Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Media Israel Sebut Israel Ingin Buat Kamp Konsentrasi di Gaza untuk Kurung Warga Palestina

Israel dituding ingin membuat kamp konsentrasi di Jalur Gaza. Dua juta penduduk Palestina bisa terkurung.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Nuryanti
Wafa
JALUR GAZA - Foto yang diambil dari kantor berita Wafa tanggal 7 Maret 2025 memperlihatkan situasi di Beit Lahia, Gaza. Israel merampungkan persiapan untuk memindahkan warga Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebuah media independen Israel menuding Israel ingin membuat "kamp konsentrasi" di Jalur Gaza.

+972 Magazine, nama media itu, mengatakan Israel berniat memasukkan warga Gaza ke suatu zona terbatas dan membiarkan "bencana kelaparan mengurus sisanya".

Media itu awalnya menyinggung pernyataan jurnalis Israel bernama Yinon Magal yang menyebut Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ingin mengevakuasi semua warga Gaza ke zona kemanusiaan baru.

Zona itu akan tertutup dan semua yang masuk di dalamnya harus dicek dulu untuk memastikan mereka bukan anggota Hamas.

Menteri Pertahanan Israel Katz juga menyampaikan rencana evakuasi warga Palestina dari zona tempur.

"Ikuti nasihat Presiden AS: Kembalikan sandera dan singkirkan Hamas, dan pilihan lain akan terbuka bagi kalian, termasuk relokasi ke negara lain bagi yang menginginkannya. Alternatifnya adalah penghancuran total," ujar Katz.

+972 Magazine menyebut pernyataan di atas menunjukkan bahwa Israel bersiap memaksa warga Gaza untuk pergi ke area tertutup yang barangkali memiliki pagar pembatas.

"Semua yang tertangkap berada di luar batas akan dibunuh, dan bangunan di sisa wilayah kantong itu mungkin akan dijadikan rata dengan tanah," kata media itu.

"Tanpa basa-basi, 'zona kemanusiaan' seperti yang disampaikan Magal, yang di dalamnya tentara ingin mengurung 2 juta penduduk Gaza, bisa diringkas hanya dalam dua kata, yakni kamp konsentrasi."

SITUASI GAZA - Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English pada Kamis (20/3/2025) yang menunjukkan kondisi Gaza setelah Israel lancarkan serangan udara selama 2 hari sejak Selasa (18/3/2025) banyak warga yang dipaksa mengungsi. Israel membuat pernyataan pada hari Rabu (19/3/2025) bahwa pihaknya telah meluncurkan 'operasi darat terbatas' di Gaza tengah.
SITUASI GAZA - Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English pada Kamis (20/3/2025) yang menunjukkan kondisi Gaza setelah Israel lancarkan serangan udara selama 2 hari sejak Selasa (18/3/2025) banyak warga yang dipaksa mengungsi. Israel membuat pernyataan pada hari Rabu (19/3/2025) bahwa pihaknya telah meluncurkan 'operasi darat terbatas' di Gaza tengah. (Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English)

Menurut media itu, rencana Israel membangun kamp konsentrasi menunjukkan bahwa "migrasi sukarela" penduduk Gaza bukanlah hal yang masuk akal dalam situasi saat ini.

Hanya akan sedikit sekali warga Gaza yang bersedia pindah, bahkan dalam situasi perang. Lalu, tidak akan ada negara yang bersedia menerima banyak sekali pengungsi Palestina.

Baca juga: Israel Akan Duduki 25 Persen Wilayah Gaza demi Tekan Hamas, Dimulai 2 Minggu Lagi

Baru-baru ini militer Israel meminta semua warga Rafah untuk mengevakuasi diri ke "zona kemanusiaan" di Al Mawasi.

"Media-media Israel menyebutnya sebagai bagian dari kampanye untuk menekan Hamas agar membebaskan sandera yang tersisa, tetapi hal itu bisa jadi merupakan langkah pertama untuk mendirikan kamp konsentrasi," kata +972 Magazine.

Menurut media, barangkali pemerintah dan militer Israel meyakini bahwa "migrasi sukarela" penduduk Gaza akan bisa menghapus kejahatan-kejahatan Israel. Jika warga Palestina bisa hidup lebih baik di tempat lain, tindakan Israel mungkin bisa dilupakan.

"Kenyataan sedihnya ialah bahwa meski pemindahaan paksa dalam skala ini tidak bisa dilakukan, metode yang mungkin digunakan Israel bisa memunculkan kejahatan yang bahkan lebih parah, yakni kamp konsentrasi, penghancuran sistematis seluruh Gaza, dan bahkan mungkin pemusnahan secara sekaligus."

Adapun saat ini IDF mulai melancarkan serangan darat berskala besar di Rafah. IDF berusaha mencaplok wilayah yang akan dimasukkan ke dalam zona keamanan Israel.

Menurut Israel, dalam operasi di Rafah, akan ada evakuasi besar-besaran warga Gaza dari zona pertempuran.

"Saya meminta warga Gaza agar sekarang bertindak menyingkirkan Hamas dan mengembalikan semua sandera. Ini satu-satunya cara mengakhiri perang," kata Katz.

Sekilas tentang kamp konsentrasi

Dikutip dari Encyclopaedia Britannica, kamp konsentrasi adalah pusat penahanan bagi tahanan politik atau kelompok minoritas yang ditahan dengan alasan keamanan negara, eksploitasi, atau hukuman.

Orang-orang kerap kali ditempatkan di kamp konsentrasi atas dasar etnis atau pandangan politik tertentu.

Kamp konsentrasi berbeda dengan penjara yang menahan orang akibat perbuatan kriminal. Kamp konsentrasi juga berlainan dengan kamp tawanan yang menahan personel militer berdasarkan hukum perang.

Kamp konsentrasi sering dikaitkan dengan rezim Nazi Jerman pada Perang Dunia II. Saat itu banyak orang Yahudi, kelompok minoritas, dan warga sipil anti-Nazi yang ditempatkan di kamp konsentrasi.

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved