Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Jadi Kambing Hitam, Hamas Disebut AS sebagai Penyebab Israel Serang Gaza Lagi

Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz menyebut Israel memiliki hak untuk membela diri dan menuding Hamas sebagai penyebab perang.

Telegram Quds News Network
KAMBING HITAM - Hamas mengatakan pada Jumat (14/3/2025) bahwa pihaknya telah menerima usulan dari para mediator untuk membebaskan tawanan Amerika-Israel terakhir yang masih hidup dan jenazah empat tawanan berkewarganegaraan ganda. Amerika Serikat (AS) menyalahkan Hamas atas serangan terbaru Israel di Gaza dengan menyebut bahwa Hamas menghalangi kesepakatan gencatan senjata. 

TRIBUNNEWS.COM - Hamas kembali disalahkan atas serangan terbaru Israel di Gaza.

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), Mike Waltz, menuding Hamas sebagai biang keladi atas serangan terbaru Israel di Gaza.

Menurut Mike Waltz, Israel berhak untuk membela diri setelah serangan mematikan terhadap Gaza.

"Israel memiliki hak penuh untuk membela rakyatnya dari Hamas," kata Waltz melalui media sosial X-nya, @MikeWaltz47, Jumat (21/3/2025).

"Gencatan senjata akan diperpanjang jika Hamas membebaskan semua sandera yang tersisa. Sebaliknya, mereka memilih perang," lanjut Waltz.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, juga menyatakan Presiden AS, Donald Trump, "sepenuhnya mendukung" dimulainya kembali genosida oleh Israel di Gaza.

"Dia (Trump) sepenuhnya mendukung Israel dan IDF serta tindakan yang telah mereka ambil dalam beberapa hari terakhir," kata Leavitt, dikutip dari Quds News Network.

"Presiden menjelaskan dengan sangat jelas kepada Hamas bahwa jika mereka tidak membebaskan semua sandera, akan ada banyak hal buruk yang harus dibayar, dan sayangnya, Hamas memilih untuk mempermainkan kehidupan di media," imbuh Leavitt.

Leavitt mengklaim situasi ini "sepenuhnya merupakan kesalahan Hamas" atas operasi mereka pada 7 Oktober 2023 di Israel.

Ia menambahkan, Trump ingin "semua sandera tersebut" dibebaskan.

Sejak Selasa pagi hingga Jumat, serangan udara Israel telah menewaskan lebih dari 600 warga Palestina dan melukai ratusan lainnya.

Baca juga: Israel Lanjutkan Operasi Militer di Netzarim, Hamas Serukan Liga Arab Bertindak

Serangan Israel tersebut menandai gagalnya kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang telah dimulai pada 19 Januari 2025.

Tahap pertama berakhir pada 1 Maret 2025, tetapi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak untuk melanjutkan tahap kedua.

Balasan Brigade Al-Qassam

Sayap Militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengumumkan mereka telah menembakkan serangkaian roket ke arah Tel Aviv pada Kamis (20/3/2025) kemarin.

Serangan tersebut dilakukan Brigade Al-Qassam sebagai bentuk serangan balasan setelah Israel melancarkan kampanye pengeboman hebat di Gaza.

Dikutip dari Middle East Monitor, Israel mengonfirmasi roket telah ditembakkan dari Gaza, mengklaim satu roket dicegat oleh pertahanan udara tentara, sedangkan dua lainnya menyerang daerah terbuka.

Sebelumnya, media Israel melaporkan, sirene peringatan telah dibunyikan di Israel tengah, menyusul penembakan roket dari Gaza.

Sejauh ini, belum ada korban yang dilaporkan oleh otoritas Israel.

Baca juga: Hamas Tembakkan 3 Roket ke Tel Aviv, 1 Dicegat Israel dan 2 Lainnya Jatuh di Area Tak Berpenghuni

Kamis malam, militer Israel mengatakan telah memulai operasi darat di distrik Shaboura di kota paling selatan Gaza, Rafah, yang berbatasan dengan perbatasan Mesir.

Sehari setelah mengirim tank ke Gaza tengah, militer Israel mengatakan pada Kamis, mereka juga telah mulai melakukan operasi darat di utara daerah kantong padat penduduk itu, di sepanjang rute pantai di Beit Lahiya.

Dikutip dari Reuters, beberapa warga Gaza mengatakan belum ada tanda-tanda persiapan oleh Hamas di lapangan untuk melanjutkan pertempuran.

Namun, seorang pejabat dari salah satu kelompok militan yang bersekutu dengan Hamas, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan para pejuang, termasuk dari Hamas, telah disiagakan sambil menunggu instruksi lebih lanjut.

Para pejuang juga telah diperintahkan untuk berhenti menggunakan telepon seluler. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved