Konflik Palestina Vs Israel
Bicara Lewat Telepon, Trump dan Mohammed bin Zayed Bahas Upaya Gencatan Senjata di Gaza
Presiden UEA MBZ melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump membahas upaya gencatan senjata di Gaza.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Keduanya membahas perkembangan situasi di Timur Tengah.
Di antaranya termasuk upaya gencatan senjata di Gaza, Al Jazeera melaporkan.
Kabar ini dilaporkan oleh kantor berita resmi Uni Emirat Arab, WAM, pada Selasa (25/3/2025),
Dalam percakapan tersebut, MBZ menekankan pentingnya pengiriman bantuan kemanusiaan bagi penduduk Gaza yang menghadapi situasi krisis.
Ia juga menyuarakan dukungan terhadap solusi dua negara sebagai langkah menuju perdamaian yang adil dan berkelanjutan di kawasan tersebut.
Peran UEA dalam Rekonstruksi Gaza
UEA merupakan salah satu negara Arab yang menormalisasi hubungan dengan Israel melalui perjanjian yang ditengahi AS pada 2020.
Negara Teluk ini juga mendukung rencana rekonstruksi Gaza yang diinisiasi Mesir dengan estimasi biaya sebesar 53 miliar dolar AS atau sekitar Rp862 triliun.
Rencana ini bertujuan untuk membangun kembali infrastruktur tanpa harus menggusur warga Palestina dari tanah mereka.
Sementara itu, pada awal Februari lalu, Trump mengajukan rencana kontroversial untuk Gaza, yang mencakup pemindahan warga Palestina dan menjadikan wilayah tersebut sebagai "Riviera" Timur Tengah.
Baca juga: HRF: Nepal Harus Tangkap Tentara Israel yang Berlibur atas Kejahatan Perang di Gaza
Usulan ini menuai kecaman dari berbagai pemimpin dunia, termasuk negara-negara Arab.
Serangan Israel ke Gaza Berlanjut
Dikutip dari Reuters, pada 18 Maret lalu, militer Israel kembali melancarkan serangan darat dan udara di Gaza, mengakhiri kesepakatan gencatan senjata yang telah berlangsung selama dua bulan.
Serangan tersebut menyebabkan hampir 700 korban jiwa, sebagian besar wanita dan anak-anak, menurut pejabat kesehatan Palestina.
Otoritas kesehatan Palestina melaporkan bahwa sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023, lebih dari 50.000 warga Gaza telah tewas akibat kampanye militer Israel.
Sementara itu, Israel menyebut serangan Hamas yang memicu konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 1.200 orang, mayoritas warga sipil, serta menyandera sekitar 250 orang.
Pada 26 Februari lalu, penasihat diplomatik Presiden UEA, Anwar Gargash, menegaskan bahwa rencana rekonstruksi Gaza tidak dapat dilakukan tanpa adanya jalur yang jelas menuju solusi dua negara bagi Israel dan Palestina.
Pernyataan ini menegaskan sikap UEA yang mendukung perdamaian jangka panjang di kawasan tersebut.
Sejauh ini, belum ada laporan resmi apakah MBZ dan Trump turut membahas rencana rekonstruksi Gaza dalam percakapan mereka.
Namun, pembicaraan mereka mencerminkan meningkatnya tekanan internasional terhadap upaya penghentian konflik dan pemulihan kawasan tersebut.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.