Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Netanyahu Bahas Kesepakatan Baru antara Israel-Hamas, Trump Ungkap Rencana Rebut Jalur Gaza

Netanyahu mengatakan Israel sedang membahas kesepakatan baru dengan Hamas, Trump ungkap rencana merebut Jalur Gaza dan mengusir penduduknya.

YouTube The White House
TRUMP DAN NETANYAHU - Tangkapan layar The White House pada Selasa (8/4/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan Presiden AS Donald Trump (kanan) melakukan konferensi pers di Ruang Oval, Gedung Putih, pada hari Senin (7/4/2025). 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel sedang berupaya untuk mencapai kesepakatan baru terkait pembebasan sandera yang ditawan oleh Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Jalur Gaza.

"Saat ini kami sedang menggodok kesepakatan lain yang kami harap akan berhasil, dan kami berkomitmen untuk membebaskan semua sandera," kata Netanyahu dalam pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump pada hari Senin (7/4/2025).

Sementara itu, Trump menimpali dengan mengatakan AS mendukung Israel dengan segala cara untuk memulangkan para sandera.

"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk membebaskan para sandera. Kami sedang mempertimbangkan gencatan senjata lagi, dan kita lihat apa yang terjadi," ujarnya.

Presiden AS mengatakan pemerintahannya memberikan 4 miliar dolar per tahun untuk Israel dan akan terus melakukannya.

Trump juga mengulangi pernyataan mengenai keinginannya untuk mengambil alih Jalur Gaza adalah hal yang baik.

"Jalur Gaza adalah perangkap maut, tempat yang sangat berbahaya yang akan memakan waktu bertahun-tahun untuk dibangun kembali," katanya.

"Gaza adalah tempat yang tertutup dan terkepung dan bukan kami yang mengepungnya," tambahnya, seperti diberitakan Al Jazeera.

Trump mengatakan AS dan Israel akan mengubah nama Jalur Gaza menjadi "Zona Kebebasan" setelah memindahkan penduduknya dari sana ke negara-negara yang siap menerima mereka, tanpa menyebut nama-nama negara itu.

Sementara itu, pemerintahan Netanyahu meyakini peningkatan tekanan militer adalah satu-satunya cara untuk memaksa Hamas memulangkan para sandera, baik yang hidup maupun yang sudah meninggal, yang masih ditahan di Jalur Gaza.

Setelah gencatan senjata yang disepakati antara Hamas dan Israel pada 19 Januari 2024, tentara Israel melanggar perjanjian tersebut dan melanjutkan serangan militernya di Jalur Gaza pada 18 Maret.

Baca juga: Netanyahu Perintahkan Respons Keras setelah Hamas Tembakkan Roket dari Gaza ke Israel

Sebelumnya selama gencatan senjata tahap pertama, Hamas telah membebaskan 33 sandera Israel termasuk delapan jenazah, dengan imbalan pembebasan lebih dari 1.000 warga Palestina dari penjara Israel.

Menurut perkiraan militer Israel, dari 251 sandera yang disandera selama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, 58 masih ditahan di daerah kantong Palestina tersebut, dan 34 telah terbunuh, seperti diberitakan Al Arabiya.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved