Minggu, 5 Oktober 2025

Yeditepe Bienali ke-3: Rais Syuriah PCINU Turkiye Wakili Indonesia di Ajang Seni Islam Bergengsi

Ustadz Syahriansyah mewakili Indonesia di Yeditepe Bienali, acara seni internasional.

Editor: Tiara Shelavie
PPI Dunia/PCINU Turki
SENI KLASIK INTERNASIONAL - Rois Syuriah PCINU Turki Syahriansyah Sirajuddin (dua dari kiri), bersama para kaligrafer Turki, Abdurrahman Depeler (kiri), Izzet Elitaş (dua dari kanan), dan Ferhat kurlu (kanan), di acara pembukaan Yeditepe Bienali ke-3 di Yedikule Hisarı, 18 April 2025. Rois Syuriah PCINU Turkiye wakili Indonesia di ajang seni Islam bergengsi ini. 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam rangka memperkuat diplomasi budaya Indonesia di kancah internasional, Ustadz Syahriansyah Sirajuddin, Rais Syuriah PCINU Turki, menjadi satu-satunya seniman Indonesia yang diundang dalam Yeditepe Bienali ke-3.

Acara ini resmi dibuka oleh Presiden Republik Turki, Recep Tayyip Erdoan, di Yedikule Hisar.

Acara pembukaan yang berlangsung pada 18 April 2025 ini juga dihadiri oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki, Mehmet Nuri Ersoy, Wali Kota Fatih, M. Ergn Turan, dan Ketua Yayasan Seni Klasik Turki, Muhammed Emin Demirkan.

Dalam sambutannya, Presiden Erdoan menekankan pentingnya Yeditepe Bienali sebagai upaya untuk menafsirkan ulang warisan estetika peradaban yang telah ada selama berabad-abad.

Tema dan Peserta Bienali

Yeditepe Bienali ke-3 mengusung tema "Jika Ada Bayangan Maka Di Sana Ada Cahaya" dan akan berlangsung hingga 18 Juni 2025.

Pameran ini menampilkan 215 karya dari 263 seniman yang berasal dari 15 negara, termasuk Indonesia, Palestina, Spanyol, Iran, dan Turki.

Pameran akan diselenggarakan di tiga lokasi utama di Istanbul: Yedikule Hisar, Sirkeci Gar Ambarlar, dan Nuruosmaniye Camii Mahzeni.

Ustadz Syahriansyah tidak hanya hadir sebagai seniman, tetapi juga sebagai representasi strategis diplomasi budaya Indonesia.

Ia merupakan satu-satunya Warga Negara Indonesia yang diakui sebagai seniman profesional dalam komunitas seni klasik Turki dan aktif mengajar kaligrafi.

“Ini adalah kehormatan besar dan momen penting bagi Indonesia untuk tampil dalam komunitas seni klasik internasional yang sangat selektif,” ujarnya.

Ustadz Syahriansyah berharap keikutsertaannya dalam Yeditepe Bienali dapat menjadi simbol keterlibatan aktif diaspora Indonesia, khususnya Nahdliyin, dalam memperkuat citra positif bangsa melalui seni.

Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara komunitas diaspora dan pemerintah dalam membangun jembatan seni antara Indonesia dan Turki.

Lebih jauh, Ustadz Syahriansyah mengajak kader Nahdliyin dan pemuda Indonesia di luar negeri untuk terus berkarya dan menjadi bagian dari citra baik bangsa.

“Seni adalah salah satu jalannya,” tambahnya.

Partisipasi Indonesia dalam Yeditepe Bienali ini menunjukkan bahwa kader NU dapat berperan sebagai agen diplomasi budaya di pentas global, memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki melalui seni.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved