Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Mantan Pilot Israel Kecam Serangan di Gaza: Ini Genosida, Dunia Harus Bertindak!

Mantan Pilot Angkatan Udara Israel, Yonatan Shapira, mengecam sikap diam komunitas internasional terhadap serangan militer Israel di Gaza.

Tangkap layar YouTube Freedom Flotilla Coalition
YONATAN SAPHIRA - Gambar merupakan tangkap layar diambil Rabu (2/4/2025) dari Freedom Flotilla Coalition yang diunggah pada 29 Jul 2018, menunjukkan Yonatan Shapira, mantan kapten dan pilot helikopter Blackhawk di Angkatan Udara Israel. Shapira mengecam sikap diam komunitas internasional terhadap serangan militer Israel di Gaza. 

Ia mengungkapkan pesawat tempur Israel dikirim ke Gaza, Tepi Barat, dan Lebanon dengan tujuan membunuh warga sipil.

Shapira pun menyadari bahwa perintah yang diberikan kepada tentara Israel merupakan tindakan terorisme.

"Saya mulai menyadari bahwa ini adalah tindakan terorisme," tegasnya.

Shapira mengenang salah satu serangan udara yang menargetkan salah satu lingkungan terpadat di Gaza pada tengah malam.

Sebuah bom seberat 1.000 ton dijatuhkan di sebuah rumah dan menewaskan banyak warga sipil, termasuk anak-anak.

"Para pelaku pembantaian di Gaza tidak boleh lolos dari keadilan. Mereka harus ditangkap, diinterogasi, dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup," tegasnya.

Ia menambahkan, jika tentara dan perwira Israel tahu bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan mereka, mereka pasti akan berpikir dua kali sebelum melakukan pembantaian di Gaza.

3 Warga Palestina Tewas di Rafah, Total Korban Meningkat

Serangan Israel terhadap sebuah rumah di utara Rafah, Jalur Gaza selatan, menewaskan tiga warga Palestina.

Dikutip dari Al Jazeera Arabic, serangan ini menambah jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Gaza sejak fajar hari ini menjadi 21 orang.

Selain itu, serangan udara Israel juga menghancurkan sebuah rumah di kamp pengungsi Bureij di Gaza tengah.

Sementara itu, pasukan Israel dilaporkan melakukan penembakan artileri di sebelah timur lingkungan Tuffah, Kota Gaza.

Situasi di Gaza terus memburuk seiring dengan meningkatnya serangan yang menargetkan permukiman warga sipil.

25 Toko Roti yang Didukung WFP Ditutup

Baca juga: Pasukan Mesir di Sinai Ditambah, Israel Khawatir: Jumlahnya Melebihi Kuota

Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, Stephane Dujarric, mengungkapkan penangguhan bantuan ke Gaza terus memberikan dampak yang menghancurkan bagi warga yang membutuhkan.

Dikutip dari pernyataannya kepada wartawan, Dujarric mengataka 25 toko roti yang sebelumnya didukung oleh Program Pangan Dunia (WFP) selama masa gencatan senjata kini ditutup akibat kekurangan tepung dan tidak tersedianya gas untuk memasak.

Ia menambahkan bahwa WFP terus memprioritaskan distribusi makanan dengan stok yang tersisa.

Namun, situasi tetap kritis sejak penutupan jalur penyeberangan kargo hampir sebulan yang lalu.

Kondisi ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, dengan ribuan warga menghadapi kelaparan akibat terbatasnya pasokan pangan dan bahan bakar.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved