Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Duka Selimuti Gaza, IDF Paksa Warga Angkat Kaki Dari Rafah saat Perayaan Idul Fitri 2025

PM Israel memerintahkan pasukannya untuk mengevakuasi penduduk Rafah jelang operasi besar-besaran. Rencananya mereka akan dipindah ke kamp Muqarsi

khaberni/tangkap layar
PENGUNGSI GAZA - Tangkap layar Khaberni, Rabu (26/3/2025) menunjukkan pengungsi warga Gaza yang berpindah mencari lokasi aman dari serangan Israel. PM Israel memerintahkan pasukannya untuk mengevakuasi penduduk Rafah jelang operasi besar-besaran. Rencananya mereka akan dipindah ke kamp Muqarsi, kamp tenda kumuh di sepanjang pantai Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM – Perayaan hari raya Idul Fitri di Gaza berubah menjadi duka usai Militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi besar-besaran yang mencakup sebagian besar Rafah.

Dalam keterangan resmi yang dikutip NBC News, Militer Israel memerintahkan seluruh penduduk Rafah untuk angkat kaki, mengevakuasi diri mereka jelang operasi besar-besaran yang akan digelar IDF di Gaza.

“Militer memerintahkan warga Palestina untuk menuju Muwasi, kamp tenda kumuh di sepanjang pantai Gaza,” ujar sumber yang mengetahui laporan tersebut.

Perintah evakuasi dikeluarkan PM Israel Benjamin Netanyahu selama Idul Fitri, hari raya umat Islam yang biasanya menandai berakhirnya bulan puasa Ramadan.

Trump berdalih evakuasi dilakukan untuk meminimalisir korban sipil menjelang dimulainya operasi darat di wilayah Gaza.

Lantaran Hamas menolak untuk menyetujui tuntutan Netanyahu agar militan sayap kanan Palestina itu melucuti senjatanya dan meninggalkan Gaza.

Pasca perintah evakuasi di keluarkan, sejumlah warga Palestina mulai berbondong-bondong meninggalkan rumahnya untuk mencari tempat lain yang lebih aman.

Badan kemanusiaan PBB atau OCHA melaporkan bahwa Israel kembali melancarkan serangkaian serangan di Jalur Gaza dan menyebabkan sekitar 142.000 warga Palestina terpaksa mengungsi sejak 18 Maret lalu.

“Konflik di Gaza terus berlanjut di tengah kondisi kemanusiaan yang menyedihkan. Lebih dari 142.000 warga Palestina telah mengungsi,” kata OCHA.

Israel Bombardir Gaza Saat Idul Fitri

Tak hanya menebar ancaman, militer Israel juga turut melancarkan serangan ke warga sipil saat hari Raya Idul Fitri 2025 digelar.

Mengutip laporan Aljazeera, setidaknya 35 warga dari kota Rafah dan Khan Younis tewas menjelang digelarnya sholat Idul Fitri yang jatuh pada Minggu (30/3/2025).

Baca juga: Israel Makin Beringas Bombardir Gaza, 35 Orang Tewas Saat Perayaan Idul Fitri

Adapun puluhan korban tewas ini sebagian besar didominasi wanita dan anak-anak ini, mereka tewas lantaran menjadi sasaran bom dan drone militer Israel.

Saksi mata menuturkan serangan udara dilancarkan Israel secara besar-besaran pada Minggu dini hari, sebagian bom-bom tersebut diluncurkan Israel menghantam tenda dan rumah saat warga Palestina jelang perayaan hari raya Idul Fitri

Adalah Adel al-Shaer, salah satu warga Gaza menuturkan bahwa di hari kemenangan itu, ia kehilangan orang-orang yang dicintai.

“Perayaan Idul Fitri ini menyedihkan. Kami kehilangan dua puluh orang yang kami cintai, anak-anak kami, kehidupan kami, dan masa depan kami,” kata Adel al-Shaer setelah menghadiri shalat di tengah reruntuhan di kota pusat Deir al-Balah.

Israel Ancam Caplok Lebih Banyak Wilayah Gaza

Di tengah serangan yang memanas,  Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengancam akan melanjutkan agresi, menerjunkan pasukan pertahanan (IDF) untuk merebut lebih banyak wilayah di Gaza.

"Jika Hamas terus menolak membebaskan para sandera, saya telah menginstruksikan IDF untuk merebut wilayah tambahan dan menduduki sebagian wilayah tersebut secara permanen,” kata Katz dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir BBC International.

“Operasi ini dilakukan sambil mengevakuasi penduduk, dan memperluas zona keamanan di sekitar Gaza untuk kepentingan melindungi masyarakat Israel dan tentara IDF, melalui kendali permanen Israel atas wilayah tersebut," imbuh Katz.

Ancaman ini diungkap Katz sebagai gertakan atas sikap Hamas yang terus menolak membebaskan 24 dari 59 sandera yang masih hidup.

Israel dan AS menuduh Hamas menolak usulan untuk memperpanjang gencatan senjata.

"Ini menyusul penolakan berulang kali Hamas untuk membebaskan sandera kami, serta penolakannya terhadap semua proposal yang telah diterimanya dari Utusan Presiden AS Steve Witkoff," kata PM Israel, Benjamin Netanyahu

"Israel akan, mulai sekarang, bertindak melawan Hamas dengan kekuatan militer yang meningkat." imbuhnya.

Namun Hamas berdalih keputusannya untuk menunda pembebasan sandera Israel karena Netanyahu telah gagal mematuhi perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati sebelumnya.

Perseteruan ini yang membuat Israel murka hingga kembali memerintahkan pasukannya untuk melanjutkan gempuran dan merebut lebih banyak wilayah Gaza.

(Tribunnews.com/Namira)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved