Minggu, 5 Oktober 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Ralat Aturan, Trump Tegaskan Tarifnya untuk China tak Berlaku bagi Produk Komputer dan Smartphone

Administrasi Trump mengumumkan bahwa kebijakan tersebut tak berlaku bagi turunan produk yang berkaitan dengan perangkat elektronik seperti laptop

Penulis: Bobby W
Editor: Tiara Shelavie
Facebook The White House
TARIF DAGANG AS - Foto ini diambil pada Kamis (3/4/2025) dari Facebook The White House memperlihatkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berbicara selama konferensi pers setelah menandatangani kenaikan tarif dagang baru antara AS dan negara lain di dunia, di Gedung Putih di Washington, DC, AS pada Rabu (2/4/2025). Trump sepertinya mulai melunak atas kebijakan keras yang diberikannya kepada China pada hari Sabtu waktu setempat (12/4/2025) setelah mengumumkan ralat terkait kebijakan terkait kenaikan tarif untuk China secara mendadak. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menuai sorotan terkait kebijakannya yang memberikan sanksi tarif balasan ke China.

Seperti yang diketahui pada Jumat lalu (11/4/2025) Trump mengumumkan bahwa dirinya menaikkan tarif timbal balik untuk China menjadi 145 persen karena ketidakpatuhannya akan ketetapan sebelumnya.

Namun demikian, Trump sepertinya mulai melunak atas kebijakan keras yang diberikannya kepada China pada hari Sabtu waktu setempat (12/4/2025).

Dikutip dari Associated Press, pada Sabtu malam pemerintahan Trump mendadak mengumumkan ralat terkait kebijakan terkait kenaikan tarif untuk China.

Administrasi Trump mengumumkan bahwa kebijakan tersebut tak berlaku bagi turunan produk-produk yang berkaitan dengan perangkat elektronik seperti smartphone dan laptop.

Langkah tersebut diambil administrasi Trump guna menjaga harga perangkat elektronik populer di AS agar tetap terjangkau mengingat barang-barang tersebut biasanya tidak diproduksi di AS.

Dalam pernyataannya, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS menyebutkan bahwa barang seperti smartphone , laptop, hard drive , monitor panel datar, dan beberapa chip memenuhi syarat untuk pengecualian.

Mesin pembuat semikonduktor juga dikecualikan, sehingga tidak dikenai tarif 145 persen untuk produk Tiongkok atau tarif dasar 10 persen untuk negara lain.

Kebijakan ini merupakan perubahan tarif terbaru dari pemerintahan Trump, yang telah beberapa kali berubah sikap dalam rencana besar pengenaan tarif terhadap barang impor dari sebagian besar negara.

Pengecualian ini mencerminkan kesadaran presiden bahwa tarif terhadap Tiongkok tidak akan memindahkan produksi smartphone , komputer, atau perangkat lain ke AS dalam waktu dekat

Hal ini juga seakan-akan menepis prediksi pemerintahan Trump sebelumnya yang mengira Apple akan memproduksi iPhone di AS untuk pertama kalinya dengan adanya kebijakan tarif timbal balik untuk China.

Baca juga: Tarif Trump Mulai Berimbas ke Elon Musk, Tesla Hentikan Penjualan Dua Model Mobilnya di Tiongkok

Wacana itu sendiri bisa dikatakan sulit terwujud mengingat Apple telah membangun rantai pasok yang kompleks di China selama puluhan tahun terakhir.

Memindahkan produksi ke AS juga membutuhkan waktu bertahun-tahun dan biaya hingga miliaran dolar,sehingga langkah ini berisiko meningkatkan harga iPhone hingga tiga kali lipat, yang dapat mengancam penjualan produk unggulan mereka.

Keputusan Trump mengecualikan iPhone dan perangkat populer buatan Tiongkok ini mirip dengan kebijakan serupa pada masa perang dagang di periode pertamanya.

Namun, di awal masa jabatan keduanya, Trump tampak lebih agresif mengenakan tarif lebih luas, memicu anjloknya nilai pasar Apple dan perusahaan teknologi lain.

Gejolak ini juga menghantam saham Tujuh Perusahaan Besar teknologi asal AS.

Adapun tujuh perusahaan yang dimaksud adalah Apple, Microsoft, Nvidia, Amazon, Tesla, Alphabet (induk Google), dan Meta Platforms (induk Facebook).

Pada awal April, kapitalisasi pasar gabungan mereka turun $2,1 triliun (14 persen) dari 2 April ketika Trump mengumumkan tarif luas untuk banyak negara.

Kerugian tersebut mulai berkurang pada Rabu lalu setelah Trump menunda tarif untuk negara selain Tiongkok, sehingga penurunan nilai "Tujuh Besar" menyusut menjadi $644 miliar (4 persen) dari 2 April.

Kini, pasar saham AS diprediksi akan mengalami reli teknologi pada Senin mendatang, dipimpin oleh Apple karena iPhone buatan Tiongkok tetap menjadi sumber pendapatan terbesar perusahaan.

PERANG DAGANG - Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan China dengan uang dolar di atasnya, diambil dari Pexels pada 11 April 2025. Amerika Serikat dan China saling menerapkan tarif tinggi terhadap barang-barang yang masuk ke negaranya.
PERANG DAGANG - Ilustrasi bendera Amerika Serikat dan China dengan uang dolar di atasnya, diambil dari Pexels pada 11 April 2025. Amerika Serikat dan China saling menerapkan tarif tinggi terhadap barang-barang yang masuk ke negaranya. (Pexels)

Pengecualian ini juga meredakan kekhawatiran konsumen bahwa tarif terhadap Tiongkok akan menyebabkan kenaikan harga signifikan pada perangkat esensial seperti smartphone.

Dalam pernyataan Sabtu, Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt tidak secara spesifik membahas pengecualian tersebut, tetapi menegaskan pemerintah tetap mendorong perusahaan teknologi memindahkan produksi ke AS.

"Presiden Trump menegaskan AS tidak boleh bergantung pada Tiongkok untuk memproduksi teknologi kritis seperti semikonduktor, chip, smartphone , dan laptop," kata Leavitt. Ia menambahkan bahwa pemerintah telah mengamankan investasi dari Apple, TSMC, dan Nvidia, yang "bergegas memindahkan produksi ke AS secepat mungkin"

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved