Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Meski 600 Tentara Korut Tewas di Perang Ukraina, tapi Tetap Berhasil Bantu Rusia Rebut Kursk

Korea Selatan menyebut sebanyak 600 tentara Korea Utara diyakini tewas saat bertempur untuk membantu Rusia melawan Ukraina.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti
Facebook Volodymyr Zelenskyy
TENTARA KOREA UTARA - Foto ini diambil pada Sabtu (1/2/2025) dari publikasi resmi akun Facebook Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 11 Januari 2025, memperlihatkan salah satu tentara Korea Utara yang ditangkap oleh pasukan Ukraina di Kursk, Rusia. Badan mata-mata Korea Selatan menyebut sebanyak 600 tentara Korea Utara telah gugur saat berperang melawan Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah klaim menyebutkan 600 tentara Korea Utara telah tewas akibat perang Ukraina.

Dalam laporannya di hadapan anggota parlemen Korea Selatan, Rabu (30/4/2025), Badan Intelijen Nasional (NIS) mengatakan bahwa 4.000 tentara Korea Utara juga mengalami luka-luka karena membantu Rusia untuk melawan Ukraina.

Klaim dari NIS ini terjadi dua hari setelah Korea Utara mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa Pyongyang membantu Rusia untuk berperang melawan Ukraina.

Korea Utara telah mengirim sekitar 15.000 tentara ke Rusia dan telah menelan korban sekitar 4.700 orang, termasuk sekitar 600 kematian.

Korea Utara telah mengerahkan pasukannya ke Rusia dalam dua tahap, dan pertempuran telah berkurang sejak April 2025 setelah Moskow merebut kembali sebagian besar wilayah garis depan Kursk.

Dikutip dari The Korea Times, NIS belum mendeteksi tanda-tanda pengerahan pasukan lain oleh Korea Utara tetapi tidak mengesampingkan kemungkinannya.

Pada bulan Januari, NIS memberitahu anggota parlemen bahwa sedikitnya 300 tentara Korea Utara yang dikirim ke Rusia telah tewas, dan sekitar 2.700 lainnya terluka.

Sebagai imbalan atas pengerahan pasukan dan ekspor senjata ke Rusia, badan mata-mata tersebut meyakini Korea Utara telah menerima landasan peluncuran satelit mata-mata, pesawat tak berawak, peralatan perang elektronik, dan rudal permukaan-ke-udara SA-22.

Kedua negara juga tengah berunding untuk memodernisasi industri di 14 sektor, termasuk penerbangan, energi, dan pariwisata, dengan sekitar 15.000 pekerja Korea Utara yang dikirim ke Rusia.

NIS juga meyakini bahwa ada kemungkinan besar pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tidak akan menghadiri upacara Hari Kemenangan Rusia pada tanggal 9 Mei, dengan alasan kurangnya tanda-tanda tindakan keamanan jika Kim ikut serta.

Badan mata-mata itu juga memberi tahu para anggota parlemen bahwa Choe Ryong-hae, ketua komite tetap parlemen Korea Utara, atau pejabat lainnya dapat menghadiri upacara peringatan 80 tahun kemenangan Uni Soviet atas Jerman dalam Perang Dunia Kedua.

Baca juga: Putin Berterima Kasih kepada Pasukan Korea Utara atas Bantuannya Merebut Kembali Kursk dari Ukraina

Dikatakan bahwa upaya kunjungan Kim ke Rusia dapat diatur ulang karena hubungan kedua negara telah mencapai "titik balik" baru setelah konfirmasi mereka mengenai penempatan pasukan Korea Utara ke Rusia.

Secara terpisah, NIS mengatakan bahwa telah terjadi 11 kasus warga negara Tiongkok yang merekam fasilitas militer dan fasilitas lain yang dilindungi negara di Korea Selatan tanpa izin sejak Juni lalu.

Warga negara China tersebut sebagian besar adalah wisatawan atau pelajar, dan mereka mengambil foto pangkalan militer, bandara, pelabuhan, dan fasilitas NIS.

"(Mereka) mengaku mengambil foto untuk mendokumentasikan perjalanan mereka, tetapi tampaknya ada niat yang kuat untuk menghindari hukum setempat dengan menggunakan kamera berperforma tinggi dan walkie-talkie di luar perimeter area yang ditegakkan dengan undang-undang instalasi militer," kata badan tersebut.

Ucapan Terima Kasih Putin ke Kim

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved