Konflik Palestina Vs Israel
Prancis Siap Akui Palestina, Israel Tak Terima, Sebut Langkah Itu Ancam Stabilitas Kawasan
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa'ar mengecam rencana Presiden Prancis Emmanuel Macron yang akan segera mengakui negara Palestina pada bulan Juni.
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa'ar mengecam rencana Presiden Prancis Emmanuel Macron yang akan segera mengakui negara Palestina pada bulan Juni mendatang.
Menurut Sa'ar keputusan Macron ini dianggap sebagai 'hadiah' bagi Hamas.
“Pengakuan sepihak atas negara Palestina fiktif, oleh negara mana pun, dalam realitas yang kita semua ketahui, akan menjadi hadiah dorongan bagi Hamas,” klaim Sa'ar melalui X, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Tidak sampai di situ, Sa'ar menuduh keputusan ini akan mengancam stabilitas kawasan.
"Tindakan-tindakan semacam ini tidak akan mendekatkan perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan kita, tetapi justru sebaliknya: tindakan-tindakan tersebut hanya akan semakin menjauhkan kita," tudingnya.
Sebelumnya, Macron dalam sebuah wawancara pada hari Rabu (9/4/2025) yang disiarkan di televisi France 5 bahwa Prancis berencana untuk mengakui negara Palestina.
“Kita harus bergerak menuju pengakuan, dan kita akan melakukannya dalam beberapa bulan mendatang,” kata Macron, dikutip dari Al Jazeera.
Macron mengatakan bahwa rencana ini akan terealisasi pada bulan Juni selama konferensi internasional yang diketuai bersama dengan Arab Saudi.
"Tujuan kami adalah untuk memimpin konferensi ini (mengenai Palestina) dengan Arab Saudi pada suatu waktu di bulan Juni, di mana kami dapat menyelesaikan gerakan pengakuan bersama oleh beberapa pihak," katanya.
Presiden Prancis ini menegaskan bahwa langkah yang ia ambil bukan untuk kepentingan pribadi, namun demi kebenaran.
"Saya tidak melakukan ini untuk menyenangkan siapa pun. Saya akan melakukannya karena suatu saat nanti itu akan benar," tegasnya.
Rencana ini sebelumnya telah diungkapkan oleh Macron setahun yang lalu, tepatnya pada bulan Februari 2024.
Baca juga: Macron: Prancis Akan Akui Negara Palestina pada Juni 2025, tapi Negara Arab Harus Akui Israel
Saat itu, Macron mengatakan bahwa ada kemungkinan untuk mengakui negara Palestina.
"Mengakui negara Palestina bukanlah hal yang tabu bagi Prancis," katanya.
"Kita berutang kepada Palestina, yang aspirasinya telah diinjak-injak terlalu lama. Kita berutang kepada Israel, yang mengalami pembantaian anti-Semit terbesar di abad ini. Kita berutang kepada kawasan yang ingin lepas dari para promotor kekacauan dan penabur dendam, jelasnya pada saat itu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.