Senin, 29 September 2025

Ditampar 4.800 Kali dalam Game hingga Depresi, Pria di China Gugat Perusahaan Permainan

Seorang pria di China menggugat perusahaan game yang ia mainkan karena mengaku depresi menerima tamparan virtual dalam game.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
Pexels
DITAMPAR ONLINE - Foto ilustrasi pria bermain game yang diambil dari Pexels pada 8 April 2025. Seorang pria menggugat perusahaan game setelah mengalami depresi karena ditampar secara virtual dalam game 

Akhirnya, ia memutuskan untuk mengajukan gugatan hukum, menuntut kompensasi dari perusahaan tersebut.

Meski demikian, jumlah kompensasi yang diminta belum diungkapkan ke publik.

Sementara itu, pencarian di media sosial Tiongkok menunjukkan bahwa perilaku seperti yang dialami Qiaoben bukan hal asing.

Banyak pemain lain mengaku sengaja menggunakan item tersebut untuk “membalas dendam” setelah kalah, bahkan menyusun strategi lemparan berulang untuk mempermalukan lawan.

“Tak peduli seberapa kuat pemainnya, mereka tetap bisa dihancurkan oleh telur dan sandal jerami,” tulis seorang pengguna.

Pada 31 Maret 2025, perwakilan perusahaan game menyatakan bahwa item seperti telur dan sandal merupakan bagian dari fitur permainan, namun mereka akan segera menerapkan pembatasan penggunaan.

Perusahaan juga menyatakan siap berkoordinasi dengan pengadilan terkait gugatan yang diajukan Qiaoben.

Pengacara Jin Xiaodong dari Provinsi Shandong menilai bahwa penggunaan item-item tersebut berpotensi bersifat menghina.

Ia menegaskan bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menjaga ketertiban dalam ekosistem game.

Sementara itu, pakar hukum lainnya menyatakan bahwa jika tindakan perundungan dalam game terbukti melanggar hak pribadi seseorang, maka perusahaan bisa dimintai pertanggungjawaban secara perdata.

Baca juga: Viral Restoran di China Jual Tusuk Sate Bambu Pedas hingga Makanan Bernama Unik di Indonesia

Reaksi netizen pun beragam.

Seorang warganet menyebut:

“Kasus Qiaoben ini agak menyedihkan, tapi juga agak lucu. Mungkin sudah waktunya dia berhenti bermain game itu.”

Warganet lain menimpali dengan pengalaman pribadi:

“Saya pernah diburu oleh pemain lain selama sebulan di sebuah game. Setiap kali saya masuk, saya langsung diserang dan ‘dibunuh’. Itu benar-benar bikin trauma.”

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan