Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Umumkan Gencatan Senjata 3 Hari di Ukraina, Zelensky Ragukan Ketulusan Rusia

Gencatan senjata akan berlangsung dari 8 hingga 10 Mei 2025 untuk memperingati 80 tahun kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.

Kremlin
PUTIN BERPIDATO - Foto diambil dari Kantor Presiden Rusia, Selasa (22/4/2025), memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara setelah pertemuan Dewan Negara Tertinggi Negara Persatuan dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko (tidak terlihat di foto) di Minsk pada 6 Desember 2024. Menurut Kremlin, jeda kemanusiaan 8 hingga 10 Mei 2025 bertujuan menghormati Hari Kemenangan dan mendesak Ukraina untuk turut menghentikan pertempuran. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata sepihak selama 72 jam di Ukraina.

Gencatan senjata akan berlangsung dari 8 hingga 10 Mei 2025 untuk memperingati 80 tahun kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II.

Menurut Kremlin, jeda kemanusiaan ini bertujuan menghormati Hari Kemenangan dan mendesak Ukraina untuk turut menghentikan pertempuran.

Moskow juga memperingatkan setiap pelanggaran oleh pihak Ukraina akan dijawab dengan respons militer yang "memadai dan efektif", The Guardian dan Reuters melaporkan.

Ukraina Skeptis

Pemerintah Ukraina menanggapi pengumuman tersebut dengan skeptisisme.

Presiden Volodymyr Zelensky menyatakan Ukraina memerlukan gencatan senjata yang nyata dan permanen, bukan sekadar jeda sementara yang bersifat simbolis.

Pejabat Ukraina juga menuntut penghentian penuh permusuhan minimal selama 30 hari sebagai syarat memulai negosiasi damai yang bermakna.

Langkah Rusia ini diumumkan di tengah meningkatnya tekanan dari Amerika Serikat (AS) agar tercapai kesepakatan damai jangka panjang.

Presiden AS Donald Trump dilaporkan mulai frustrasi dengan lambatnya perkembangan negosiasi.

Dirinya memperingatkan bahwa dukungan Washington kepada Kyiv bisa berkurang bila tidak ada kemajuan konkret.

Baca juga: Trump Kecewa dengan Rusia, Minta Putin Setop Menembak dan Menandatangani Kesepakatan dengan Ukraina

Trump mendukung gagasan gencatan senjata minimal 30 hari.

Dia menyerukan semua pihak untuk menunjukkan komitmen serius terhadap penyelesaian damai, dilansir New York Post.

Di lapangan, pertempuran masih berkecamuk dengan intensitas tinggi.

Sejak awal April 2025, Rusia meluncurkan ofensif musim semi.

Pasukan Rusia dilaporkan meningkatkan serangan di wilayah timur laut seperti Sumy dan Kharkiv, serta wilayah selatan seperti Kherson dan Zaporizhzhia.

Laporan dari pihak Ukraina menunjukkan jumlah bentrokan harian melonjak.

Semula rata-rata 140 menjadi sekitar 180 per hari setelah 23 Maret 2025.

Selain itu, Kyiv menuduh Moskow memperkuat pasukannya dengan merekrut tentara bayaran asing, termasuk warga Tiongkok dan Korea Utara.

Presiden Zelensky mengungkapkan lebih dari 150 warga Tiongkok telah direkrut oleh Rusia untuk bertempur.

Bahkan beberapa di antaranya telah ditangkap oleh pasukan Ukraina.

Pemerintah Tiongkok membantah tuduhan tersebut.

Beijing menegaskan tidak terlibat dalam konflik di Ukraina.

Di tengah kompleksitas ini, jalan menuju perdamaian tetap penuh tantangan.

Meskipun Rusia menyatakan kesiapan untuk bernegosiasi tanpa prasyarat, tuntutan seperti pengakuan terhadap aneksasi wilayah Ukraina menjadi batu sandungan utama.

Baca juga: Serangan Ratusan Drone Ukraina Sasar Bryansk Rusia, Moskow: Kiev Ogah Berdamai

Ukraina, yang dalam konstitusinya melarang negosiasi langsung dengan Vladimir Putin.

Kyiv menegaskan bahwa kedaulatan dan integritas wilayah nasional adalah hal yang tidak dapat ditawar.

Dengan gencatan senjata yang bertepatan dengan Hari Kemenangan Rusia, banyak analis menilai langkah ini sebagai strategi Moskow untuk mengurangi tekanan internasional serta mengatur ulang posisi militernya.

Tanpa komitmen terhadap perdamaian jangka panjang, gencatan sementara ini diperkirakan tidak akan banyak mengubah dinamika konflik yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

Dunia kini menanti apakah kedua belah pihak benar-benar akan menghormati gencatan senjata tersebut, atau apakah pertempuran akan kembali berkobar setelah 10 Mei.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved