Senin, 6 Oktober 2025

Gempa di Myanmar

Kemenhan Pastikan Bantuan untuk Korban Gempa Tak Akan Terganggu Meski Myanmar Tengah Berkonflik

Kemhan menyebut niat baik Indonesia dalam memberi bantuan untuk korban gempa Myanmar tak akan terganggu.

Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
BANTUAN GEMPA MYANMAR - Wamenhan, Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto memberikan keterngan setelah mengecek tim kemanusiaan bantuan korban gempa Myanmar di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (31/3/2025). Menurutnya bantuan itu tak akan terganggu meski Myanmar tengah dilanda "perang saudara". (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menyebut niat baik Indonesia dalam memberi bantuan untuk korban gempa Myanmar tak akan terganggu.

Hal ini diketahui karena Myanmar sendiri tengah berkonflik atau terjadi 'perang saudara Myanmar'.

"Ya memang ada beberapa tempat seperti itu ya (masih berkonflik), tapi kalau di Naypyidaw saya rasa itu tidak ada masalah," Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan), Marsekal Madya TNI (Purn) Donny Ermawan Taufanto usai mengecek tim kemanusiaan di Base Ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (31/3/2025).

Dalam hal ini, tim pendahulu atau advance yang berangkat untuk memberikan bantuan itu juga bersamaan dengan tim pengamanan.

"Sehingga nanti itu kita akan assess berapa dibutuhkan tim pengamanan untuk memberikan pengamanan kepada petugas yang melaksanakan tugas di daerah bencana alam tersebut," ucapnya.

Donny melanjutkan penyaluran bantuan itu juga dipastikan tak akan terkendala karena ada satu mekanisme untuk penanggulangan bencana yakni melalui Asean Coordinating Centre For Humanitarian Assistance (AHA Center).

"Nah itu nanti sudah dikoordinasikan dengan lokal government dan juga AHA Center yang sudah ada tersebut. Untuk masalah Junta (Militer Myanmar) kita tidak berpikir masalah itu, ini adalah kemanusiaan," jelasnya.

Untuk informasi, Pemerintahan militer Myanmar mengumumkan keadaan darurat di enam wilayah dan negara bagian, termasuk ibu kota Naypyidaw dan Mandalay.

Namun, dengan negara yang dilanda perang saudara berdarah yang berkepanjangan, tidak jelas bagaimana bantuan akan sampai ke banyak wilayah.

Palang Merah mengatakan kabel listrik yang putus menambah tantangan bagi tim mereka yang berusaha mencapai wilayah Mandalay dan Sagaing serta negara bagian Shan bagian selatan.

"Laporan awal dari lapangan menunjukkan gempa bumi telah menyebabkan kerusakan yang signifikan. Informasi tentang kebutuhan kemanusiaan masih dikumpulkan.” kata Palang Merah Myanmar.

Sementara itu di Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar dan dekat dengan episentrum, gempa bumi merusak sebagian bekas istana kerajaan dan bangunan-bangunan, menurut video dan foto yang dirilis di media sosial Facebook.

Meskipun daerah tersebut rawan gempa bumi, namun pada umumnya jarang penduduknya dan sebagian besar rumah merupakan bangunan bertingkat rendah.

Di wilayah Sagaing, tepatnya di barat daya Mandalay, sebuah jembatan berusia 90 tahun runtuh, dan beberapa ruas jalan raya yang menghubungkan Mandalay dan kota terbesar di Myanmar, Yangon, juga rusak.

Warga di Yangon bergegas keluar dari rumah mereka saat gempa terjadi. Tidak ada laporan langsung mengenai korban luka atau kematian.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved