Konflik Palestina Vs Israel
AS Gempur Sanaa, Serangan Balasan Houthi Ancam Jalur Perdagangan Dunia
Media yang dikelola kelompok Houthi melaporkan bahwa dua serangan udara menghantam wilayah Attan di Sanaa pada Minggu (20/4/2025).
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) kembali melancarkan serangan udara di ibu kota Yaman, Sanaa.
Eskalasi kali ini menargetkan sejumlah titik strategis di wilayah yang dikuasai Houthi sejak 2014.
Media yang dikelola kelompok Houthi melaporkan, dua serangan udara menghantam wilayah Attan di Sanaa pada Minggu (20/4/2025).
AS juga dikabarkan menyerang proyek sanitasi di wilayah Asir, lingkungan Furwah, serta sebuah pasar populer di distrik Shoub.
Belum ada rincian mengenai jumlah korban yang disampaikan sejauh ini.
Serangan terbaru ini terjadi sehari setelah AS melancarkan 13 serangan udara terhadap pelabuhan dan bandara di Hodeidah.
Tiga hari sebelumnya, Washington juga melakukan serangan paling mematikan sejauh ini di pelabuhan Ras Isa, yang menewaskan sedikitnya 80 orang dan melukai lebih dari 150 lainnya.
Menurut laporan Al Jazeera, wilayah-wilayah yang dikuasai Houthi telah menjadi sasaran serangan udara hampir setiap hari sejak Maret lalu.
Serangan ini dimulai setelah Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan operasi militer besar-besaran terhadap kelompok tersebut.
Serangan udara itu disebut bertujuan untuk menghentikan serangan Houthi terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah, jalur penting bagi perdagangan internasional.
Hingga kini, lebih dari 200 orang dilaporkan tewas akibat serangan militer AS tersebut.
Baca juga: Bersandal Jepit, Ini Rahasia Milisi Houthi Bisa Panen Drone Canggih MQ-9 Reaper AS di Yaman
Sejak November 2023, kelompok Houthi telah melakukan lebih dari 100 serangan terhadap kapal-kapal yang mereka tuduh terkait dengan Israel.
Aksi ini disebut sebagai bentuk solidaritas atas penderitaan rakyat Palestina di Gaza akibat agresi Israel.
Serangan Houthi telah mengganggu jalur pengiriman global, khususnya melalui Terusan Suez, yang biasanya dilalui sekitar 12 persen dari total lalu lintas pengiriman dunia.
Banyak perusahaan pelayaran kini terpaksa menggunakan rute alternatif yang lebih mahal, memutar melalui Tanjung Harapan di Afrika Selatan.
Selama gencatan senjata dua bulan di Gaza awal tahun ini, kelompok Houthi menghentikan serangan terhadap jalur pelayaran.
Mereka kembali meluncurkan serangan setelah Israel memperbarui agresinya ke Gaza bulan lalu.
Kelompok Houthi, atau Ansar Allah, pertama kali muncul pada 1990-an dan mencuat ke kancah nasional pada 2014 ketika mereka merebut ibu kota Sanaa dan memaksa Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi melarikan diri ke luar negeri.
Serangan terbaru oleh AS menambah daftar panjang kekerasan di Yaman dan memperburuk penderitaan warga sipil yang telah bertahun-tahun hidup dalam konflik berkepanjangan.
Ringkasan Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel
-
Serangan Israel di Gaza Tewaskan Warga Sipil
Serangan udara Israel terhadap Gaza kembali menelan korban jiwa.
Sedikitnya dua orang tewas setelah tenda-tenda di zona aman al-Mawasi dibombardir.
Serangan terpisah di sebuah rumah di Khan Younis juga menyebabkan empat orang meninggal dunia, dilaporkan Al Jazeera, Sabtu (19/4/2025).
Gempuran ini menambah panjang daftar korban sipil di Gaza, yang terus meningkat sejak konflik kembali memanas.
-
PBB Minta Israel Bertanggung Jawab atas Dugaan Eksekusi Paramedis
Baca juga: Houthi Tembak Jatuh Drone MQ-9 Reaper ke-21 AS, Kerugian Amerika Tembus Rp 12,3 Triliun
Jonathan Whitall, kepala badan kemanusiaan PBB di Gaza, menyerukan pertanggungjawaban setelah militer Israel menyatakan tidak menemukan bukti bahwa tentaranya mengeksekusi seorang paramedis bulan lalu.
Pernyataan ini memicu kecaman dari berbagai pihak yang menilai penyelidikan internal Israel tidak transparan.
-
Parlemen Prancis Protes Dilarang Masuk Israel
Ketegangan juga terjadi antara Israel dan Prancis.
Sejumlah anggota parlemen Prancis mengecam keras pembatalan visa mereka untuk memasuki Israel.
Mereka meminta Presiden Emmanuel Macron turun tangan dan mendesak pemerintah Israel memberi penjelasan, dikutip dari Middle East Eye.
-
Pasukan AS Kembali Bombardir Yaman, 12 Warga Tewas
Sementara itu, militer Amerika Serikat kembali melancarkan serangan udara di wilayah utara Yaman.
Setidaknya 12 orang dilaporkan tewas dalam serangan yang menghantam pasar di ibu kota Sanaa.
Tim penyelamat terlihat menggali puing-puing bangunan untuk mencari korban yang selamat, menurut laporkan Reuters dan Associated Press.
-
Menhan AS Bocorkan Rencana Militer Lewat Obrolan Keluarga
Di tengah gencarnya operasi militer, Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, disebut membocorkan rencana serangan ke Yaman dalam obrolan grup pribadi.
Obrolan itu mencakup istrinya, saudara laki-lakinya, dan pengacara pribadinya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.