Rabu, 1 Oktober 2025

Paus Fransiskus Wafat

Tangis Diam Seorang Sahabat, Menag Nasaruddin Umar Kenang Momen Bersama Paus Fransiskus

Dalam kesempatan itu, Nasaruddin Umar mengenalkan kepada Paus Fransiskus bahwa Masjid Istiqlal adalah rumah besar bagi kemanusiaan.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Tribunnews.com/Handout
PERSAHABATAN PAUS FRANSISKUS - Momen Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar menyalami dan mencium pemimpin Katolik dunia, Paus Fransiskus, yang berkunjung ke Masjid Istiqlal, Jakarta, pada 5 September 2024. Pada 21 April 2025, Paus Fransiskus wafat setelah sempat menjalani perawatan sakit pneumonia.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Kabar wafatnya Paus Fransiskus tak hanya mengguncang umat Katolik di seluruh dunia, tapi juga meninggalkan duka mendalam di hati Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar.

Bagi Nasaruddin, kepergian Paus bukan sekadar kehilangan seorang pemimpin agama dunia, melainkan sahabat sejati dalam perjuangan lintas iman.

"Saya mengucapkan duka sedalam-dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus. Tentu jasa dan persahabatan beliau tidak bisa kita lupakan," ujar Nasaruddin melalui pernyataan tertulis, Senin (21/4/2025).

Persahabatan antara dua tokoh lintas agama ini tak hanya bersifat simbolik.

Pada kunjungannya ke Indonesia tahun lalu, Paus Fransiskus sempat menginjakkan kaki di Masjid Istiqlal Jakarta,—simbol toleransi dan kerukunan di tengah keberagaman Indonesia, pada 5 September 2024.

Dalam kesempatan itu, Nasaruddin Umar mengenalkan kepada Paus Fransiskus bahwa Masjid Istiqlal adalah rumah besar bagi kemanusiaan.

Di sana, bersama Nasaruddin yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal, mereka menandatangani Deklarasi Istiqlal, yang menyerukan perdamaian dan solidaritas global.

"Baru saja (Paus Fransiskus) telah mengunjungi Indonesia, termasuk mengunjungi Masjid Istiqlal dan memberikan pernyataan bersama yang sangat mengglobal," kata Nasaruddin.

"Semoga kerjasama kita, Indonesia dan Vatikan, serta wasiat yang telah dirintis Paus Fransiskus dapat kita tindaklanjuti sebagaimana yang telah disepakati,” tambahnya.

Baca juga: Profil Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik Roma Pertama dari Amerika Latin Itu Berpulang

Dalam ingatannya, sosok Paus Fransiskus begitu bersahaja. Tak segan mendengarkan, bahkan dalam sunyi sekalipun. Dialog mereka melampaui diplomasi, menyentuh sisi terdalam sebagai sesama manusia yang percaya bahwa iman seharusnya menyatukan, bukan memecah.

Kini, saat kabar wafat Paus Fransiskus diumumkan oleh Kardinal Kevin Farrell di Vatikan, duka itu tak hanya terasa di gereja dan katedral, tapi juga di ruang-ruang doa umat beragama lain, termasuk Masjid Istiqlal.

"Tentu doa kita, semoga yang mulia mendapat tempat yang layak di sisi-Nya sesuai dengan kebajikan yang telah dilakukannya," kata Nasaruddin.

Kepada umat Katolik di seluruh dunia, Nasaruddin mengajak untuk mengenang Paus bukan hanya dalam tangis, tapi juga dalam semangat meneruskan warisannya: membangun jembatan, bukan tembok.

"Sekali lagi kami semuanya, keluarga besar Kementerian Agama dan segenap warga bangsa Indonesia mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus,” tutupnya.

Diberitakan, pemimpin Katolik dunia, Paus Fransiskus, meninggal dunia di usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025) pagi waktu setempat.

Kabar duka ini diumumkan oleh Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Gereja Romawi Suci.

“Pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Paus Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya,” kata Kardinal Kevin Ferrell dalam sebuah pernyataan.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved