Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Prancis Siap Akui Palestina, Israel Tak Terima, Sebut Langkah Itu Ancam Stabilitas Kawasan

Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa'ar mengecam rencana Presiden Prancis Emmanuel Macron yang akan segera mengakui negara Palestina pada bulan Juni.

Instagram Gideon Sa'ar @gideonsaar
Gideon Sa'ar - Foto Gideon Sa'ar yang diunggah di Instagram resminya pada 11 November 2024. Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa'ar mengecam rencana Presiden Prancis Emmanuel Macron yang akan segera mengakui negara Palestina pada bulan Juni. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa'ar mengecam rencana Presiden Prancis Emmanuel Macron yang akan segera mengakui negara Palestina pada bulan Juni mendatang.

Menurut Sa'ar keputusan Macron ini dianggap sebagai 'hadiah' bagi Hamas.

“Pengakuan sepihak atas negara Palestina fiktif, oleh negara mana pun, dalam realitas yang kita semua ketahui, akan menjadi hadiah dorongan bagi Hamas,” klaim Sa'ar melalui X, dikutip dari Anadolu Anjansi.

Tidak sampai di situ, Sa'ar menuduh keputusan ini akan mengancam stabilitas kawasan.

"Tindakan-tindakan semacam ini tidak akan mendekatkan perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan kita, tetapi justru sebaliknya: tindakan-tindakan tersebut hanya akan semakin menjauhkan kita," tudingnya.

Sebelumnya, Macron dalam sebuah wawancara pada hari Rabu (9/4/2025) yang disiarkan di televisi France 5 bahwa Prancis berencana untuk mengakui negara Palestina.

“Kita harus bergerak menuju pengakuan, dan kita akan melakukannya dalam beberapa bulan mendatang,” kata Macron, dikutip dari Al Jazeera.

Macron mengatakan bahwa rencana ini akan terealisasi pada bulan Juni selama konferensi internasional yang diketuai bersama dengan Arab Saudi.

"Tujuan kami adalah untuk memimpin konferensi ini (mengenai Palestina) dengan Arab Saudi pada suatu waktu di bulan Juni, di mana kami dapat menyelesaikan gerakan pengakuan bersama oleh beberapa pihak," katanya.

Presiden Prancis ini menegaskan bahwa langkah yang ia ambil bukan untuk kepentingan pribadi, namun demi kebenaran.

"Saya tidak melakukan ini untuk menyenangkan siapa pun. Saya akan melakukannya karena suatu saat nanti itu akan benar," tegasnya.

Rencana ini sebelumnya telah diungkapkan oleh Macron setahun yang lalu, tepatnya pada bulan Februari 2024.

Baca juga: Macron: Prancis Akan Akui Negara Palestina pada Juni 2025, tapi Negara Arab Harus Akui Israel

Saat itu, Macron mengatakan bahwa ada kemungkinan untuk mengakui negara Palestina.

"Mengakui negara Palestina bukanlah hal yang tabu bagi Prancis," katanya.

"Kita berutang kepada Palestina, yang aspirasinya telah diinjak-injak terlalu lama. Kita berutang kepada Israel, yang mengalami pembantaian anti-Semit terbesar di abad ini. Kita berutang kepada kawasan yang ingin lepas dari para promotor kekacauan dan penabur dendam, jelasnya pada saat itu.

Atas rencana Macron ini, Menteri Luar Negeri Palestina, Varsen Aghabekian Shahin menyambutnya dengan baik.

Menurut Shahin, keputusan Macron ini akan melindungi hak-hak rakyat Palestina.

"Pengakuan Prancis akan menjadi langkah ke arah yang benar sejalan dengan upaya melindungi hak-hak rakyat Palestina dan solusi dua negara," katanya.

Negara-negara yang Telah Mengakui Negara Palestina

Saat ini, 147 dari 193 negara anggota PBB mengakui negara Palestina.

Pada bulan Mei tahun lalu, Spanyol, Irlandia, dan Norwegia secara resmi mengakui negara Palestina dalam pernyataan terpisah yang dikeluarkan berturut-turut.

Seorang juru bicara pemerintah Spanyol mengumumkan bahwa Spanyol secara resmi mengakui negara Palestina dalam keputusan yang disetujui oleh kabinetnya bersamaan dengan langkah serupa yang dilakukan oleh Irlandia dan Norwegia.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan Spanyol mengakui negara Palestina, termasuk Jalur Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, di bawah Otoritas Nasional Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dikutip dari Al Mayadeen.

Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Sanchez menambahkan bahwa Spanyol tidak akan mengakui perubahan apa pun pada perbatasan Palestina setelah tahun 1967 kecuali semua pihak menyetujuinya. 

Menurut Sanchez, mengakui negara Palestina adalah hal yang sangat penting saat ini.

Negara-negara lainnya adalah Bulgaria, Siprus, Malta, Hungaria, Polandia, Swedia, dan Rumania.

Swedia menjadi anggota Uni Eropa pertama yang mengakui negara Palestina.

Swedia mengakui negara Palestina pada tahun 2014.

Beberapa negara Eropa lainnya, khususnya di Eropa Timur, termasuk Ukraina, Albania, Serbia, Montenegro dan Belarus, juga telah mengakui negara Palestina.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Prancis dan Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved