Minggu, 5 Oktober 2025

Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

Trump Tangguhkan Tarif di 75 Negara selama 90 Hari, tapi Naikkan Tarif China Menjadi 125 Persen

Setelah dirayu, Presiden AS Trump menangguhkan tarif dagang untuk 75 negara selama 90 hari, tapi malah menaikkan tarif untuk China menjadi 125 persen.

Facebook The White House
TARIF DAGANG AS - Foto ini diambil pada Kamis (3/4/2025) dari Facebook The White House memperlihatkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berbicara selama konferensi pers setelah menandatangani kenaikan tarif dagang baru antara AS dan negara lain di dunia, di Gedung Putih di Washington, DC, AS pada Rabu (2/4/2025). Pada 9 April, Trump menangguhkan tarif dagang untuk 75 negara selama 90 hari, kecuali China, yang tarif dagang dengan AS dinaikkan menjadi 125 persen. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menangguhkan tarif timbal balik terhadap sebagian besar mitra dagang AS selama 90 hari.

Pada saat yang sama Trump menaikkan tarif timbal balik terhadap China menjadi 125 persen, yang sebelumnya dinaikkan menjadi 104 persen.

Trump mengatakan jeda 90 hari untuk penerapan tarif itu hanya berlaku untuk 75 negara yang tidak membalas terhadap tarif dagang yang ditetapkan oleh AS sebelumnya.

"...berdasarkan fakta bahwa lebih dari 75 Negara telah memanggil Perwakilan Amerika Serikat, ... dan bahwa Negara-negara ini tidak, atas saran saya yang kuat, membalas dengan cara, bentuk, atau cara apa pun terhadap Amerika Serikat, saya telah mengesahkan PENGHENTIAN selama 90 hari," tulis Trump di platform Truth Social pada hari Rabu (9/4/2025).

"...dan Tarif Timbal Balik yang diturunkan secara substansial selama periode ini, sebesar 10 persen, yang juga berlaku segera," lanjutnya.

Jumlah tersebut lebih rendah dari tarif 20 persen yang ditetapkan oleh Trump terhadap barang-barang impor dari Uni Eropa, 24 persen untuk impor dari Jepang, dan 25 persen untuk impor dari Korea Selatan.

Pada unggahannya tersebut, Trump menuliskan harapannya, "Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, Tiongkok akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS dan Negara-negara lain tidak lagi berkelanjutan atau dapat diterima."

Beberapa jam setelah pengumuman itu, seorang pejabat Gedung Putih mengklarifikasi hal tersebut tidak berlaku untuk bea masuk 25 persen yang dikenakan terhadap barang impor AS dari Meksiko dan Kanada sejak Februari lalu.

Pejabat itu mengatakan kedua negara tersebut tidak termasuk dalam daftar negara untuk tarif terbaru yang diumumkan pada "Hari Pembebasan" pada 2 April lalu, seperti diberitakan Sky News.

Mengenai China, Trump berbicara kepada wartawan beberapa jam setelah menulis di platform Truth Social.

Trump mengatakan China ingin berunding dengan AS mengenai tarif tersebut, tetapi belum menemukan caranya.

Baca juga: Ketika Kebijakan Tarif Trump Jadi Senjata: Saham Jatuh, Ekonomi Lambat, Resesi Membayangi

"Belum ada yang berakhir, tetapi kami memiliki semangat yang luar biasa dari negara-negara lain, termasuk China. China ingin membuat kesepakatan, mereka hanya tidak tahu bagaimana cara melakukannya," katanya kepada wartawan, seperti diberitakan CNN.

Sebelumnya, AS menaikkan tarif dagang terhadap barang-barang dari China sebesar 34 persen dalam pengumuman tarif pada 2 April lalu.

China membalas dengan menaikkan tarif terhadap barang impor dari AS sebesar 34 persen dan berlaku mulai 10 April 2025.

Trump kemudian membalas dengan menaikkan tarif China menjadi 104 persen, namun China mengancam lagi akan menaikkan tarif dagang terhadap AS hingga 84 persen.

Pada hari Rabu kemarin, Trump mengatakan akan menaikkan tarif dagang terhadap China menjadi 125 persen.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved