Sabtu, 4 Oktober 2025

Balok H Berkekuatan Tinggi yang Tahan Gempa Diproduksi Jepang di Indonesia

Dengan menggunakan baja yang lebih kuat, pembangun dapat mengurangi jumlah baja yang dibutuhkan

Editor: Eko Sutriyanto
Istimewa
PABRIK BALOK H - Garuda Yamato Steel (GYS) di Cikarang Bekasi. GYS, anak perusahaan terkonsolidasi dari Daiwa Kogyo Indonesia, mulai memproduksi dan menjual balok-H berstandar tinggi dengan kinerja ketahanan gempa yang sangat baik pada akhir Februari 2025 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO  – Garuda Yamato Steel Co., Ltd. (GYS), anak perusahaan terkonsolidasi dari Daiwa Kogyo Indonesia, mulai memproduksi dan menjual balok-H berstandar tinggi dengan ketahanan gempa yang sangat baik pada akhir Februari 2025.

"Indonesia adalah daerah rawan gempa, tetapi dengan perkembangan ekonomi, bangunan berkembang menjadi lebih besar.

Dengan memanfaatkan teknologi manufaktur Jepang, kami menyediakan produk dengan ketahanan dan keamanan gempa yang lebih tinggi," ungkap sumber Tribunnews.com pada Senin (24/3/2025).

Inovasi terbaru ini diperkenalkan dalam acara peluncuran di Sheraton Gandaria City Ballroom, yang dihadiri ratusan peserta dari ekosistem baja dan konstruksi.

"Perkembangan ini menandai tonggak penting dalam industri baja Indonesia, karena GYS menjadi pabrik baja domestik pertama yang memproduksi balok IWF/H berkekuatan tinggi dan tahan gempa. Baja tahan gempa terkenal dengan kekuatan dan daya tahannya yang unggul," katanya.

Baca juga: 13 Gempa Bumi Pernah Terjadi saat Hari Raya Menurut Catatan BMKG, Ketahui 9 Mitigasi yang Tepat

Balok IWF/H tahan gempa tarik tinggi yang baru diluncurkan memiliki titik luluh (ukuran kekuatan baja) 345 MPa, sekitar 40 persen lebih kuat dibandingkan dengan balok-H standar di Indonesia yang umumnya memiliki titik luluh 245 MPa.

Menurut GYS, baja tarik tinggi tidak hanya memberikan ketahanan seismik dan keamanan struktural yang lebih baik, tetapi juga berkontribusi pada efisiensi biaya dalam konstruksi.

Dengan menggunakan baja yang lebih kuat, pembangun dapat mengurangi jumlah baja yang dibutuhkan, yang berpotensi menghemat biaya konstruksi hingga 20% sekaligus memastikan proyek diselesaikan tepat waktu.

"Ini adalah baja standar ganda yang memenuhi Standar Industri Jepang (JIS) untuk JIS SN490B dan standar American Society for Testing and Materials (ASTM) untuk ASTM A572 Gr.50.

Selain itu, GYS tetap berkomitmen terhadap keberlanjutan dengan baja tarik tinggi ini yang dihasilkan dari limbah baja daur ulang dan emisi rendah berkat proses peleburan dengan teknologi Electric Arc Furnace (EAF)."

Dengan memperkenalkan baja tahan gempa berkinerja tinggi di negara rawan gempa seperti Indonesia, GYS bertujuan untuk melindungi masyarakat sekaligus mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Inisiatif ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan negara akan infrastruktur yang tangguh, memastikan integritas struktural yang lebih baik di zona berisiko tinggi.

Selain meluncurkan PLUS/High Tensile Earthquake Resistant Steel, GYS juga menandatangani kontrak dengan iForte Energi Nusantara, perusahaan panel surya lokal, untuk memasang sistem tenaga surya atap dengan kapasitas puncak 6.506 kilowatt (kWp) di pabrik Cikarang mereka.

Inisiatif ini menegaskan komitmen GYS terhadap solusi energi hijau, semakin memperkuat peran mereka dalam mendukung industri baja yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved