Selasa, 30 September 2025

Paus Fransiskus Wafat

Paus Fransiskus Wafat, Ini Daftar Kandidat yang Bakal Pimpin Umat Katolik Dunia, Ada dari Asia

Beberapa nama yang diperkirakan memiliki peluang untuk menjadi pemimpin Katolik dunia menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada Senin (21/4/2025)

Tangkap layar YouTube CBC Evening News
PAUS FRANSISKUS - Gambar merupakan tangkap layar dari YouTube CBC Evening News yang diambil pada Senin (24/2/2025), menunjukkan Paus Franskiskus yang duduk di kursi rodanya. Berikut beberapa nama yang diperkirakan memiliki peluang untuk menjadi pemimpin Katolik dunia menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada Senin (21/4/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma, dilaporkan meninggal dunia dalam usia 88 tahun, pada Senin (21/4/2025).

Hal ini diumumkan oleh Kardinal Kevin Farrell, Kamerlengo Vatikan, pemegang wewenang administratif Vatikan saat Takhta Suci kosong.

Dalam laporan resminya dijelaskan bahwa Uskup Roma, Fransiskus, telah kembali ke rumah Bapa pada pukul 07.35 pagi ini.

Pemimpin umat katolik dunia ini wafat di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan setelah menderita pneumonia bilateral atau infeksi paru-paru serius di kedua paru-parunya.

"Pada pukul 07.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, telah kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya diabdikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya," ungkap Farrell dalam pengumuman resmi yang disiarkan dari Kota Vatikan.

Apa yang Terjadi Setelah Paus Fransiskus Wafat?

Setelah Paus Fransiskus wafat, serangkaian prosedur suci, tradisional, dan administratif dijalankan oleh Vatikan, sesuai dengan aturan Gereja Katolik Roma.

Kemudian cincin Nelayan, simbol kekuasaan Paus akan dihancurkan dengan palu oleh Camerlengo atau pejabat sementara Takhta Suci, saat ini dipegang oleh Kardinal Kevin Farrell.

Selanjutnya selama masa Sede Vacante (Takhta Kosong) semua kekuasaan Paus dihentikan. Takhta Suci kosong, dan tidak ada pengganti langsung.

Pemerintahan Gereja dilimpahkan ke Kolegium Kardinal, tapi mereka hanya boleh mengurus hal-hal administratif mendesak, tidak boleh membuat keputusan besar.

Sementara Camerlengo yang menjadi pemimpin sementara Vatikan, bertugas mengelola logistik dan persiapan pemakaman serta konklaf.

Baca juga: Paus Fransiskus Wafat: Ucapan Duka Cita Mengalir dari Para Pemimpin Dunia

Setelah 15-20 pemakaman digelar, konklaf atau pemilihan paus baru dimulai.

Adapun pemilihan ini dilakukan oleh para kardinal elektor (yang berusia di bawah 80 tahun) di Roma.

Mereka berdoa, berdiskusi, dan mempersiapkan proses pemilihan Paus baru. Pemungutan suara ini dilakukan hingga ada Paus baru dengan 2/3 suara mayoritas

Siapa Kandidat Pengganti Paus Fransiskus

Walaupun konklaf rahasia dan tidak ada pencalonan formal, namun beberapa nama sering disebut sebagai papabile yaitu mereka yang diperkirakan memiliki peluang besar untuk menjadi Paus.

Berikut adalah kandidat terdepan untuk menjadi paus berikutnya yang dirangkum dari beberapa sumber.

1. Kardinal Luis Antonio Tagle (Filipina)

Kardinal Filipina Luis Antonio Tagle (67 tahun) telah lama menjadi papabili terkemuka di antara para pengamat dan bandar taruhan Vatikan.

Jika terpilih, ia akan menjadi paus Asia pertama dan paus pertama yang benar-benar fasih berbahasa Inggris dalam sejarah" (setidaknya sejak Adrian IV, yang lahir di Hertfordshire dan menjabat pada tahun 1150-an).

Politiknya yang condong ke kiri mirip dengan pandangan Paus Fransiskus yang relatif progresif tentang isu keadilan sosial.

Ia juga dikenal kritis terhadap perlakuan gereja terhadap kaum LGBT dan umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi. 

2. Kardinal Peter Turkson (Ghana)

Kardinal Peter Turkson (76 tahun ) merupakan sarjana Alkitab multi bahasa Kardinal Peter Turkson.

Ia digambarkan sebagai sosok yang menawan dan bertutur kata lembut dan telah lama dianggap sebagai kandidat terdepan.

Namun, pandangannya yang relatif liberal tentang homoseksualitas, ekologi, dan keadilan sosial membuatnya berselisih dengan beberapa kardinal dan uskup di negaranya sendiri, Ghana.

Meskipun ada antusiasme untuk memilih seorang paus dari Afrika, tempat populasi Katolik sedang berkembang.

Akan tetapi Kardinal Turkson secara umum tidak dipandang sebagai kandidat pemersatu.

3. Kardinal Péter Erdő (Hungaria)

Kardinal Péter Erdő telah lama menjadi tokoh penting dalam politik gereja kontemporer. 

Ia merupakan seorang sarjana dan intelektual pemenang penghargaan. Bahkan saat ini ia dipandang sebagai "pilihan konsensus" yang potensial, kata US Catholic.

Sebagai seorang konservatif, Erdo sebelumnya menentang praktik umat Katolik yang bercerai atau menikah lagi untuk menerima Komuni Kudus.

Erdo juga vokal menentang negara-negara Eropa yang menerima pengungsi, dengan menyatakan bahwa hal itu sama saja dengan perdagangan manusia.

Erdo diangkat menjadi kardinal pada 2003 oleh Paus Yohanes Paulus II.

4. Kardinal Pietro Parolin (Italia)

Sekretaris negara Vatikan, Pietro Parolin (70 tahun) bertugas di Vatikan selama 11 tahun.

Ia menjadi kandidat yang paling dinominasikan menggantikan Paus Fransiskus

Parolin dianggap moderat secara politik. Ia menghabiskan kariernya dengan berpartisipasi dalam sayap diplomatik Vatikan.

Ia menghabiskan sebagian karirnya di Nunsiatur Nigeria dan Meksiko lalu diangkat menjadi kardinal pada 2014 oleh Paus Fransiskus.

5. Kardinal Wim Eijk (Belanda)

Willem Jacobus Eijk (71 tahun) adalah seorang mantan dokter medis. Ia dianggap sebagai salah satu kandidat terdepan yang paling konservatif.

Eijk diangkat menjadi kardinal oleh Paus Benediktus XVI pada 2012.

Ia dikenal sebagai seorang konservatif yang gigih, dikenal karena penentangannya terhadap sikap Paus tentang pernikahan ulang dan perceraian sipil.

Pandangannya bahkan sering kali menantang pendekatan liberal Paus Fransiskus.

6. Kardinal Fridolin Ambongo Besungu (Republik Demokratik Kongo).

Kardinal Fridolin Ambongo Besungu (65 tahun) dikenal karena sikap konservatifnya terhadap doktrin gereja.

Ambongo Besungu telah menjadi kritikus vokal ajaran liberal Paus Fransiskus, khususnya pada isu LGBTQ.

Dikenal karena sikap konservatifnya terhadap doktrin gereja, Ambongo Besungu telah menjadi kritikus vokal ajaran liberal Paus Fransiskus, khususnya pada isu LGBTQ.

7. Kardinal Raymond Burke (Amerika Serikat)

Kardinal Raymond Burke (76 tahun) merupakan seorang kritikus vokal Paus Fransiskus.

Burke menganjurkan ajaran Katolik tradisional tentang pernikahan, Ekaristi, dan isu-isu keluarga, yang menjadikannya seorang pesaing konservatif terkemuka.

8. Kardinal Robert Sarah (Guinea)

Sarah (78 tahun )dikenal karena kritiknya terhadap reformasi liturgi Paus Fransiskus dan kepatuhannya yang kuat terhadap ajaran Katolik tradisional.

Sikapnya yang tegas dalam melestarikan Misa Latin telah membuatnya menjadi favorit di kalangan kaum tradisionalis.

9. Kardinal Matteo Zuppi (Italia).

Matteo Zuppi (69 tahun ) merupakan orang dalam di Vatikan milik Paus Fransiskus.

Zuppi dipandang sebagai seorang moderat yang dapat melanjutkan agenda Paus.

Ia dikenal karena fokusnya pada inklusivitas dan keadilan sosial.

10. Kardinal Giovanni Battista Re (Italia)

Battista Re (89 tahun) merupakan dekan Dewan Kardinal, Re memainkan peran penting dalam mempersiapkan konklaf.

Meskipun usianya mungkin menjadi pertimbangan, pengaruhnya tetap signifikan di kalangan Vatikan.

(Tribunnews.com / Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved