Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Melunak, Ajak China Negosiasi Tarif Dagang usai Patok Tarif Impor 145 Persen
Presiden Trump meminta China untuk menghubunginya guna memulai negosiasi, menyelesaikan eskalasi perang dagang pasca AS memberlakukan tarif 145 persen
China menjelaskan bahwa pihaknya hanya akan terlibat dalam perundingan dengan AS jika para pemimpinnya menunjukkan rasa hormat kepada Beijing.
Pernyataan ini disampaikan oleh mantan pejabat ekonomi tinggi China, Zhu Guangyao, dalam wawancara di Singapura.
Zhu mengatakan, saat tim teknis dari kedua negara tetap melakukan kontak.
Perundingan mengenai tarif "resiprokal" Trump harus didasarkan pada rasa saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan pola pikir saling menguntungkan.
Sikap tegas China ini didasari oleh penilaian bahwa kebijakan tarif AS merupakan tindakan unilateralisme, proteksionisme, dan intimidasi ekonomi yang melanggar aturan WTO, merusak sistem perdagangan multilateral, dan mengganggu stabilitas ekonomi global.
China Stop Beli Pesawat dan Suku Cadang Boeing
Terpisah, selain memberlakukan tarif balasan, China juga turut menambahkan 11 perusahaan AS ke dalam daftar 'entitas yang tidak dapat diandalkan'.
Memberlakukan pembatasan ekspor tujuh unsur tanah jarang, menambahkan 27 perusahaan ke dalam daftar perusahaan yang menghadapi pembatasan perdagangan.
Terbaru China turut menginstruksikan maskapai-maskapai nasionalnya untuk tidak menerima pengiriman pesawat Boeing.
Tak hanya itu, pemerintah China juga meminta maskapai nasionalnya untuk menghentikan pembelian peralatan dan suku cadang pesawat dari perusahaan-perusahaan AS.
Instruksi tersebut dilakukan sebagai respons atas keputusan Amerika Serikat yang memberlakukan tarif sebesar 145 persen terhadap barang-barang asal China
Imbas penangguhan tersebut, tiga maskapai besar China yakni, maskapai Air China, China Eastern Airlines dan China Southern Airlines harus membatalkan rencananya mereka untuk menerima 45, 53, dan 81 pesawat Boeing antara tahun 2025 hingga 2027.
Meski pembatasan ini diprediksi akan memberikan dampak besar terhadap biaya operasional maskapai-maskapai China yang menggunakan pesawat Boeing.
Namun langkah ini memperkuat sinyal bahwa China serius dalam menanggapi apa yang mereka sebut sebagai "perundungan" dari pihak Washington.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.