerja sama tersebut dalam pernyataan resminya.
Baca juga: Kesepakatan Mineral AS-Ukraina Tercapai, Trump Optimis Raup Untung
Ia menyebut bahwa dana yang dialokasikan untuk rekonstruksi dan investasi akan dibagi rata, yaitu 50-50 antara Kyiv dan Washington.
Tak hanya pembagian dana, kedua pihak juga akan memiliki hak suara yang setara dalam pengelolaan proyek investasi tersebut.
“Setiap pihak akan memiliki suara yang sama dalam pengambilan keputusan,” kata Shmyhal, dikutip dari laporan resmi pemerintah Ukraina.
-
Ukraina Tegaskan Kendali Penuh atas Sumber Daya Alam dalam Kesepakatan Investasi Baru dengan AS
Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal menjelaskan bahwa kesepakatan tersebut hanya berlaku untuk investasi baru dan tidak menciptakan kewajiban pembayaran utang bagi Kyiv.
“Tidak ada utang dalam kerja sama ini, dan itu adalah hal yang sangat penting bagi kami,” ujarnya.
Ia juga memastikan bahwa Ukraina akan tetap memegang kendali penuh atas seluruh sumber daya mineral, infrastruktur, dan sumber daya alamnya.
“Kami tidak melepaskan kedaulatan atau kepemilikan atas kekayaan negara,” kata Shmyhal menegaskan.
-
Ukraina Tegaskan Tak Ada Perubahan Kepemilikan Perusahaan Negara dalam Kesepakatan Investasi dengan AS
Wakil Perdana Menteri Pertama Ukraina, Yulia Svyrydenko, memastikan kesepakatan investasi terbaru dengan Amerika Serikat tidak akan mengubah kepemilikan perusahaan milik negara Ukraina.
Svyrydenko menyatakan, perusahaan-perusahaan seperti Ukrnafta, produsen minyak terbesar Ukraina, dan Energoatom, produsen energi nuklir utama, tetap berada di bawah kendali negara.
“Kepemilikan perusahaan-perusahaan tersebut tidak akan beralih, dan negara tetap memiliki kendali penuh,” ujar Svyrydenko dalam keterangan yang dilaporkan oleh media Ukraina.
Selain itu, Svyrydenko menambahkan bahwa pendapatan yang dihasilkan dari investasi baru ini tidak akan dikenakan pajak baik di Amerika Serikat maupun Ukraina.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengungkapkan bahwa sejumlah kelompok kecil tentara Ukraina masih bersembunyi di ruang bawah tanah dan tempat persembunyian di wilayah Kursk, Rusia bagian barat.
Putin menyampaikan klaim ini dalam sebuah acara di Moskow pada hari Rabu.
Menurutnya, penyadapan komunikasi radio yang diperoleh menunjukkan bahwa beberapa tentara Ukraina yang tertinggal telah meminta komandan mereka untuk dievakuasi dari daerah tersebut.
Putin tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang jumlah tentara yang dimaksud atau kondisi di lapangan.
Baca juga: Ukraina dan AS Teken Kesepakatan Mineral Langka Usai Negosiasi Penuh Ketegangan
-
Uni Eropa Siapkan Rencana B Jika AS Tinggalkan Perundingan Damai Ukraina
Diplomat utama Uni Eropa, Kaja Kallas, dalam wawancaranya dengan Financial Times menyebut Uni Eropa melihat tanda-tanda bahwa AS sedang mempertimbangkan untuk mengubah pendekatannya terhadap Ukraina.
"Beberapa pihak di AS mungkin berpikir untuk meninggalkan Ukraina dan tidak lagi berusaha mencapai kesepakatan dengan Rusia karena kesulitan yang dihadapi," ungkap Kallas.
Rencana B ini bertujuan untuk memastikan bahwa Uni Eropa tetap dapat mempertahankan tekanan terhadap Rusia meski AS mengubah arah kebijakannya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.